Asaberita.com-Jakarta – Dalam artikelnya yang dimuat di Strategic Culture Foundation, mantan perwira intelijen militer dari CIA, Philip Giraldi menduga soal virus corona ada keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan Israel. Ia menilai virus corona sengaja diciptakan sebagai senjata perang biologis.
“Ada kisah Israel yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Para ilmuwan di Galilee Research Institute Israel sekarang mengklaim bahwa mereka akan memiliki vaksin terhadap virus corona dalam beberapa minggu yang siap untuk didistribusikan dan digunakan dalam waktu 90 hari,” ungkap Giraldi dikutip dari Viva, Sabtu (7/3/2020).
Lembaga ini lanjut Giraldi mengklaim telah terlibat dalam empat tahun penelitian tentang avian corona virus yang didanai oleh Kementerian Sains dan Teknologi dan Pertanian Israel. Mereka mengklaim bahwa virus ini mirip dengan versi yang telah menginfeksi manusia, yang telah menyebabkan terobosan dalam pengembangan melalui manipulasi genetik.
“Tetapi beberapa ilmuwan skeptis bahwa vaksin baru dapat diproduksi sedemikian cepat untuk mencegah virus yang ada hanya baru-baru ini. Mereka juga telah memperingatkan bahwa bahkan jika vaksin dikembangkan biasanya harus diuji untuk efek samping, proses yang biasanya memakan waktu lebih dari setahun dan termasuk menggunakannya pada manusia yang terinfeksi,” sambungnya.
Giraldi menjelaskan jika seseorang menganggap bahwa AS memiliki andil dalam menciptakan virus corona pada sisa-sisa pusat penelitian senjata biologi yang dulunya luas di Ft Detrick Maryland, sangat mungkin bahwa Israel adalah mitra dalam proyek tersebut.
“Membantu mengembangkan virus juga akan menjelaskan bagaimana para ilmuwan Israel telah dapat mengklaim keberhasilan dalam menciptakan vaksin begitu cepat, mungkin karena virus dan perawatan untuk itu dikembangkan secara bersamaan,” ujarnya.
Giraldi menilai bagaimanapun, ada konsekuensi politik yang pasti terhadap munculnya virus corona, dan tidak hanya di Cina. Di AS Presiden Donald Trump telah disalahkan karena berbohong tentang virus dan ada berbagai skenario dalam publikasi mainstream berspekulasi tentang kemungkinan dampak pada pemilihan pada tahun 2020.
“Jika ekonomi tenggelam bersama-sama dengan pasar saham, itu akan berdampak buruk pada Trump apakah dia sebenarnya bersalah. Jika penahanan dan pengobatan penyakit itu sendiri di Amerika Serikat tidak berjalan dengan baik, mungkin juga ada reaksi yang signifikan, terutama karena Demokrat telah mempromosikan peningkatan perawatan kesehatan,” jelasnya.
Namun lanjut Giraldi, satu pakar berpendapat bahwa penyakit dan ekonomi yang tenggelam tidak akan menjadi masalah selama ada perubahan haluan sebelum pemilihan, tetapi banyak yang bisa terjadi dalam delapan bulan ke depan.
“Kemudian ada masalah keamanan nasional kebijakan luar negeri seperti yang terlihat dari Yerusalem dan Washington. Sulit untuk menjelaskan mengapa virus corona telah menyerang satu negara khususnya selain Cina dengan sangat parah. Negara itu adalah Iran, musuh kedua AS yang sering dikutip,” tandasnya. (viva/hdy/has)
- Paslon Bupati Nomor 1 Freddy-Andreas Bantah Tudingan Suap di Pilkada Samosir - Desember 7, 2024
- Anak Penjual Ketoprak Lulus Seleksi Bintara TNI AU dari Panda Lanud RHF - Desember 7, 2024
- Bincang-bincang Podcast, Dishub Sumut Pastikan Kesiapan Transportasi Mudik Nataru 2024 - Desember 7, 2024