Opini

Puasa Pancaindra

×

Puasa Pancaindra

Sebarkan artikel ini
Dr Muhammad Alfikri Matondang MSi. (foto.msj)
Dr Muhammad Alfikri Matondang MSi. (foto.msj)

Oleh : Dr Muhammad Alfikri Matondang M.Si.

 

Al-qur’an sendiri menjelaskan bahwa panca indra yang pertama kali berfungsi adalah pendengaran. “Dialah yang menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu sekalian pandai bersyukur (QS: An-nahal 78). Allah menciptakan manusia dengan dua telinga dan satu mulut. Di antara tujuannya, agar manusia lebih banyak mendengar dari pada berbicara.

Di bulan Ramadhan ini kita harus mengendalikan pancaindra untuk hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat agama, sehingga puasa dapat berjalan sesuai tuntutan menjadi hambah yang Taqwa yakni nantinya akan memperoleh balasan syurga dari Allah Swt.

Bila pancaindra tidak terkendali dengan baik, mata tidak menghindari penglihatan yang dilarang agama, lidah berbicara sesukanya, pendengaran mendengar hal yang tidak diridhoi Allah, maka puasa semacam ini akan menjadi sia-sia.

Sebagaimna Sabda Nabi; “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

BACA JUGA :  Abyadi Siregar: Manajemen Pengelolaan Bandara KNIA Perlu Dievaluasi Terkait Temuan Mayat Dibawah Lift

Bila melihat konteks hadis tersebut di atas maka ibadah puasa bukanlah ibadah yang mudah dan gampang dikerjalan, tetapi memerlukan kekuatan iman. Karena ayat Alquran surat Albaqarah 183 menyebutkan bahwa puasa itu adalah kewajiban bagi orang-orang beriman sehingga mereka nantinya menjadi hamba Allah yang taqwa.

Begitu pentingnya anugerah pancaindra tersebut ternmasuk di dalamnya pendengaran dan penglihatan.  Sampai Allah Swt menghimbau kepada manusia untuk menyukuri anugerah tersebut dengan memanfaatkan keduanya semaksimal mungkin.  Sungguh sangat merugi ketika potensi ini tidak digunakan dengan baik. Allah Swt berfirman:

“Katakanlah (Muhammad), ‘terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah Tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?’ perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang (kepada  mereka) tanda-tanda kekuasaan (kami), tetapi mereka tetap berpaling”(QS. Al-An’am:46)

Seruan ini menandakan betapa besarnya anugerah pancaindra yang di dalamnya termasuk telinga dan mata hingga tidak ada yang berkuasa mengembalikannya saat anugerah itu dicabut kecuali atas kekuasaan Allah Swt. tapi sayangnya banyak manusia yang tidak menyadarinya, bahkan mengingkarinya. Itulah mengapa Setelah diciptakannya pendengaran dan penglihatan, manusia diseru untuk bersyukur atas kemampuan yang telah Allah anugerahkan pada dirinya.

BACA JUGA :  Kisah Kilau Arjun Hutagalung: Sukses Adsense yang Berawal dari Desa Terpencil di Sumatera Utara

Allah Swt berfirman, “Katakanlah,’Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati nurani bagi kamu. (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur.”(QS.Al-Mulk:23). ** msj

 

** Penulis adalah Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FIS UIN Sumatera Utara Medan **

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *