Hukum

Ketua Umum DPP SDI: Darurat Begal di Sumut masuk Kejahatan Extraordinary Crime

×

Ketua Umum DPP SDI: Darurat Begal di Sumut masuk Kejahatan Extraordinary Crime

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum DPP SDI
Ketua Umum DPP Sumbu Desa Indonesia (SDI) Faisal Roni Nasution.
Ketua Umum DPP SDI
Ketua Umum DPP Sumbu Desa Indonesia (SDI) Faisal Roni Nasution.

Asaberita.com, Medan — Aksi begal di Sumatera Utara (Sumut) sudah sangat meresahkan warga, menganggu keamanan dan ketertiban umum, karena aksi begal terjadi secara masif diberbagai kota di Sumut dan telah memakan banyak korban. Akibat keganasan aksi begal, telah menimbulkan dampak ketakutan dan keresahan sosial bagi warga Sumut saat melakukan aktifitas.

Ketua Umum DPP Sumbu Desa Indonesia (SDI) Faisal Roni Nasution, mengapresiasi langkah kepolisian agar segera melakukan langkah menindak tegas aksi begal yang terus berlanjut di wilayah Sumatera Utara khususnya Kota Medan dan sekitarnya.

Faisal juga menegaskan aksi begal ini sudah bisa digolongkan sebagai extraordinary crime, yakni kejahatan luar biasa, dimana kejahatannya dinilai masif, terstruktur, dan terorganisir seperti gerakan terorisme yang membawa dampak teror sosial maupun ketakutan massal.

“Ini bisa kita lihat aksi begal dalam beberapa bulan ini mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai sudut Kota Medan maupun kota-kota satelitnya seperti Binjai dan di Deli Serdang, cukup meresahkan dan menebarkan ketakutan di masyarakat,” kata Faisal kepada sejumlah awak media di Medan, Sabtu (15/7/2023).

Seperti diketahui bersama, ucap Faisal, sekarang ini kondisi di ibukota Sumut yang dahulu bisa diistilahkan sebagai kota yang tak pernah tidur, tapi sekarang menjelang malam hingga dini hari, kondisi kota sudah sunyi dan mencekam. Selain itu dampak lainnya kian dirasakan oleh para pelaku usaha yang mengalami ketakutan dalam beraktifitas sehingga berdampak pada menurunnya penghasilan ekonomi mereka.

BACA JUGA :  Ini Langkah Kanwil Kemenkumham Sumut Hadapi Akhir Tahun 2024

Ketika ditanya prihal para pelaku rata-rata banyak dari kalangan remaja berusia muda, Faisal menanggapi bahwa perlu pengkajian dan evaluasi implementasi pendidikan dan korelasinya dalam kehidupan sosial secara nasional.

Disinyalir, frustasi sosial dan disorientasi generasi muda terhadap hiruk pikuk kehidupan sosial, politik, lingkungan, bangsa dan negara serta pupusnya harapan masa depan bisa jadi pemicu terbentuknya kelompok-kelompok fatalistik yang berbentuk geng motor ataupun kawanan begal ini.

Dia berharap aksi begal ini bisa segera ditangani secara serius dengan mendalami dan mengembangkan kasus sampai kepada aktor intelektualnya, sehingga dapat memutus mata rantai organisasi mereka yang telah meresahkan warga, sebagaimana penindakan terhadap aksi terorisme yang merupakan aksi kejahatan extraordinary crime.

Upaya yang dianggap penting juga menurut Faisal adalah upaya preventif untuk diperhatikan, mengingat ditahun politik menjelang pesta demokrasi maka kondusifitas keamanan dan ketertiban umum dipertaruhkan.

BACA JUGA :  26 Narapidana Dipindahkan ke Lapas Perempuan Medan

“Saya kira pihak kepolisian dapat melakukan peningkatan patroli, mengoptimalkan pemantauan dengan pemanfaatan CCTV di setiap sudut kota, pemasangan atau penambahan lampu jalan di daerah rawan yang minim penerangan dan kolaborasi dengan pemangku kebijakan lainnya hingga tingkat kelurahan/desa serta institusi pendidikan, agar semuanya dapat berperan mensosialisasikan dan menyadarkan pentingnya menjaga ketertiban umum bersama dengan tidak merugikan orang lain,” paparnya.

“Dan yang terpenting juga untuk masyarakat khususnya para orang tua, juga harus dapat berperan aktif memantau aktifitas anak-anaknya agar tidak terlibat dalam hal-hal negatif yang merusak masa depan anak dan merugikan orang lain”, tambahnya. (red/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *