MEDAN — Suasana haru menyelimuti lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN) Sumatera Utara setelah kabar duka datang bertubi-tubi dari wilayah Tapanuli Raya. Bencana yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Tapanuli Utara meninggalkan luka mendalam—rumah-rumah rusak, warga mengungsi, dan keluarga terpisah dalam kepanikan.
Di tengah duka itu, seluruh jajaran Kanwil BPN Sumut menyampaikan belasungkawa yang tulus. Doa dipanjatkan agar keluarga yang terdampak diberikan kekuatan, perlindungan, serta ketabahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak hanya itu, harapan juga mengalir agar keadaan segera pulih dan kehidupan masyarakat dapat kembali berjalan seperti sedia kala.
Kepala Kanwil BPN Sumut, Sri Pranoto, menyampaikan rasa empatinya atas musibah tersebut. Ia menuturkan bahwa bencana alam bukan hanya merusak fisik bangunan dan lahan, tetapi juga mengguncang kehidupan sosial dan emosional masyarakat. Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah memastikan kehadiran negara—untuk menyapa, menenangkan, dan membantu warga bangkit kembali.
“Kami di Kanwil BPN Sumut sangat berduka atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita di Tapanuli Selatan, Madina, Tapteng, Sibolga, dan Taput. Semoga Tuhan memberi kekuatan dan ketabahan kepada seluruh keluarga di sana. Kami mendukung penuh upaya pemulihan dan siap mengambil peran sesuai tugas kami untuk membantu masyarakat bangkit,” ujar Sri Pranoto, Senin (1/12).
Di ruang kerjanya, Sri Pranoto berkisah tentang bagaimana beberapa pegawai BPN memiliki anggota keluarga yang tinggal di wilayah terdampak. Mereka bekerja sambil menunggu kabar, berharap rumah dan orang yang mereka sayangi selamat. “Bencana ini bukan hanya milik warga Tapanuli, tetapi menjadi duka kita bersama,” tambahnya.
Meski fisik berada di Medan, hati dan doa keluarga besar BPN Sumut tetap tertuju kepada masyarakat Tapanuli Raya. Sejumlah pegawai terlihat mengorganisir penggalangan bantuan internal berupa kebutuhan dasar seperti air minum, selimut, pakaian layak pakai, serta obat-obatan untuk dikirimkan ke lokasi terdampak. Inisiatif spontan ini menunjukkan bahwa solidaritas tumbuh bukan karena kewajiban, tetapi karena panggilan kemanusiaan.
Di tengah guncangan bencana, harapan perlahan tumbuh. Warga Tapanuli Raya bukanlah orang asing bagi BPN Sumut; mereka adalah bagian dari keluarga besar Sumatera Utara. Dan ketika satu bagian keluarga terluka, seluruhnya ikut merasakan.
“Sumut itu rumah kita bersama. Ketika satu daerah sakit, kita semua ikut merasakan. Kita akan berdiri bersama hingga saudara-saudara kita kembali kuat,” tegas Sri Pranoto.
Dari doa, empati, hingga aksi nyata, Kanwil BPN Sumut berharap sedikit cahaya dapat menjangkau warga yang sedang berada di tengah kegelapan bencana. Karena dalam setiap musibah, selalu ada tangan-tangan yang terulur, dan dalam setiap luka, selalu ada harapan untuk pulih.
(ABN/basri)
- Aparat Bungkam, Judi Sabung Ayam Makin Bebas: Warga Desak Kapolrestabes Medan Bertindak – Desember 2, 2025
- Jadi Pemateri “Indonesia Punya Kamu”, Menteri Nusron: Generasi Muda Terdidik adalah Motor Penggerak Dunia – Desember 2, 2025
- PW KAMMI Sumut dan PD KAMMI Medan Dirikan Dapur Umum dan Posko Bantuan untuk Korban Banjir di Medan – Desember 2, 2025











