MEDAN – Forum Da’i Sahabat Polisi Sumatera Utara menggelar dialog publik bertajuk “Da’i Bersama Polri Mewujudkan Asta Cita Prabowo-Gibran Menuju Harapan Indonesia Emas 2045”, Kamis (30/10/2025), di Kampoes Coffee, Komplek MMTC Logistic, Jalan Selamat Ketaren, Medan.
Acara yang dikemas santai namun sarat makna itu menghadirkan empat narasumber: pengamat kepolisian dan akademisi Nasrullah, SAg, MH, MPd, Guru Besar Fakultas Hukum UMA Prof Dr Taufik Siregar, SH, MHum, Ketua Umum PP Gerakan Pemuda Al Washliyah Aminullah Siagian Alhaj, serta Kapolrestabes Medan yang diwakili Kapolsek Medan Tembung AKP Ras Maju Tarigan, SH, MH. Dialog dipandu oleh Abdul Manaf SH, MH.
Koordinator Forum Da’i Sahabat Polisi Sumut, Ustadz HM Daud Sagita Putra, MA, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian para dai terhadap citra Polri yang belakangan menjadi sorotan publik.
“Forum ini lahir dari kegelisahan kami melihat menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap polisi. Polisi dicaci, dibuli, bahkan seolah tak lagi dibutuhkan. Padahal, keamanan dan ketertiban mustahil terwujud tanpa polisi,” ujar Daud.
Ia menegaskan, para dai memiliki peran penting untuk menjembatani kesalahpahaman tersebut.
“Kita para dai harus menjelaskan kepada umat bahwa polisi adalah sahabat kita, bukan musuh. Tugas dai yang menyeru pada kebaikan dan mencegah kemungkaran sejatinya sejalan dengan tugas polisi menjaga ketertiban dan keadilan,” katanya.
Dalam sesi pemaparan, Nasrullah menjelaskan bahwa antara dai dan polisi sebenarnya memiliki peran yang serupa: sama-sama penegak hukum, namun dengan pendekatan berbeda.
“Dai menegakkan hukum moralistik, membangun kesadaran hukum dari dalam diri masyarakat. Sedangkan polisi menegakkan hukum positivistik, agar masyarakat tertib secara sosial,” jelasnya.
Sementara itu, Prof Taufik Siregar mengajak seluruh anggota Polri meneladani sosok legendaris, Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso, Kapolri 1968–1971 yang dikenal jujur, sederhana, dan antisuap.
Ia menuturkan kisah bagaimana Hoegeng menolak hadiah rumah dan perabot mewah dari para bandar judi saat bertugas di Sumatera Utara. “Kalau kita bicara reformasi Polri agar dicintai rakyat, maka teladani Hoegeng. Mulai dari pimpinan hingga anggota, harus menanamkan nilai kejujuran dan integritas,” tegasnya.
Ketua Umum PP GPA Aminullah Siagian Alhaj menegaskan, masalah di tubuh Polri tak bisa diselesaikan dengan menyalahkan institusi.
“Presiden Prabowo sudah bilang, kalau ada murid nakal, sekolahnya tak mungkin dibakar. Begitu juga dengan lembaga negara, jangan dihancurkan hanya karena ada oknum,” ujarnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergandeng tangan bersama Polri. “Tugas kita sekarang adalah mengawal agar cita-cita Asta Cita berjalan baik. Polisi, ustadz, tokoh agama, masyarakat, semua harus berkolaborasi,” tambahnya.
Menutup sesi dialog, AKP Ras Maju Tarigan mengakui bahwa Polri tak luput dari sorotan publik, namun pihaknya terus berupaya memperbaiki diri.
“Masih ada oknum yang menyakiti hati masyarakat, kami akui itu. Tapi Polri terus berbenah dan siap dikritik — tentu kritik yang membangun, bukan yang menjatuhkan,” tegasnya.
Menurutnya, Polri kini terus bertransformasi menjadi pelindung, pelayan, dan pengayom sejati bagi masyarakat.
Dialog publik yang berlangsung hangat itu diikuti para dai yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Sumut. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi antara moral dan hukum, antara mimbar dan keamanan. Sebuah langkah kecil namun penting menuju sinergi antara dakwah dan pengabdian, demi Indonesia yang aman, berakhlak, dan berkemajuan. (ABN/dan)
- Satu-satunya dari Indonesia, UMSU Ikut MQA Presidents’ Forum 2025 di Putrajaya Malaysia – Oktober 30, 2025
- Meneladani Hoegeng, Meneguhkan Moral Polri: Suara dari Dialog Da’i Sahabat Polisi – Oktober 30, 2025
- Menko Pangan RI Tinjau Kampus Terpadu UMSU Resmikan SPPG dan Peletakan Batu Pertama Greenhouse – Oktober 30, 2025











