Oleh : Tuan Guru Batak Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk
SALAH satu pesan spiritual puasa adalah puasa dari berbicara. Bahkan termasuk berbicara tentang hal-hal bermanfaat. Ini puasa khawas al-khawash (sangat khusus) yakni puasa level sufi disebut al-Sukut wa al-Shumt.
Puasa berbicara “lan yukallim al-yaum insiyya” (tidak berbicara dengan manusia) baik langsung maupun lewat media sosial. “Ngoceh di medsos.” Alquran menegaskan itu, “Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini’.” (QS Maryam [19]: 26).
Dalam ayat lain di-istilahkan dengan “la tukallim al-nas“, seperti dalam ayat, “Zakaria berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.’ Tuhan berfirman, ‘Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat’.” (QS Maryam [19]: 10).
Mari tingkatkan levelitas spiritual kita dalam menjalani puasa Ramadhan tahun ini. Wabah covid-19 dan suasana lockdown, PSBB atau stay at home sungguh menjadi kesempatan emas bagi kita untuk mempertajam kualitas tadabbur, tafakkur, kontemplasi dan spiritualitas puasa kita.
Kunci lidahmu, jaga jemarimu, pertajam spiritualitas dan naikkan kualitas hikmah-mu. Ahlan wasahlam wamarhaban ya Ramadhan.
@Tausiah online Tuan Guru Batak (TGB) menyambut bulan Ramadhan 1441 H.
- Dialog Publik HIMA Persis, KH Muhammad Nuh: Memilih Pemimpin Adil adalah Tanggung Jawab Bersama - November 15, 2024
- Menteri Nusron Peringatkan Oknum Tindak Pidana Pertanahan: Saya Sendiri yang akan Menghantarkan ke Aparat Penegak Hukum - November 14, 2024
- Hendri Syahputra Daulay Dinilai sebagai Pemimpin Labuhanbaru yang Peduli dan mau Mendengar Aspirasi Masyarakat - November 14, 2024