Tuan Guru Batak : Kontraversi Menag Yagut Harus Menjadi Pelajaran Bersama

Tuan Guru Batak
Tuan Guru Batak menjadi Imam Sholat bersama Sekjend MUI Pusat Buya Dr Amirsyah Tambunan, Sekum MUI Sumut Prof Dr Asmuni dan sejumlah tokoh Sumut dalam salah satu momentum silaturrahim baru-baru ini di Kota Medan.
Tuan Guru Batak
Tuan Guru Batak menjadi Imam Sholat bersama Sekjend MUI Pusat Buya Dr Amirsyah Tambunan, Sekum MUI Sumut Prof Dr Asmuni dan sejumlah tokoh Sumut dalam salah satu momentum silaturrahim baru-baru ini di Kota Medan.

Asaberita.com, Medan – Salah seorang Mursyid Thoriqoh, Ulama kharismatik Sumut, Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA, mengatakan bahwa kontraversi Menteri Agama Yagut Cholil Qoumas harus menjadi pelajaran bersama. Hal ini terkait, pernyataan yang menyebut Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU.

Tuan Guru Batak menegaskan, Kementerian Agama merupakan kementerian untuk anak bangsa. Bukan hanya untuk umat Islam, tapi untuk semua anak bangsa umat beragama.

Bacaan Lainnya

Tentu semua pasti menilai, pernyataan tersebut tidak pas dan sangat kontraproduktif dengan sejarah asal mula pembentukan kementerian yang sebelumnya disebut Departemen Agama.

“Sekali lagi bukan hanya kita sebagai umat Islam, apalagi ormas dari umat Islam bahkan atas nama persatuan dan kesatuan umat dan bangsa, tentu kita semua menolak pernyataan Menag bahwa Kemenag merupakan hadiah untuk NU. Alhamdulillah, Menag Yaqut sudah mengklarifikasi pernyataan kontraversial tersebut,” ujar Tuan Guru Batak, Selasa (26/10).

BACA JUGA :  Massa PMII Demo Protes Tambang Ilegal, Polisi Malah Minta Mahasiswa di Rapid Test

Tuan Guru Batak yang juga dikenal tokoh kerukunan ini mengajak untuk kembali kepada sejarah lahirnya Kementerian Agama. Harus diingat, Kementerian Agama lahir melalui proses historis yang panjang pembahasan sejumlah tokoh bangsa.

Jikapun, Menag Yaqut dipilih berdasarkan komitmen politik dengan Presiden, tentu tujuannya untuk bangsa. Sejatinya, hal-hal yang bersifat kepentingan politik internal dan domestik, kurang arif disampaikan ke ruang publik yang akhirnya membuat publik gaduh.

“Kita yakin, niat Menag Yaqut bukan untuk membuat gaduh, tapi ketika pernyataan ini masuk keruang publik, maka akan berdampak diskriminatif. Pernyataan Menteri Agama yang kontroversial ini tentu sangat melukai ormas umat Islam diluar NU serta seluruh agama yang ada di Indonesia. Dimana dibentuknya Kementerian Agama untuk menfasilitasi umat beragama yang beragam,” ujarnya.

Tuan Guru Batak menyayangkan pernyataan tersebut, sebab segenap komponen bangsa harusnya sama-sama berikhtiar untuk menjaga dan merawat agar Indonesia yang damai, rukun, saling menghargai, tetap terjaga utuh. Dan sebagai menteri harusnya dapat lebih arif, dan menyejukkan umat, bukan mensektekan atau membeda-bedakan dengan yang lain.

BACA JUGA :  Jumat Pagi, Capres Anies Baswedan Bersilaturrahmi ke Tuan Guru Batak di Simalungun

Hal ini juga telah menodai kearifan NU yang telah menghiasi kerukunan bangsa mulai dari masa perjuangan kemerdekaan sampai saat ini. Untuk itu, peristiwa ini harus menjadi pelajaran kita semua agar kita lebih hati-hati dan arif dalam menyampaikan pendapat dihadapan siapapun yang potensial membuat publik gaduh.

Namun demikian, Tuan Guru Batak meminta semua pihak menyudahi polemik ini sehubungan dengan sudah adanya klarifikasi dari Menag Yaqut. (red)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *