7 Provinsi Masuk Wilayah Local Transmition, Sumut Belum Termasuk 

Local Transtition
dr. H. Aris Yudhariansyah jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara
Local Transtition
dr. H. Aris Yudhariansyah jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara

Asaberita.com – Medan – Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, saat ini sudah ada 7 provinsi di Indonesia yang termasuk wilayah local transmition, yakni merupakan wilayah penularan Corona Virus Disease (Covid-19). Provinsi Sumatera Utara belum termasuk dalam wilayah tersebut.

“Saat ini sudah ada 7 provinsi yang masuk dalam wilayah local transmition, yaitu wilayah yang dianggap berbahaya Covid-19. Sumut belum masuk dalam wilayah ini.”

Bacaan Lainnya

Hal itu dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara, dr. Aris Yudhariansyah, di Media Center Penanganan Covid-19 Sumut, Jalan Diponegoro Medan, Jumat (27/3).

Dijelaskan Aris, local transmition adalah situasi pasien tertular virus saat berada di Indonesia dan tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau ke negara penularan virus corona yang tinggi.

Berbeda dengan imported case, di mana kasus infeksi virus penularannya terjadi di luar lokasi penderita.

Misalnya, penderita Covid-19 tertular pada saat berada di luar negeri, kemudian diketahui sakit setelah masuk ke Indonesia. Imported case terjadi setelah pasien melakukan perjalanan dari luar negeri.

Adapun tujuh provinsi yang termasuk wilayah local trasmition yakni Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan.

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini Pemerintah Provinsi Sumut membutuhkan dokter dan tenaga kesehatan kurang lebih 720 orang.

BACA JUGA :  10 Tahun Dipendam, Disnaker Sumut Janji akan Pelajari Lagi dan Selesaikan Sengketa Industrial di PT Starindo Prima

Tenaga medis ini nantinya akan ditugaskan di 11 tempat isolasi rumah sakit di Sumut. Targetnya akan disiapkan 1.000 kamar isolasi sebagai antisipasi apabila terjadi lonjakan pasien untuk penanganan warga yang PDP dan ODP.

Adapun 11 tempat isolasi dan RS rujukan yang disiapkan tersebut yakni RS dr GL Tobing, RS Martha Friska 1 dan RS Martha Friska 2, RS Haji Medan, RS Sari Mutiara, Asrama Haji Medan, BPSDM Provsu, Wisma Atlet, BP-PAUDNI Sumut, SPN Sampali dan RS Siti Hajar Medan.

“Untuk RS GL Tobing saat ini sudah siap untuk launching dan akan menjadi RS rujukan PDP dari daerah. Di RS ini kita siapkan 39 kamar non ICU dan 2 ICU serta dilengkapi 72 tenaga kesehatan, yakni dokter umum, dokter spesialis dan tenaga medis lainnya,” ujar Aris.

Berdasarkan data yang diterima hingga Jumat (27/3) pukul 17.00 WIB, pasien yang terpapar Covid-19 positif sebanyak 9 orang. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 71 orang yang tersebar di Kota Medan dan Tanjungbalai serta Kabupaten Serdangbedagai. PDP ini mengalami pengurangan dari hari sebelumnya berjumlah 76 orang (berkurang 6,5 persen).

Selanjutnya, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sembuh 3 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 2.995 orang. Data ODP ini menurun dari sebelumnya sebanyak 3.080 orang.

“Kalau kita lihat ada kemajuan dari pengurangan ODP di Sumut sebesar 2,8 persen. Jumlahnya sesuai dengan masa isolasi yang sudah dilakukan masing-masing kabupaten/kota,” terangnya.

BACA JUGA :  Telegram Kapolri, Komjen Agus Perintahkan Seluruh Kapolda Bergerak

Dalam kesempatan itu, Aris juga menyebutkan upaya untuk pencegahan Covid-19 ini harus difokuskan pada upaya untuk menjaga yang sehat agar tetap sehat, yang sehat tidak tertular penyakit ini dan yang sehat mampu menjaga dirinya supaya tetap sehat.

“Penyebaran Covid-19 ini terjadi akibat adanya kontak dekat antara orang yang sakit dengan orang yang sehat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk menerapkan physical distancing secara disiplin. Menjaga jarak pada setiap kegiatan komunikasi sosial itu penting,” ujarnya.

Hal ini disebabkan droplet atau percikan ludah atau lendir saat orang sakit Covid-19 ini yang sedang bersin atau batuk bisa menyebar merata sampai radius 1,5 meter. “Untuk itu menjaga jarak sekitar 2 meter harus dipertahankan,” imbaunya.

Apalagi kata Aris, tidak semua orang yang terjangkit Covid-19 kelihatan seperti orang yang sakit. Seringkali kita lihat orang tersebut tidak terlihat sakit atau hanya terlihat seperti sakit ringan.

“Makanya mari kita patuhi physical distancing yang harus kita lakukan baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Mari kita lawan virus corona, bersama kita bisa,” ajaknya. (rel/has)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *