Kebijakan Digitalisasi Pemerintah Belum Menyentuh Rakyat Kecil

Webinar
Webinar Digitalisasi Untuk Wong Cilik, Siapa Yang Mewujudkan ? yang diadakan Perkumpulan Manifes Indonesia, Senin, (29/11/2021)

 

Webinar
Webinar Digitalisasi Untuk Wong Cilik, Siapa Yang Mewujudkan ? yang diadakan Perkumpulan Manifes Indonesia, Senin, (29/11/2021)

Asaberita.com, Medan – Kebijakan digitalisasi yang digulirkan pemerintah masih belum  sepenuhnya menyentuh kebutuhan rakyat kecil. Realitas ini terungkap di acara diskusi nasional secara daring dengan tema “Digitalisasi Untuk Wong Cilik, Siapa Yang Mewujudkan ? yang digagas Perkumpulan Manifes Indonesia, Senin, 29 November 2021.

Bacaan Lainnya

Leriadi sebagai pelaksana kegiatan menyatakan bahwa acara webinar Manifes Indonesia diadakan dalam rangka menyatukan gagasan seluruh komponen anak bangsa bagaimana agar solusi yang terbaik bisa dijalankan pemerintah terkait digitalisasi.

Pada Webinar ini ketersediaan infrastruktur TIK menjadi “sorotan” bersama dari para peserta diskusi. Peserta diskusi dari Sumatera Utara bahkan Jakarta, mengeluhkan hal yang sama terkait adanya kesenjangan (gap) atas kebijakan digitalisasi nasional di bidang infrastruktur digital.

“Akses internet saat ini, faktanya tidak stabil. Koneksinya masih sering terputus-putus. Padahal, kabarnya infrastruktur jaringan internet kita, tengah menuju ke generasi kelima atau 5G,” ujar Ridwan, peserta diskusi dari Jakarta.

Ketidakstabilan koneksi, juga “memakan” data internet cukup banyak, timpal peserta lainnya. Konektivitasnya pun belum merata. Ketidaktauan publik atas program digitalisasi, juga masih sangat minim. sambung peserta dari Sumut.

BACA JUGA :  Komisioner BNSP Henny Widyaningsih Minta Media Lakukan Kewajiban Koreksi

Terkait itu, sebelumnya, Direktur Pengendalian Media Kemenkominfo, Dr Nursodik Gunarjo, M.Si, secara terbuka  menyampaikan perkembangan situasinya. “Belum semua wilayah, tersambung internet generasi keempat atau 4G. Untuk infrastruktur digital, ditarget harus mampu menjangkau 83.812 desa. Saat ini, baru mencapai 66.600 desa saja yang terkoneksi internet 4G. Prioritas capaian ke depan menyasar ke 9.000-an desa yang berada di kawasan 3T (terluar, terdepan, tertinggal).

Bagi wilayah yang sudah terkoneksi, Kemenkominfo RI, terus meningkatkan literasi digitalnya. Harapannya, bisa mendongkrak ekonomi digital masyarakat disana.

Di sisi lain, panel ahli digitalisasi, Prof. Dr Jaswar Koto menilai, soal penggunaan akses internet (internet providing), mestinya bisa dioptimasi lewat teknologi AI – artificial intelegent. Teknologi AI mampu mendeteksi akses internet secara “smart”. Kecepatan maupun kebutuhan data internet bisa teridentifikasi dengan baik. Sehingga, ini bisa menjawab ekspektasi wong cilik di dunia digital. Kecepatan internetnya bisa diakselarasi namun data internetnya, jauh lebih hemat.

Jaswar bahkan sudah menerapkannya di bidang pendidikan. Di kampusnya, data internet ketika mengakses zoom meeting misalnya, bisa diminimasi namun dengan kualitas internet yang cukup bagus.

Penggunaan “AI” di saat zoom meeting mampu menghemat hingga menjadi 9 GB/semester dari yang sebelumnya di 849 GB/semester. Dalam skala nasional. Ini bakal lebih bisa menghemat uang negara jika diterapkan.

Penyediaan infrastruktur TIK harus berorientasi bagi terciptanya layanan digital yang efektif dan efisien, tegas Prof. Jaswar Koto, Wakil Rektor I Universitas Insan Cita Indonesia (UICI).

BACA JUGA :  Firli Ingin Tertibkan Parpol Seperti China, Feri Amsari: Semacam Cawe-cawe

Sementara Eddy Aswari, MM dalam diskusi itu memaparkan bahwa pemerintah harus bersinergi dengan semua stackholder agar program digital sampai pelosok negeri tercapai.

Peserta lain memberikan tanggapan , Zulhajji Siregar, S.Sos dari Tapanuli Selatan menegaskan bahwa digitalisasi di Tabagsel belum terkoneksi sampai pendalaman pedesaan, sekarang sudah 3G, 4G tapi di desa 1G juga belum.

Ketua Komisi A DPRD Sumut Hendro Susanto yang ikut aktif dalam diskusi itu mengatakan, DPRD Sumut siap mengawal dan mendukung program digitalisasi sampai pelosok negeri oleh Kemenkominfo RI, khususnya di Sumatera Utara karena persoalan digitalisasi saat ini sudah menjadi kepentingan umum.

Acara diskusi nasional ini dipandu oleh Muhammad Radius Anwar selaku protokol yang diawali dengan do’a oleh Ustad Muhammad Mas’ud Silalahi, S.Sos. Setelah acara ini, menurut Leriadi, Manifes Indonesia akan menggelar webinar nasional lanjutan. (red/has)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *