Berita

Pengajian Aisyiyah Medan Tembung, Ajak Jamaah Peka Kesehatan Jiwa

×

Pengajian Aisyiyah Medan Tembung, Ajak Jamaah Peka Kesehatan Jiwa

Sebarkan artikel ini

Medan – Pimpinan Cabang Aisyiyah Medan Tembung menggelar pengajian rutin yang kali ini mengangkat tema penting tentang kesehatan mental. Acara tersebut berlangsung khidmat di Masjid Taqwa Ranting Jalan Mandailing dan dihadiri oleh puluhan jamaah dari berbagai ranting Aisyiyah di wilayah Medan Tembung.

Dalam pengajian ini, dr. Silvy Agustina Hasibuan, Sp.KJ, M.K.M, FISQua, dan Retno Artanti,M.Psi ( Psikolog) perwakilan dari UPTDK RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem hadir menjadi narasumber.

Pada materinya, dr. Silvy Agustina Hasibuan yang membawakan materi berjudul “Jiwaku Sehat, Badanku Kuat”, menjelaskan betapa pentingnya menjaga kesehatan jiwa sebagai bagian integral dari kesehatan secara menyeluruh.

“Gangguan jiwa bukanlah hal yang harus distigmatisasi. Ini adalah kondisi medis yang nyata dan dapat menimpa siapa saja, dari segala usia dan latar belakang. Kemudian, bahwa gangguan jiwa dapat memengaruhi pola pikir, perasaan, perilaku, maupun aktivitas sehari-hari seseorang,” kata dr. Silvy Agustina Hasibuan, Jum’at (17/5/2025).

Menurut dr. Silvy, penyebab gangguan jiwa sangat beragam, mulai dari faktor biologis, psikologis, hingga lingkungan sosial. Gejala dan jenisnya pun bervariasi, dan jika tidak segera ditangani, kondisi mental dapat berkembang menjadi gangguan jiwa yang lebih serius.

BACA JUGA :  Persiapan Inventarisasi dan Verifikasi Penataan Kawasan Hutan di Sumut, BPKHTL Wilayah I Medan Gelar Coaching Clinic

Beliau menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda awal gangguan mental, serta mendorong masyarakat untuk tidak ragu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. “Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk pulih dan menjalani hidup yang produktif,” tegasnya.

Sementara itu, Retno Artanti,M.Psi ( Psikolog) yang memberikan materi berjudul “Menyembuhkan Luka Anak dan Salah Pengasuh” juga menjelaskan kepada jamaah pengajian secara rinci.

Dalam paparannya, Retno mengupas secara mendalam tentang diri seseorang yang terbentuk dari pengalaman masa kecil. Menurutnya, pengalaman tidak menyenangkan seperti pelecehan emosional, fisik, atau pengabaian, dapat meninggalkan luka batin yang terinternalisasi dalam diri seseorang.

“Inner child yang terluka tidak serta-merta hilang seiring pertambahan usia. Ia bisa mempengaruhi cara kita berpikir, berperilaku, bahkan dalam menjalin hubungan di masa dewasa,” ujar Retno di hadapan para peserta pengajian.

Namun, ia menekankan bahwa luka batin tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Salah satu metode yang bisa dilakukan untuk menyembuhkan luka tersebut adalah reparenting inner child, yakni proses memberikan ulang kasih sayang, perhatian, dan rasa aman kepada diri sendiri, seperti yang seharusnya diterima saat kecil.

Retno menjelaskan bahwa reparenting bisa dilakukan bersama tenaga profesional seperti psikolog, psikiater, atau terapis mental. Namun saat ini, metode self-reparenting juga semakin populer, di mana seseorang belajar menyembuhkan dirinya secara mandiri dengan teknik-teknik tertentu.

BACA JUGA :  Kapolres Madina Bertindak sebagai Irup dalam Korps Raport Kenaikan Pangkat

“Jika merasa kesulitan untuk memulainya sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional. Konseling bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian untuk menyembuhkan diri,” pesan Retno menutup sesi.

Secara terpisah, Direktur RS Jiwa Prof dr Muhammad Ildrem, drg. Ismail Lubis menyampaikan pesan dan berharap agar pengajian tersebut  dapat berguna bagi warga aisyiyah.

“Pengajian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga Aisyiyah dan masyarakat luas akan pentingnya kesehatan jiwa. Semoga warga Aisyiyah khususnya Medan Tembung dengan adanya materi yang diberikan narasumber bisa mendukung kesehatan jiwa, ” ucap drg. Ismail Lubis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *