NasionalPolitik

Aktivis ’98 Sebut Presidential Club Kebutuhan Sejarah dan Perlu Diperluas Cakupannya

×

Aktivis ’98 Sebut Presidential Club Kebutuhan Sejarah dan Perlu Diperluas Cakupannya

Sebarkan artikel ini
Presidential Club
Presiden RI ke 1 hingga ke 7, Soekarno, Soeharto, Bj Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, Susilo Bambang Yudoyono, Joko Widodo.

Asaberita.com, Medan — Aktivis ’98, Muhammad Ikhyar Velayati menyambut gagasan Prabowo Subianto, Presiden terpilih, untuk mendirikan sebuah perkumpulan yang dikenal sebagai ‘Presidential Club’. Baginya, gagasan ini bukan sekadar rencana biasa, melainkan sebuah kebutuhan sejarah yang mencerminkan semangat persatuan nasional.

Menurut Ikhyar, inisiatif Prabowo tersebut memang tepat untuk memperkuat persatuan nasional, tetapi dia berpendapat bahwa anggota klub sebaiknya diperluas untuk mencakup perwakilan dari berbagai daerah dan latar belakang politik.

Dia menyarankan agar tidak hanya mantan presiden yang diundang, tetapi juga mantan wakil presiden, ulama kharismatik seperti Gus Baha dan Gus Mus, serta tokoh-tokoh regional dan aktivis lintas generasi.

“Presiden terpilih Prabowo Subianto telah mengusulkan pembentukan ‘Presidential Club’ sebagai upaya nyata untuk memperkuat persatuan nasional. Namun, kita mengusulkan agar cakupan keanggotaannya diperluas untuk mencerminkan keberagaman dan inklusivitas yang sebenarnya,” ujar Ikhyar di Medan, pada Sabtu (4/5/2024).

BACA JUGA :  PAN Resmi Usung Putra Mahkota Alam Sebagai Bacalon Bupati Palas

Ikhyar menambahkan bahwa dalam sejarah Indonesia, perubahan besar sering kali terjadi ketika para tokoh bangsa dan aktivis bersatu dalam menghadapi tantangan bersama.

Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Terpilih RI, Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak, menyatakan bahwa Prabowo ingin membentuk ‘Presidential Club’ yang terdiri dari mantan presiden RI agar bisa secara rutin bertemu dan berdiskusi tentang isu-isu strategis kebangsaan. Tujuannya adalah untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa.

Respon terhadap gagasan Prabowo ini juga disampaikan oleh Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana. Meskipun belum ada detail resmi terkait persetujuan dari Presiden Joko Widodo atau Istana, Ari menekankan pentingnya silaturahmi antara mantan dan pemimpin negara Indonesia, yang menjadi fondasi penting dalam memperkuat persatuan nasional. (red)

BACA JUGA :  Mukernas PPP Minta DPP Gelar Muktamar Usai Pilkada 2020

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *