Asaberita.com – Medan – Pemilih milenial atau pemilih muda merupakan poros kekuatan dalam politik di Indonesia. Partisipasi pemilih milenial sangat menentukan pemimpin daerah dalam perhelatan Pilkada 2020.
Hal itu diungkapkan anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDI Perjuangan, Meryl Rouli Saragih, dalam pertemuan dengan pemilih pemula, Jumat (13/11) di Medan.
Karenanya, sebut Meryl, kaum milenial harus menggunakan hak pilihnya dan tidak memilih golput pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
“Banyak kalangan milenial yang apatis dan tidak peduli dengan proses politik. Padahal kebijakan sekecil apapun dalam kehidupan mereka ditentukan oleh proses politik yakni melalui Pilkada untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,” ujar Meryl.
Kongkritnya, imbuh Meryl, seluruh kebijakan di eksekusi oleh lembaga eksekutif, dalam hal ini Bupati/Walikota. Maka baik buruknya eksekusi kebijakan ditentukan oleh sosok pemimpin dalam hal ini Walikota atau Bupati.
“Jadi sangat rugi jika kalangan milenial apatis apalagi memilih golput dalam setiap perhelatan politik. Jangan sampai karena sikap apatis kaum milenial itu, akhirnya pemimpin yang terpilih pemimpin yang tidak pro rakyat,” tegasnya.
Dengan tidak menggunakan hak pilih, lanjutnya, berarti menyia-nyiakan hak politik yang diberikan oleh negara dan menyia-nyiakan kesempatan mendudukan orang baik dalam pemerintahan.
Sebab itu, kaum muda harus aktif dan menggunakan hak pilihnya untuk memastikan orang yang mereka percayai mampu mengemban aspirasi rakyat, dan mampu membawa perubahan baik dibidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hukum, sosial dan budaya kearah yang lebih baik, dapat terpilih dan memimpin.
Sejarah pergerakan dan kemerdekaan Indonesia juga didorong dan diperjuangkan oleh anak-anak muda, dengan semangat dan idealisme, mau belajar dan mau berbuat.
Meryl menyebutkan, bahwa banyak kaum milenial yang mengaku khawatir datang ke TPS karena pendemi covid-19. Tetapi kekhawatiran itu telah diantisipasi oleh penyelenggara pemilu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat di TPS.
“Kaum milenial dan masyarakat lainnya tidak perlu khawatir datang ke TPS untuk mencoblos. KPU selaku penyelenggara pemilu sudah membuat antisipasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Setiap pemilih telah diatur jadwal kedatangannya ke TPS agar tidak terjadi kerumunan.
Saat datang ke TPS harus cuci tangan dulu. Petugas TPS juga mengatur jarak antar pemilih, memberikan sarung tangan plastik dan pemilih diminta membawa alat tulis sendiri. Jarak bilik suara juga telah diatur dan saat selesai memberikan hak suaranya, tinta diteteskan oleh petugas. Jadi tidak perlu takut datang ke TPS karena protokol kesehatan secara ketat dilakukan,” jelas Meryl.
Dalam kesempatan tersebut, Meryl mengaku sudah lebih sebulan turun langsung ke lapangan untuk bersosialisasi kepada kaum muda agar menggunakan hak pilihnya, serta mengajak kaum muda untuk memilih orang muda yang diusung PDI Perjuangan pada Pilkada Kota Medan yakni Bobby-Aulia untuk membawa perubahan di Kota Medan. (has)
- Aktivis KAMMI Sumut Apresiasi Langkah Pemkab Langkat di Bidang Pendidikan - November 14, 2024
- Oknum Pegawai Dinkes Palas Langgar Netralitas ASN, Bawaslu Rekomendasikan Tindakan ke BKN - November 14, 2024
- Presentasi Uji Publik, Wamen Ossy Berkomitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik di Kementerian ATR/BPN - November 14, 2024