Peristiwa

Heboh !!! Penerimaan Dosen Tetap BLU Non-PNS di UINSU Diduga Jadi Ajang Jual Beli

×

Heboh !!! Penerimaan Dosen Tetap BLU Non-PNS di UINSU Diduga Jadi Ajang Jual Beli

Sebarkan artikel ini
UINSU
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).
UINSU
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU).

Asaberita.com, Medan – Heboh dan viral di media sosial, penerimaan dosen tetap Badan Layanan Umum (BLU) non-PNS di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), diduga jadi ajang transaksional, jual beli dan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

Dugaan itu muncul karena banyaknya keanehan yang terjadi dalam penerimaan dosen tetap BLU non PNS itu dan viral diperbincangkan netizen di medsos, baik facebook, twitter dan Whatsapp.

Keanehan pertama, singkatnya waktu pendaftaran dan unggah berkas yang hanya 3 hari (15 – 17 November 2021) pukul 14.00 WIB, sementara pengumuman rekrutmen baru dipublikasi pada 15 November sore.

Waktu untuk tes kompetensi dasar (TKD) bagi calon dosen (cados) yang lolos administrasi dilakukan 1 hari, tes kompetensi bidang (praktik kerja dan wawancara) bagi cados yang lolos TKD juga hanya 1 hari. Dan pengumuman kelulusan dan penetapan pada 20 November 2021. Artinya, sejak pendaftaran hingga penetapan hanya 6 hari.

Keanehan kedua, pengumuman cados yang lolos TKD yabg sebelumnya dijadwal pada 18 November, tiba-tiba diumumkan diundur ke tanggal 19 November. Dan saat pengumuman ada nama yang tidak terdaftar sebagai cados lolos administrasi tiba-tiba tercantum namanya sebagai cados lolos TKD. Ada juga cados yang diloloskan pada bidang formasi yang tidak ia lamar. Sedangkan cados yang melamar pada formasi itu tidak diloloskan.

Salah seorang peserta seleksi yang tidak lolos TKD bahkan memposting di grub facebook Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) pada Jumat siang (19/11) dengan nama akun #Ibnu Azan Hasibuan, menyebut sebagai ‘dunia tipu-tipu’ untuk penerimaan cados BLU non-ASN di UINSU itu.

Dalam postingannya, #Ibnu Azan Hasibuan mengatakan ia mengikuti test masuk dosen di salah satu Universitas Negeri Islam. Saat TKD (tes kemampuan dasar) ada peserta yang gak ikut tes, tapi tiba-tiba ia lulus menuju tahap TKB (tes kemampuan bidang).

Ia kemudian mempertanyakan, “yang seperti ini masuknya dari mana? Apa orang dalam? Atau pesawat luar E? Ngeri tinggal di Indonesia ini ya..wkwkwk. semoga kelak beliau jadi dosen dapat rezeky yg melimpah walau bersaingnya gak sehat,” sebutnya dalam postingan itu.

BACA JUGA :  Kantah Simalungun Ikuti Rapat Klarifikasi Pengaduan Masyarakat Bersama DPR-RI dan Kanwil BPN Sumut

Postingan itupun kemudian ditanggapi banyak netizen dan viral di nedia sosial. Para penanggap banyak yang mengatakan agar dilaporkan ke instansi berwenang serta ke Kemenag dan BKN disertai dengan bukti-buktinya agar panitia seleksi dan pejabat yang bertanggungjawab dalam penerimaan itu ditindak.

Ada juga penanggap yang mengatakan bahwa permainan seperti ini kerap terjadi apalagi untuk penerimaan dosen non-PNS.

Selain di facebook, persoalan ini juga ramai dibicarakan di grub-grub whatsapp, utamanya grub whatsapp para dosen, seperti grub Dosen Luar Biasa FSH, Kajian Politik Islam dan lainnya, dimana anggota dalam grub itu banyak yang mengikuti seleksi calon dosen tetap BLU non-PNS UINSU.

Para peserta seleksi mengatakan bahwa panitia seleksi tidak profesional, server yang digunakan untuk penerimaan cados kacau, termasuk panitia tidak beretika dengan mengucapkan kata-kata yang tidak sopan pada peserta seleksi. Sejumlah peserta seleksi bahkan ada yang mengatakan bahwa penerimaan ini hanya formalitas, karena telah ada calon yang dipersiapkan.

Ada juga sejumlah netizen di grub WA yang mengatakan bahwa ini sebagai ajang jual beli oknum-oknum tertentu dan hal ini perlu dibongkar ke permukaan.

Kecurigaan para peserta itu bukan tanpa bukti, sebab dari pengumuman hasil TKD dipublikasikan pada Jumat (19/11), ada nama Dini Vientiany, melamar pada Asisten Ahli-Dosen Pengembangan Ekonomi Syariah. Keanehannya, namanya keluar di pengumuman dengan formasi Lektor-Dosen Ekonomi Syariah.

Sebelumnya, formasi itu hanya diisi oleh 1 orang saja dan diketahui dia tidak lulus. “Yang bikin kita bertanya-tanya kenapa bisa Dini Vientiany lulus di formasi yang tidak didaftarkannya,” ujar peserta itu yang tidak ingin namanya disebutkan.

Kecurigaan lainnya, ada nama Nur Hasanah Harahap, namanya tak ditemukan di daftar calon peserta yang lulus seleksi administrasi, artinya ada kemungkinan dia tak lulus berkas atau bahkan tak melamar sama sekali. Tapi luar biasanya, namanya muncul di pengumuman hasil TKD, dan dinyatakan lulus. “Ini bagaimana ceritanya, gak daftar dan gak masukin berkas bisa lulus TKD?,” tambahnya dengan nada kesal.

BACA JUGA :  Resmikan Ekshibisi Tanah Ulayat, Menteri AHY Harap dapat Satukan Visi Sukseskan Pendaftaran Tanah Ulayat

Kekesalannya bertambah karena dalam pengumuman tak mencantumkan skor peserta yang lolos TKD, sementara ia menyakini skor TKD nya tinggi namun tidak lulus.

“Kita lihat banyak keanehan, kalau mau dibuka untuk kalangan internal aja, untuk apa dipublikasikan, dan kita akan melaporkan panitia yang tidak becus ini ke Ombudsman RI,” sergahnya.

Penelusuran yang dilakukan didapat keterangan dari sebuah sumber di UINSU yang minta namanya dirahasiakan, Sabtu (20/11). Ia mengatakan bahwa seleksi ini hanyalah formalitas saja. Sebab beberapa oknum di UINSU sebelumnya telah ‘bergerilya’ menawarkan kepada sejumlah cados formasi yang diinginkan, syaratnya memberi ‘mahar’ dengan jumlah yang ditentukan. Selain itu ada juga cados titipan dari ‘atas’. “Jumlah dosen yang diterima kan terbatas, hanya 65 orang untuk 41 formasi yang tersedia,” katanya.

Selain itu, tentang banyaknya keluhan peserta terkait server yang kacau, sumber mengatakan bahwa server yang dipakai untuk penerimaan cados tetap BLU non-PNS adalah server dari Universitas Medan Area (UMA), bukan server dari UINSU. Padahal, server yang dimiliki UINSU jauh lebih baik. Penggunaan server milik pihak ketiga diduga agar ada alokasi anggaran untuk sewa server.

Belum ada keterangan resmi dari pihak UINSU terkait persoalan ini. Pihak Biro Kepegawaian, Fitri yang coba dikonfirmasi via telepon selularnya tidak mengangkat. Konfirmasi yang dikirim via WA juga tidak dijawab. Konfirnasi via telepon dan WA juga dilakukan melalui humas UINSU Yuni Salma terkait persoalan yang sama, namun hingga berita ini diturunkan tetap tidak ada keterangan, meski pesan WA yang dikirim telah dibaca oleh keduanya. (has)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *