NasionalPeristiwa

Manifes 98 Desak Titiek Soeharto Menjadi Ibu Negara

×

Manifes 98 Desak Titiek Soeharto Menjadi Ibu Negara

Sebarkan artikel ini
Ibu Negara
Manifes 98 Desak Titiek Soeharto Menjadi Ibu Negara

JAKARTA – Indonesia, sebagai negara besar dengan keanekaragaman budaya, sosial, dan ekonomi, membutuhkan dukungan kuat dari berbagai aspek untuk memperkuat pembangunannya. Salah satu peran penting yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun bangsa adalah Ibu Negara. Seorang Ibu Negara yang aktif dan inspiratif mampu menyuarakan aspirasi masyarakat serta mendukung kesejahteraan bangsa.

Peran Ibu Negara tidak hanya terbatas pada pendamping Kepala Negara, tetapi juga sebagai figur yang memperjuangkan isu-isu sosial, seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, serta kesejahteraan keluarga. Dengan kehadiran yang langsung dan empati yang mendalam, seorang Ibu Negara dapat memberikan perhatian pada isu-isu yang sering luput dari perhatian publik, namun berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat.

Indonesia membutuhkan sosok Ibu Negara yang memahami kondisi bangsa, mampu menjangkau masyarakat luas, dan hadir secara langsung untuk mendengarkan kebutuhan rakyat. Seorang Ibu Negara juga memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai luhur budaya bangsa dan menjadi penghubung antara pemerintah dan rakyat, melalui kepedulian dan aksi nyata.

BACA JUGA :  Pj Gubernur Sumut Tekankan ASN dan DPRD Bersinergi untuk Percepatan Pembangunan

Siti Hediati Hariyadi, yang lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto, dinilai sebagai sosok yang tepat untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto. Dengan ketulusan dan kebijaksanaannya, Titiek Soeharto diyakini mampu memberikan dukungan yang kuat dalam memajukan bangsa dengan penuh dedikasi.

Hal ini menjadi topik pembahasan dalam Diskusi Publik Nasional bertajuk Indonesia: Darurat Ibu Negara yang diadakan pada 14 Oktober 2024 di ICMI Centre, Jakarta Selatan.

Dr. Hj. Herawati Tarigan, seorang akademisi, mengemukakan perspektif fiqih terkait hubungan Prabowo dan Titiek Soeharto. Menurutnya, jika seorang suami tidak memberikan nafkah selama tiga bulan berturut-turut, maka jatuh talak satu. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi mengenai perceraian antara Prabowo dan Titiek Soeharto.

Pengamat politik Indra J. Piliang menegaskan pentingnya Prabowo untuk secara resmi menyatakan bahwa Titiek Soeharto adalah istrinya. Jika hal ini dilakukan, maka secara otomatis Titiek Soeharto akan menjadi Ibu Negara mendampingi Presiden Prabowo.

BACA JUGA :  Koordinator RJBBP: Rumah Pemenangan Relawan Prabowo Presiden di Menteng Jakarta Pusat akan Diresmikan

Sementara itu, Lili Erawati, seorang aktivis 98, menegaskan bahwa hubungan Prabowo dan Titiek Soeharto baik-baik saja dan tetap harmonis.

Diskusi ini ditutup dengan ucapan terima kasih dari Leriadi, Ketua Redaksi Pelaksana, yang didampingi Heru Susanto. Mereka menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang antusias mengikuti diskusi yang dihadiri oleh beberapa tokoh, seperti Achmad Ismail sebagai host, Ridwan Muchtar, Aria Iskandar, serta kawan-kawan dari Manifes 98 dan Benteng Berkarya Rescue Indonesia.

(ABN/Rel)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *