MEDAN – Plt Bupati Tapanuli Selatan (Tapsel) Rasyid Assyaf Dongoran segera dilaporkan di Menteri Dalam Negeri (Mendagri). “Saya sedang persiapan ke Jakarta mengadukan Plt Bupati Tapsel ke Mendagri,” tegas Bangun Siregar, Jumat (15/11/2024).
Bangun Siregar merupakan perekam suara Plt Bupati Tapsel Rasyid Assyaf Dongoran yang beberapa hari terakhir rekamannya viral. Rekaman ini jadi viral, karena dengan nada angkuh dan bangga, dalam rekaman itu Plt Bupati Tapsel mengaku mengkampanyekan pasangan 01 untuk Pilgubsu dan Pilkada Tapsel.
Sehari sebelumnya, Kamis (14/11/2024), Bangun Siregar bersama Tim Hukum Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala melaporkan Plt Bupati Tapsel ke Bawaslu Provinsi. “Ya, saya dan Tim Hukum Edy-Hasan kolaborasi melaporkan Plt Bupati Tapsel ke Bawaslu,” jelas Bangun Siregar.
Kepada asaberita.com, Bangun Siregar mengaku sengaja merekam pembicaraannya dengan Plt Bupati Tapsel. “Saya ingin konfirmasi terkait informasi bahwa Plt Bupati mengkampanyekan pasangan nomor urut 1 di Pilgubsu dan Pilkada Tapsel pada saat Rakor Peningkatan Kapasitas Kepala Satuan Pendidikan Dasar se Kabupaten Tapsel Menuju Indonesia Emas 2045, di Aula Sarasi Lantai-III Setdakab Tapsel, Kamis, 31 Oktober 2024,” jelas Bangun Siregar.
Ternyata, sesuai rekaman yang sudah viral, Plt Bupati Tapsel memang mempertegas bahwa ia mengarahkan 337 orang kepala sekolah di Tapsel yang hadir sebagai peserta Rakor, agar dalam Pilgubsu nanti memilih pasangan nomor urut 1 (Bobby Nasution-Surya) dan di Pilkada Tapsel memilih pasangan nomor urut 1 (Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga).
Bahkan dengan nada sombong dan arogan, Plt Bupati Tapsel terkesan menganggarkan kehadiran jajaran kepolisian dalam pertemuan Rakor tersebut. “Saya tidak ada takut-takut di sini. Karena di depan saya ini ada Adinda saya Kasat Tipikor. Jangan ada merekam-rekam di sini. Kalau merekam-rekam dan menyebarkan, video atau apa, berarti udah mau main kalian,” demikian suara diduga Plt Bupati Tapsel dalam suara rekaman itu.
Selanjutnya diingatkan, “saya ingin bapak-bapak tidak mengalami seperti yang dialami Camat Sangkunur,” tegasnya bernada mengancam. Sebelumnya, 24 Oktober 2024 lalu, Tim Saber Pungli Polda Sumut memang menangkap Camat Angkola Sangkunur berinisial DAH dan Kepala Desa Tindoan Laut berinisial JS.
Camat dan Kades tersebut ditangkap dengan sangkaan melakukan pungutan liar (Pungli). Meski begitu, banyak pihak menduga, penangkapan camat dan Kades itu sangat syarat politik. Tidak murni kasus hukum. Tapi motifnya politik.
Seorang sumber yang minta namanya dirahasiakan menyebutkan, sehari sebelum penangkapan camat dan kades itu, yakni Rabu (23/10/2024), suara seseorang disebut-sebut pejabat dari Polda Sumut, diperdengarkan lewat telepon usai Rapat Forkopimda yang dihadiri para camat.
Sumber itu meyakinkan, suara melalui telepon itu meminta disosialisasikan satu paket 01 Pilkada Tapsel (Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga ) dan 01 Pilgubsu (Bobby Nasution-Surya). Kalau tidak mau sosialisasi, akan diberi contoh kasus. “Ternyata besoknya, camat dan kades itu ditangkap,” jelas sumber itu meyakinkan.
Dari hasil pembicarannya dengan Plt Bupati Tapsel, Bangun Siregar menyimpulkan bahwa Plt Bupati Tapsel Rasyid Assyaf Dongoran bekerja untuk pasangan 01 Gus Irawan Pasaribu-Jafar Syahbuddin Ritonga. Sayangnya, ketika hal ini dikonfirmasi, Plt Bupati Tapsel Rasyid Assyaf Dongoran belum memberi penjelasan.
MENGANCAM
Sesuai hasil rekaman, suara diduga Plt Bupati Tapsel dengan nada membentak, mengancam para kepala sekolah peserta Rakor Peningkatan Kapasitas Kepala Satuan Pendidikan Dasar se Kabupaten Tapsel Menuju Indonesia Emas 2045.
“Bapak ibu kepala sekolah. Bapak kan cukup cerdas di sini. Berapa orang Gubernur Sumatera Utara?” Lalu dijawab “ 1 (satu)..”. “Bupati Tapsel ada berapa orang?” Dijawab lagi “ 1 (satu)….”. “Clear? Jelas?”
Dia juga mengingatkan, setelah pertemuan tersebut, jangan ada yang mengatakan “menurut arahan Plt”. Dia mengimbau agar para kepala sekolah menggunakan bahasa masing-masing. “Pindah dari 02 ke 01,” tegasnya.
REKAYASA
Plt Bupati Tapsel Rasyid Assyaf Dongoran yang dikonfirmasi melalui pesan WhatApss, Rabu (13/11/2024) menjelaskan, video tersebut rekayasa. Isi suara itu, katanya, bukan suara pertemuan guru dan bukan pertemuan pejabat.
Rekayasan cerita beberapa orang dalam suatu cerita tertawa dan saling membual. Biarlah penjahat membuat video rekayasa dan isi rekaman yang bukan merupakan rekaman pertemuan pejabat. Suatu ketika terbukti.
“Saya biarkan mereka menyebarkan video rekayasa dan isi rekaman yang bukan merupakan rapat para pejabat. Kelak mereka menyesal menyebarkan video rekayasa dan rekaman suara yang bukan rekaman rapat para pejabat,” tulis Rasyid Assyaf Dongoran.*
- Dinsos Sumut tak Pernah Terbitkan Rekomendasi Izin Undian Berhadiah di Cemara Square Komplek Cemara Asri – Juni 2, 2025
- Pegang Payudara Perempuan, Pegawai Restoran TTS Sergai Dilaporkan ke Polisi – Mei 30, 2025
- Di Hadapan Pengunjukrasa Ribuan Massa Al Washliyah, Wabup Deliserdang: Ini Kabupaten Nahdiyin – Mei 26, 2025