Tim Kajian Tiga Perguruan Tinggi terhadap Dampak PT AR Harus Independen

Tim kajian
Tim kajian dampak keberadaan PT AR dari tiga Perguruan Tinggi diabadikan bersama Mahmud Lubis di Kantor Desa Muara Hutaraja, Kecamatan Batangtoru.
Tim kajian
Tim kajian dampak keberadaan PT AR dari tiga Perguruan Tinggi diabadikan bersama Mahmud Lubis di Kantor Desa Muara Hutaraja, Kecamatan Batangtoru.

Asaberita.com, Tapsel – Tim Kajian Dampak Keberadaan PT Agincourt Resources (AR) dari berasal dari tiga Perguruan Tinggi, diharapkan bisa bersikap independen dalam kajiannya, meski pembiayaan tim bersumber dari PT AR.

Harapan itu disampaikan Anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD Tapanuli Selatan (Talsel), H Mahmud Lubis kepada wartawan, Kamis (2/3/2023), usai bertemu dengan tim kajian dari tiga perguruan tinggi di Kantor Desa Muara Hutaraja, Kecamatan Batangtoru.

Bacaan Lainnya

“Kendati sumber dana berasal dari CSR perusahaan tambang emas Batangtoru PT AR, tim kajian terhadap dampak keberadaan PT AR dari tiga perguruan tinggi harus tetap menjaga independensi dalam memberikan laporan (report) hasil capaian kinerja,” kata Mahmud.

Mahmud mengemukakan hal itu menyikapi kehadiran tim independen ke Batangtoru, di antaranya dari Universitas Atmajaya, USU dan UIN Syahada dengan berbagai disiplin ilmu dan dibantu tim surveyor sebanyak 21 orang dari UIN Syahada.

Ia mengingatkan, dana CSR tersebut merupakan uang rakyat (hak rakyat yang sudah tercatat atas 2 atau 3% dari keuntungan setiap perusahaan). “Jadi, tim dari perguruan tinggi itu jangan merasa terikat dengan PT AR,” imbaunya.

Mahmud tak lupa menyampaikan terima kasih atas kedatangan tim ke daerah di lingkar tambang emas PT AR, karena hal ini menjadi salah satu cara pembuktian akademisi terhadap fakta riil di lapangan tanpa ada intervensi dari pihak manapun.

Kepada tim, dari 12 tahun pasca produksi PT AR, dari segi peningkatan ekonomi, Mahmud memastikan tim tidak akan menemukan lima keluarga pun meningkat ekonominya dari keberadaan tambang emas Batangtoru.

Mendengarkan hal itu, salah seorang anggota tim survei tercengang dan secara spontan menyatakan, mana mungkin, pak ?
Mahmud mengatakan. kalau tidak percaya silahkan sama-sama dicari.

BACA JUGA :  FPAN DPRD Tapsel Laporkan Kegagalan PT AR ke Komisi VII DPR-RI

“Saya siap mendampingi adik-adik dari tim dengan jaminan kenyamanan tanpa ada gangguan dari pihak mana pun,” kata Mahmud.

Ia kemudian mengutip penjelasan anggota DPR RI H Ongku Parmonangan Hasibuan, perihal pengalamannya terkait dampak ekonomi atas keberadaan perusahaan tambang emas di beberapa daerah.

Selaku pimpinan empat perusahaan tambang emas dan empat perusahaan tambang Batubara berskala kecil, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dilakukan perusahaan tambang dimaksud telah menghidupkan peredaran ekonomi masyarakat cukup meningkat, seperti lebih mementingkan pasokan kebutuhan dari masyarakat lokal ketimbang dari luar.

Contohnya, pihak perusahaan tambang yang dipimpinnya membeli kebutuhan pangan seperti ayam, meski di luar lingkar tambang harganya lebih tinggi. Namun pihak perusahaan lebih memilih produksi masyarakat lokal agar roda perekonomian di lingkar tambang tersebut tumbuh.

Indikator meningkatnya aspek sosial ekonomi di areal lingkar tambang, banyaknya bermunculan bank-bank dan ATM-ATM untuk kepentingan transaksi keuangan.

Menjawab harapan Mahmud, salah seorang anggota tim dari Universitas Atmajaya, Rama Adi Putra MSc didampingi Nilla Sari Dewi MSi menyebutkan, kedatangan mereka untuk melakukan studi terkait dampak sosial ekonomi dan kepuasan masyarakat terhadap Program Pengembangan dan Pemberdayaan (PPM) PT AR 2012-2022.

Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dampak sosial dan ekonomi secara umum, termasuk bagaimana tingkat kepuasan masyarakat dan stakeholder khususnya di ring 1 yang meliputi 15 DAV sebagai penerima manfaat.

Independensi mereka tidak perlu dikhawatirkan karena kedatangan mereka murni membawa kertas putih. Survey (enumerator) dan analisis yang mereka lakukan ada delapan program.

Di antaranya, persepsi terhadap kualitas dan Akses Fasilitas Layanan Dasar, persepsi terhadap kesejahteraan subjektif rumah tangga dan bantuan sosial, persepsi terhadap program dan dukungan PT AR dan kepuasan masyarakat, pendidikan, infrastruktur dasar, kesehatan, permodalan UMKM.

BACA JUGA :  Program Budidaya Kunyit PT AR di Muara Batang Toru Dinilai Gagal Total

Tim juga menyebutkan semua pernyataan yang dipaparkan Mahmud Lubis akan dituangkan sebagai salah satu rekomendasi hasil survei dari anggota DPRD Tapsel dan akan menjadi poin penilaian.

Seperti disebutkan Ongku P Hasibuan, indikator terjadinya peningkatan sosial ekonomi di suatu daerah di lingkar tambang, bisa di lihat bersama dari bank di Batangtoru sebagai pusat perekonomian yang lebih dekat dengan tambang emas PTAR Batangtoru, hanya terdapat tiga bank dan satu di antaranya sudah tutup.

Kemudian ATM hanya terdapat empat outlet yang pada akhirnya satu dari keempat ATM tersebut telah tutup. Ini membuktikan, dari rekrutmen tenaga kerja lokal sangat minim pada PT AR.

Jika persentase tenaga kerja lokal benar adanya sebanyak 70% dari keseluruhan karyawan perusahaan Tambang Emas Batangtoru, maka bank dan ATM di Batangtoru juga bisa dipastikan akan tumbuh dengan pesat.

Fakta lapangan, kata Mahmud, mengutip pernyataan Wakil Ketua MUI Kecamatan Muara Batangtoru, Ustaz Jamilun Harahap, analogi berpikirnya atas perbandingan dampak ekonomi keberadaan PT AR dengan PTPN 3 yang sama-sama berada di Batangtoru.

Jika karyawan PTPN 3 Batangtoru gajian, pasar Batangtoru akan ramai, sebaliknya jika karyawan PT AR yang gajian, pasar Batangtoru sepi.

“Sepinya pasar pasca gajian karyawan PT AR menunjukkan serapan tenaga kerjanya lebih banyak dari luar daerah, sehingga uang yang ada di Batangtoru beredar keluar,” kata Mahmud. (red/ler)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *