ACT Sumut Distribusikan Beras Untuk Santri di Tiga Ponpes di Simalungun

Asaberita.com-Simalungun — Dalam melaksanakan misi kemanusiaan, Aksi Cepat Tanggap (ACT) tidak tanggung-tanggung, kalau bisa dilaksanakan dalam satu hari dan memiliki dampak yang besar bagi ummat, kenapa tidak? Ini dibuktikan oleh 3 orang relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan staf ACT Sumatera Utara pada Minggu 22 Desember 2019 lalu. Kali ini, misi yang dilaksanakan adalah pendistribusian Beras Untuk Santri Indonesia (BERISI).

Bacaan Lainnya

Distibusi BERISI kali ini menyasar hingga luar Kota Medan, tepatnya di Kabupaten Simalungun berjarak sekitar 206 km atau dengan kata lain menempuh waktu 5 jam 10 menit. Dengan membawa 100 karung beras 5 kg, pada hari Sabtu (21/12) tim distribusi Beras ini berangkat dari Medan pukul 10 pagi. Dan tiba di Kabupaten Simalungun pukul 04.00 sore.

Selain telah mengantongi nama salah satu pondok pesantren yang berhak menerima bantuan Beras Untuk Santri Indonesia ini, namun tim Berisi ACT Sumut upayakan untuk mencari beberapa nama lagi yang berhak menerimanya. Hingga terkumpul lah 3 nama pondok pesantren yang akan menerima bantuan BERISI.

Ponpes Surya Agung

Keesokan harinya, tim distribusi bergerak pagi hari sekali menuju ke tiga pondok pesantren yang sudah ditetapkan sebagai penerima BERISI. Untuk pertama, tim menuju Pondok Pesantren Surya Agung. Pondok ini berjarak sekitar 1,8 km, atau hanya menempuh waktu sekitar 5 menit. Ponpes ini sangat terpencil sekali lokasinya, terletak ditengah-tengah perkebunan kelapa sawit, namun lahan yang dibangun pondok pesantren yang berusia 9 tahun ini merupakan lahan pribadi, hanya kebetulan saja berada dilokasi lahan perkebunan PTPN 4.

Dilokasi tim disambut baik oleh adik-adik Santri dan yang mewakili dari Pendidik Ponpes, Ust. Dadang. Sehari sebelumnya tim telah melakukan komunikasi kepada Ust, Dadang, mengenai niat kunjungan kami. Ustad Dadang pun menyambut baik dan sangat kebetulan sekali kedatangan tim bertepatan saat Santri akan liburan panjang. Justru pada saat kami akan mendistribusikan BERISI ini, santri mulai ada yang dijemput oleh orangtuanya, namun ditunda beberapa jam karena untuk menyambut tim ACT Sumut yang membawa paket BERISI.

Setelah selesai serah terima BERISI, ustad Dadang menyempatkan diri membawa tim berkeliling komplek Ponpes, sembari menjelaskan beberapa unit usaha yang sedang dikembangkan oleh Ponpes. Di ponpes Surya Agung ini sudah dibangun unit usaha air mineral masak yang diperjual belikan dilingkungan sekitar Ponpes, setiap harinya mereka mampu memproduksi hingga 50 galon air mineral masak.

BACA JUGA :  Peringari Hari Kesiapsiagaan Bencana, ACT Sumut Melatih Relawan MRI di Taman Air Percut

Kemudian ada juga lahan perkebunannya, selain hasilnya dijual ke pasar terdekat, hasil perkebunan yang berupa sayur-sayuran juga merupakan panganan yang sehat untuk para Santri. Santri yang tanam, santri yang panen, dan santri juga yang menikmati hasilnya, dan ini sangat membantu pihak Ponpes dalam memnyiapkan panganan yag sehat bagi Santrinya walau dengan keterbatasan biaya. Saat ini Ponpes tidak mematokkan biaya kepada Santrinya, karena walau kita berikan patokan harga tidak sedikit orang tua Santri minta keringanan, bahkan ada juga orang tua Santri yang memiliki kelebihan rezeki, justru membayar iuran (SPP) melebihi dari yang kami minta, jelas Dadang.

Kita sengaja tidak ingin memberatkan orang tua Santri dan Santri itu sendiri dengan biaya Iuran (SPP) yang mengikat, karena mereka ingin belajar di ponpes ini saja sudah sangat kita syukuri. Kita bersyukur masih banyak anak-anak yang memiliki minat belajar di ponpes, walau saat ini minat itu sudah mulai menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Karena diawal-awal ponpes ini berdiri jumlah Santri bisa mencapai 300 orang, kini hanya 80 orang saja.

