
Asaberita.com, Medan – Sungguh memprihatinkan kehidupan Della (17) pelajar kelas 2 SMU ini. Sejak lahir, ia bersama ibunya Mursiyem dan lima adiknya harus bertahan hidup dalam gubuk reot beratapkan langit yang nyaris ambruk di Kampung Sidodadi RT 002/ RW 001 Desa Lehan, Kecamatan Bumi Agung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.
Di gubuk berukuran 5 X 7 yang berbahan kayu, papan dan tepas itu, semua bagiannya banyak kerusakan mulai dari lantai semennya yang sudah pecah berubah menjadi tanah, yang dijadikan Della dan keluarganya sebagai tempat tidur beralaskan tikar seadanya.
Selain itu, atap gubuknya juga penuh bolong bolong menganga, sehingga bila hujan mereka kehujanan hingga basah kuyup dan jika panas mereka kepanasan. Sedangkan dinding gubuk yang terbuat dari papan dan lapisan anyaman bambu, semuanya sudah lapuk dan terkelupas, membuat anak beranak itu menggigil kedinginan setiap malamnya.
Mengkhawatirkannya lagi, pondasi rumah yang terbuat dari tiang kayu sebagai penyangga gubuk, juga sudah lapuk dimakan rayap, yang suatu waktu bakal ambruk dan reruntuhannya dapat memakan korban orang orang di dalamnya. Sungguh rumah yang sudah tak layak huni.
Meski dengan kondisi hidup yang serba memprihatinkan itu, Della dan keluarganya tak pernah sekalipun mengeluh, malah ibunya Mursiyem yang menjadi tulang punggung keluarga dengan bekerja sebagai buruh tani serabutan itu, tetap menanamkan pada Della dan adik adiknya untuk selalu bersyukur dengan apa yang ada pada mereka, terutama dalam hal melaksanakan ibadahnya.
Mengetahui adanya gubuk yang nyaris ambruk itu dari akun sosial media Relawan Bang Rizal Lampung, seorang dermawan asal Sumatera Utara Ferdy Sanjaya Sembiring menjadi terketuk hatinya untuk memberikan pertolongan.
Dengan meluangkan waktu ditengah kesibukannya, pengusaha kebun kelapa sawit di beberapa provinsi ini, langsung datang melakukan bedah gubuk tersebut Sabtu (22/10/2022) kemarin.
Setelah Ferdy Sembiring bersama kepala dusun dan masyarakat bergotong royong merobohkan gubuk reot itu, penggiat sosial Sumut ini memulai pembangunannya dengan secara simbolis melakukan peletakkan batu pertamanya disusul puluhan relawan langsung bekerja membangun kembali gubuknya untuk menjadi rumah yang layak huni.
Hingga Rabu kemarin, pengerjaan bangunan itu masih berlangsung dan dikebut agar dapat rampung dan dihuni secepatnya. (red/has)