JAKARTA – Organisasi Manifes Juang Indonesia (Maju Indonesia) menyampaikan apresiasi atas keputusan bersejarah Pemerintah Kerajaan Belanda yang sepakat mengembalikan sekitar 30 ribu benda purbakala, artefak, fosil, dan dokumen budaya milik Indonesia. Kesepakatan ini menandai babak baru dalam hubungan diplomatik kedua negara, yang kini dibangun atas dasar kesetaraan dan saling menghormati.
Kesepakatan pengembalian benda bersejarah tersebut dicapai dalam pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Den Haag pada 26 September 2025. Pertemuan itu menghasilkan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama di bidang kebudayaan, pendidikan, dan pelestarian sejarah.
“Pengembalian artefak ini bukan sekadar pemulangan benda sejarah, tetapi simbol bahwa kedua negara kini dapat bersahabat sebagai mitra sejajar,” ujar Heru Santoso, Sekretaris Jenderal Maju Indonesia, saat berbincang dengan media di sela-sela diskusi kebudayaan di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Heru menilai langkah Belanda ini menunjukkan kemajuan luar biasa dalam diplomasi budaya antara kedua negara. Ia menekankan bahwa hubungan Indonesia–Belanda kini tidak lagi dibayangi sejarah kolonialisme, melainkan bergerak menuju kemitraan yang konstruktif dan berkeadilan.
“Kami melihat momentum ini sebagai bukti nyata komitmen kedua negara untuk mempererat hubungan bilateral di berbagai bidang strategis, termasuk diplomasi budaya dan pelestarian warisan sejarah bangsa,” tambahnya.
Rencananya, proses pemulangan ribuan artefak tersebut akan segera dikoordinasikan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, bekerja sama dengan Museum Leiden dan otoritas kebudayaan Belanda. Pemerintah Indonesia menargetkan seluruh benda purbakala dapat dikembalikan secara bertahap dan ditempatkan di berbagai museum nasional agar dapat dinikmati masyarakat luas.
Bagi Maju Indonesia, pengembalian ini bukan hanya bentuk pemulihan sejarah, tetapi juga momentum untuk memperkuat jati diri bangsa. Artefak dan benda budaya yang dikembalikan diyakini akan memperkaya pengetahuan generasi muda tentang peradaban dan kontribusi Indonesia dalam sejarah dunia.
Maju Indonesia berharap langkah berani Belanda ini menjadi contoh bagi negara lain yang masih menyimpan warisan budaya bangsa lain akibat sejarah penjajahan.
“Kita ingin hubungan antarnegara dibangun atas dasar penghormatan, kesetaraan, dan kerja sama yang saling menguntungkan. Sejarah masa lalu tidak boleh menjadi penghalang bagi masa depan yang lebih baik,” tutup Heru Santoso.
Dengan pengembalian ini, Indonesia dan Belanda menegaskan tekadnya untuk membuka lembaran baru hubungan diplomatik yang lebih bermartabat, saling menghormati, dan berorientasi pada masa depan.
(ABN/leriadi)
- PT TSL Bantah Isu Pemotongan Gaji Security Dispora Sumut, Siap Tempuh Jalur Hukum – Oktober 11, 2025
- Bobby Nasution Bahas Realisasi Pembangunan 20 Ribu Rumah Subsidi di Sumut dengan Pengembang – Oktober 11, 2025
- Bobby Nasution Ajak Semua Pihak Akselerasi Program Perumahan Rakyat di Sumut – Oktober 11, 2025