Kami berharap dengan kunjungan ACT ini mampu menggerakkan kembali minat orangtua untuk mengajak anaknya menimba ilmu di ponpes ini, walau dengan keterbatasan dan lingkungan yang terpencil ditegah perkebunan sawit, namun kami yakin para santri akan tetap betah dan semangat menimba ilmu disini, karena suasana hening mampun meningkatkan daya otak dan mudah menghafal. Selain itu disini anak-anak santri juga akan kita ajarkan cara bercocok tanam dan beternak, ujarnya.

Ponpes Daarut Tahfidz

Setelah usai dari Ponpes Surya Agung, tim kembali bergerak di lokasi distribusi selanjutnya. Kali ini kita menuju ke Desa Sei Mangkei berjarak sekitar 9,4 km dari lokasi sebelumnya, atau dengan menempuh waktu sekitar 18 menit. Tim bergerak menuju Ponpes Daarut Tahfidz, sebuah Pondok Pesantren yang lebih memfokuskan anak-anak Santri nya untuk menjadi penghafal (hafidz) Quran.

Ponpes Daarut Tahidz ini hampir sama dengan Ponpes Surya Agung berada didalam area perkebunan, namun bedanya Daarut Tahfidz berdekatan dengan pemukiman penduduk, namun antara asrama putera dan puterinya terpisah, akan tetapi tetap berbaur denagn pemukiman penduduk. Uniknya ponpes ini memiliki pantai pasir putih dihalaman belakangnya, pantai pasir putih Sungai Asahan.

Sehingga kalau diperhatikan, lingkungannya sangat Asri sehingga para santri juga akan merasa nyawan dan mudah menghafal setiap ayat-ayat AlQuran. Selain itu lingkungannya juga cukup bersih.

BACA JUGA :  Safari Subuh di Masjid Ubudiah, Rahudman Ajak Umat Memakmurkan Masjid

Setibanya kami di Ponpes ini, para santri dan pengajarnya sangat baik menyambut tim distribusi BERISI. Terlihat beberapa Santri laki-lakinya menggunakan jubah putih dan sorban putih, sebagian terllihat sibuk dengan hafalannya di mushola. Ust. Abdul Rahim, salah satu pengajarnya menyambut kami besert a keluarganya. Ustad pun sempat mengajak tim berkeliling-keliling dikawasan Ponpes Asri ini.

Menurut Abdul Rahim, Santri disini ada 40 orang, dengan lingkungan yang Asri ini dapat mempermudah hafalan dan memberikan semangat menghafal bagi para santri. Itu sebabnya para santri disini masih kanak-kanak saja ada yang sudah mampu menghafal hingga 5 juzz. Bahkan sudah ada yang mampu menjadi Imam Tarawih disaat ramadhan tahun lalu.

Usai menemani kami berkeliling di ponpes, kami pun segera melaksanakan niat awal kami ingin mengantarkan bantuan Beras Untuk Santri Indonesia kepada Ponpes Daarut Tahfidz ini. Ustadz Abdul Rahim mengucapkan rasa syukurnya karena masih ada yang masih mempedulikan kehidupan para Santri, semoga apa yang dilakukan ACT mendapat keberkahan dari Allah SWT. Usai serah terima, tim pun segera meninggalkan Ponpes Daarut Tahfidz dan meluncur menuju Ponpes berikutnya.

Ponpes Daarul Khoirot

Untuk ponpes yang ketiga ini, tim bergerak ke lokasi distribusi menuju Desa Tanjung Hataran. Disana ada Ponpes Daarul Khoirot namanya, dengan menempuh jarak 30,5 km atau kisaran waktu 1 jam 6 menit, dan melewati jalan yang kurang baik, tim pun tiba dilokasi. Namun yang sedikit disayangkan tim tidak dapat menemui para Santri, karena bertepatan dengan liburan akhir semester.

Akhirnya bantuan BERISI kita salurkan melalui pengurus Ponpes yang saat itu masih berada dilokasi, dan mereka menyambut baik kedatangan tim ACT-MRI Sumut, dan sempat menjamu kami makan dan minum di ponpesyang cukup terbilang sederhana ini. Dan Alhamdulillah, usai serah terima BERISI di Daarul Khoirot usai pula tugas tim BERISI ACT-MRI Sumut pada hari ini, dengan menempuh jarak 4,5 jam dari kota Medan namun 3 ponpes mampu dikunjungi dalam 1 hari dan BERISI terealisasi didistrubsikan. (asa/hasan)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *