Pembangunan Gapura di Pintu Masuk Medan Jangan Hilangkan Ornamen Melayu

Ansari Yamamah
Founder Transitif Learning Society (TALAS), Dr Ansari Yamamah MA, Gelar Datuk Pandiya Wangsa.
Ansari Yamamah
Founder Transitif Learning Society (TALAS), Dr Ansari Yamamah MA, Gelar Datuk Pandiya Wangsa.

Asaberita.com, Medan – Rencana Pemko Medan yang akan membangun Gapura besar di gerbang masuk Kota Medan seperti yang telah diberitakan di sejumlah media, mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.

Dalam perbincangan di media sosial, banyak yang mengapresiasi rencana Pemko Medan itu, karena akan menambah semarak Kota Medan sebagai kota metropolitan.

Bacaan Lainnya

Apresiasi itu juga disampaikan oleh Founder Transitif Learning Society (TALAS), Dr Ansari Yamamah MA dengan gelar Datuk Pandiya Wangsa. Menurutnya, pembangunan Kota Medan tentu dapat dilaksanakan jika pemerintah kota benar-benar berkolaborasi secara elegan, sebagaimana visi misi Walikota dan Wakil Walikota Medan.

Namun, Ketua PW Bakomubin Sumut ini mengatakan, ada satu hal yang membuat suasana menjadi gaduh, yakni adanya informasi bahwa gapura yang akan dibangun ini menghilangkan ornamen Melayu yang ada selama ini di gapura yang lama.

“Jika pembangunan gapura yang baru akan menghilangkan ornamen Melayu, tentu itu sangat disesalkan dan Pemko Medan bisa dianggap tidak menghargai masyarakat Melayu sebagai masyarakat asli Kota Medan,” ujar Ansari, Selasa (18/10) di Medan.

BACA JUGA :  Presiden Alumni UINSU Diminta Turun Tangan Atasi Dugaan Plagiasi Rektor

Datuk Pandiya Wangsa mengatakan, Medan ini kota Melayu, dan manisnya masyarakat Melayu sangat terbuka dengan kaum pendatang. Jadi meskipun Kota Medan telah berkembang dengan begitu majemuknya seperti sekarang ini, namun simbol masyarakat melayu di Kota Medan tidak bisa dihilangkan.

“Tentunya apresiasi akan kebhinekaan yang dilakoni masyarakat Melayu hingga hari ini jangan pula hendak direndahkan. Semestinya Pemko Medan faham dan menghargai sejarah ini. Pemerintahan yang hebat adalah pemerintahan yang menghargai sejarah masyarakatnya,” tegas Dr Ansari Yamamah.

Dan jika Pemko Medan tetap memaksakan diri menghilangkan ornamen Melayu di gapura gerbang masuk Kota Medan, sebut Ansari, berarti sama halnya Pemko Medan telah abai dalam menjaga kerukunan masyarakatnya sendiri. Dan itu artinya, Pemko Medan dapat diduga sengaja menciptakan pergesekan di tengah-tengah masyarakat.

Karenanya, demi dan atas nama persatuan dan kesatuan masyarakat Kota Medan, Ansari berharap agar Gapura yang akan dibangun tetap menunjukkan ornamen Melayu sebagai mana yang telah dibuat oleh pemerintahan Kota Medan sebelumnya.

BACA JUGA :  Tingkatkan Imtaq, Rutan Perempuan Medan Gelar Pengajian dan Beri Santunan

“Kami berpikir bahwa suku-suku lain yang tinggal di Kota Medan ini tidak akan merasa cumburu, karena mereka tahu dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak. Kami sangat menghargai jika Pemko Medan, dalam hal ini Walikota Medan, Muhammad Boby Afif Nasution dapat memahami jeritan masyarakat Melayu di Kota Medan jika ornamen Melayu itu dihilangkan,” tutup Datuk Pandiya Wangsa. (has)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *