Gempa M 6,8 di Mindanao Filipina Berpotensi Destruktif
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi data mutakhir menjadi magnitudo (M) 6,8 terkait gempa yang terjadi Mindanao, Filipina. Kedalaman gempa tersebut adalah 37 km.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa ini berkekuatan M=6,9 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=6,8,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12/2019).

Asaberita.com-Jakarta — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi data mutakhir menjadi magnitudo (M) 6,8 terkait gempa yang terjadi Mindanao, Filipina. Kedalaman gempa tersebut adalah 37 km.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa ini berkekuatan M=6,9 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=6,8,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/12/2019).
Daryono menyebutkan gempa tersebut berpotensi destruktif. Gempa juga dirasakan hingga Sulawesi Utara.
“Dampak guncangan gempa ini di sekitar episenter khususnya di Davao Del Sur diperkirakan mencapai VII MMI dan berpotensi destruktif. Gempa ini juga dirasakan di wilayah Indonesia, yaitu daerah Sangihe Talaud, Sulawesi Utara, yang jaraknya lebih dari 334 km dari pusat gempa,” tuturnya.
Laporan terakhir yang diterima BMKG, belum ada data mengenai kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa. Daryono menuturkan terjadi gempa susulan berkekuatan M 5,0 pukul 13.33 WIB.
“Hingga saat ini di Sangihe Talaud belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hasil monitoring menunjukkan baru terjadi 1 gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo 5,0 pada pukul 13.33 WIB,” sebutnya.
Dari data BMKG, gempa yang terjadi di Filipina menyebabkan 40 orang meninggal dan 800 orang menderita luka-luka pada 16, 29, dan 31 Oktober 2019. Gempa tersebut diduga disebabkan aktivitas zona Sesar Cotabato.
“Di wilayah ini sudah terjadi tiga gempa kuat yang menyebabkan lebih dari 40 orang meninggal dan 800 orang menderita luka-luka. Adapun ketiga gempa tersebut adalah gempa pada 16 Oktober M 6,3, gempa 29 Oktober M 6,6, dan gempa 31 Oktober M 6,5. Ketiga gempa kuat ini diduga kuat dipicu oleh aktivitas zona Sesar Cotabato,” jelasnya. (dtc/has)
- LBH Medan Duga Terbitnya 22 SHM di Lahan Warga di Belawan Bahari Sebagai Praktik Mafia Tanah - September 16, 2024
- Pebowling Sumut Aldila Sumbangkan 2 Medali Emas - September 16, 2024
- Fariz Syahputra, Jadi Atlet Drumband Sumut Terinspirasi dari Ayahnya Hingga Sukses Berprestasi PON XXI - September 16, 2024