Sumatera Utara

Rodang Tinapor Desa Bonandolok Madina Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Sampan dan Pancing

×

Rodang Tinapor Desa Bonandolok Madina Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Sampan dan Pancing

Sebarkan artikel ini
Wisata Sampan dan Pancing
Seorang warga Desa Bonandolok mendayung sampan untuk pulang salat Jumat di kawasan Rodang Tinapor, Jumat (20/6). (Foto: Dedi Mulia/ABN)

MANDAILING NATAL — Di tengah pesona alam Kabupaten Mandailing Natal yang memikat, tersembunyi sebuah kawasan yang menyimpan potensi luar biasa namun belum tergarap maksimal: Rodang Tinapor, yang terletak di Desa Bonandolok, Kecamatan Siabu.

Kawasan ini menyajikan panorama alam yang asri dan menenangkan. Keunikan lanskapnya terbentuk dari pertemuan empat aliran sungai besar, yakni Sungai Batang Angkola, Aek Sibontar, Aek Sihepeng, dan Aek Siancing. Kombinasi sungai-sungai ini menciptakan suasana yang ideal untuk dikembangkan menjadi objek wisata air seperti wisata sampan, wisata pancing, dan wisata edukatif berbasis alam.

Tokoh masyarakat setempat, Arham Rangkuti, menjelaskan bahwa kawasan tersebut memiliki lahan pertanian seluas sekitar 1.200 hektare. Meski sebagian besar lahannya tidak lagi produktif untuk pertanian skala besar, masyarakat tetap menggantungkan hidup dengan bertani dan menangkap ikan di sungai.

“Banyak warga masih mencari ikan dengan alat tradisional seperti jala, pancing, tombak, serok, dan keramba. Mereka menggunakan perahu sampan, termasuk kelompok nelayan sungai yang sudah terbentuk,” ujar Arham.

BACA JUGA :  Satresnarkoba Polres Batu Bara Tangkap 3 Pengedar Narkoba, Dua Pemasok Tertangkap

Menurut Arham, aktivitas tradisional ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata minat khusus yang memadukan kearifan lokal dengan pariwisata berbasis masyarakat.

“Jika dikelola dengan baik, Rodang Tinapor bisa menjadi destinasi unggulan di Madina. Bayangkan, wisatawan bisa menikmati suasana desa, menjelajahi sungai dengan sampan, memancing, hingga menginap di pondok terapung. Ini bisa jadi pengalaman yang unik dan bernilai ekonomi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Pak Nasution, salah satu warga yang tiap hari beraktivitas di kawasan Rodang Tinapor. Ia menuturkan bahwa para petani bahkan bisa menanam padi hingga lima kali dalam setahun di lahan sekitar sungai tersebut.

“Untuk ke sini hanya sekitar tiga kilometer dari Jalan Lintas Sumatera Medan–Padang. Jalannya juga sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat,” ujarnya sembari membereskan ikan hasil panen dari keramba pada Jumat (20/6/2025).

BACA JUGA :  Madina Lolos Eliminasi Kabupaten Endemik Malaria

Melihat potensi besar yang dimiliki, Arham Rangkuti bersama warga mengajak Pemerintah Desa, pelaku usaha lokal, hingga instansi terkait untuk ikut serta mendorong pengembangan kawasan ini sebagai destinasi wisata berbasis alam dan budaya.

“Kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah maupun investor untuk mengembangkan Rodang Tinapor. Ini bisa membuka lapangan kerja dan menumbuhkan ekonomi masyarakat Bonandolok dan desa-desa sekitar,” pungkas Arham.

(ABN/Dedi Mulia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *