Scroll untuk baca artikel
#
Hukum

Pasutri di Medan Didakwa Palsukan Tanda Tangan Direktur CV Pelita Indah

×

Pasutri di Medan Didakwa Palsukan Tanda Tangan Direktur CV Pelita Indah

Sebarkan artikel ini

Pasutri di Medan Didakwa Palsukan Tanda Tangan Direktur CV Pelita Indah
—-

Asaberita.com, Medan – Pasangan suami istri, Yansen (66) dan Meliana Jusman (66), warga Taman Masdulhak Garden Medan, diadili di Pengadilan Negeri Medan pada Rabu (28/8/2024). Keduanya didakwa memalsukan tanda tangan Direktur CV Pelita Indah, sehingga berhasil mencairkan dana perusahaan sebesar Rp 583 miliar.

Dalam persidangan yang dipimpin oleh Majelis Hakim Nazir, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Septian mengungkapkan bahwa perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa sejak tahun 2009 di Bank Mestika Cabang Zainul Arifin dan ketahuannya pada tahun 2021. Pasangan tersebut diduga membuat Surat Kuasa palsu yang seolah-olah ditandatangani oleh Hok Kim, Direktur CV Pelita Indah, untuk menarik uang di bank tersebut.

Melalui Surat Kuasa yang diduga palsu ini, terdakwa, yang menjabat sebagai Komisaris di CV Pelita Indah, berhasil mencairkan dana perusahaan yang bergerak di bidang properti. Akibat perbuatan tersebut, CV Pelita Indah mengalami gangguan dalam kontraknya dengan PT. Musim Mas terkait pembangunan properti di Kalimantan.

BACA JUGA :  Kapolsek Pancur Batu Diam Terkait Informasi Penanganan Kasus Penganiayaan Direksi Anak Usaha BUMN

“Perbuatan kedua terdakwa melanggar Pasal 263 ayat 2 jo Pasal 55 KUHP,” ungkap JPU Septian di hadapan Majelis Hakim.

Pada akhir persidangan, Penasihat Hukum (PH) terdakwa, Andriansyah, mengajukan permohonan penangguhan penahanan bagi kliennya yang dijamin oleh Chandra Salim, anak dari terdakwa. Namun, Hakim Nazir meminta agar permohonan tersebut diperbaiki karena penjamin belum mencantumkan syarat dan akibat hukum jika terdakwa melanggar syarat penangguhan.

“Sidang akan dilanjutkan pada Rabu (4/9/2024) mendatang, di mana terdakwa akan mengajukan eksepsi,” ujar Hakim Nazir.

Usai persidangan, Hasrul Benny Harahap, seorang pemerhati hukum di Sumatera Utara, yang turut memantau sidang tersebut mengingatkan agar Majelis Hakim berhati-hati dalam mengabulkan permohonan penangguhan penahanan.

BACA JUGA :  Cegah Gangguan Kamtib dan Pastikan Bebas Halinar, Lapas I Medan Gelar Razia Dadakan

“Kita mengkhawatirkan penangguhan ini bisa memperlambat proses persidangan dan bahkan memungkinkan terdakwa melarikan diri, mengingat kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan miliar rupiah. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegas advokat senior tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *