
Asaberita – Medan – Sebanyak 15 guru besar dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berebut tiket Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) periode 2023-2027.
Sampai penutupan pendaftaran, Selasa (31/01/2023) sore, Pansel Penjaringan Rektor UINSU periode 2023-2027, sudah menerima sebanyak 15 berkas bakal calon Rektor UINSU. Di antara kelima belas guru besar bergelar profesor yang menyerahkan berkasnya tersebut, berasal dari UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh dan UINSU Medan.
Ketua Penjaringan Balon Rektor UINSU Prof Dr Sukiman M.Si dalam pengumumannya menyampaikan jadwa pendaftaran sudah dibuka sejak 18 – 31 Januari 2023. Selanjutnya, tanggal 1-6 Pebruari 2023 akan melakukan verifikasi kelengkapan berkas pencalonan dan penetapan calon Rektor UINSU.
Sedangkan penyerakan dokumen calon Rektor UINSU akan diserahkan Panitia Penjaringan kepada Plt Rektor UINSU tanggal 7 Pebruari 2023, tanggal 8 Pebruari penyerahan berks calon Rektor UINSU kepada Senat Universitas untuk selanjutnya mulai tanggal 9-27 Pebruari 2023 bagi calon rektor akan mendapatkan penilaian dan pertimbangan kualitatif dari Senat Universitas.
Hasil penilaian ini, kemudian diserahkan Senat kepada Plt Rektor UINSU tanggal 28 Pebruari 2023 untuk selanjutnya diserahkan kepada Menteri Agama RI. Keputusan final siapa Rektor UINSU terpilih periode 2023-207 berada di tangan Menteri Agama RI.
Adapun 15 nama bakal calon Rektor UINSU periode 2023-2027 berdasarkan urutan pendaftar adalah :
Pertama, Prof. Dr. Muhammad Ramadhan, S.Ag, MA. Prof Ramadhan dikenal sebagai mantan Wakil Rektor II periode 2016-2020. Ia mendaftarkan diri sebagai calon rektor semata-mata karena alumni UINSU. Dirinya ingin mengabdi untuk menggali segala potensi UINSU yang sudah ada. “Yang mendasari kami untuk ikut dalam kontestasi calon Rektor UIN SU, pertama sebagai alumni UIN SU (IAIN—red), ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk bisa berkontribusi bagi kemajuan UIN SU mendatang, hal berikutnya melihat perkembangan UIN SU yang begitu luar biasa dengan segala potensi akademik dan non akademik, peluang semakin terus berkembang sangat terbuka, tentu saja hal ini harus di kelola secara baik, profesional dan akuntabel”, ucap Prof Ramadhan.
Kedua, Prof Dr Abdurrahman MPd. Profesor bidang konseling Islam ini kini menjabat sebagai Dekan FIS UINSU dan beberapa kali menjabat jabatan strategis di lingkungan UINSU Medan. Prof Dr Abdurrahman menyampaikan motivasi kuat mendaftarkan diri sebagai balon rektor adalah karena ia memenuhi syarat pencalonan dan sebagai alumni UIN SU (IAINSU) yang juga telah mengabdi di UIN SU selama hampir 30 tahun. Prof Rahman berkeinginan menjadikan UINSU yang selama ini telah baik akan menjadi lebih baik lagi dengan mengembangkan berbagai program, di antaranya menjadikan UIN SU berbasis teknologi modern. “UIN SU akan kita kembangkan untuk lebih baik lagi. Di era digital ini, UIN SU harus berbasis teknologi modern,” kayanya.
Ketiga, Prof Dr. Hasan Asari MA. Profesor bidang sejarah pendidikan Islam ini, saat ini menjabat Wakil Rektor I UINSU. Yang menariknya, Prof Hasan saat mendaftar didampingi Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Dr Mardianto MPd. “Pertama saya adalah alumni IAIN Sumatera Utara yang kini jadi UIN Sumatera Utara Medan. Jadi saya punya rasa memiliki yang tinggi terhadap kampus ini, kedua saya merasa menjadi salah satu alumni yang sangat beruntung dari puluhan ribu lainnya. Saya diberi banyak sekali oleh kampus ini,” kata Prof Hasan Asari.
Keempat, Prof. Dr. Faisar Ananda Arfa MA. Profesor ini dikenal sebagai guru besar hukum Islam di UINSU. Menurut dia, aat ini kolaborasi dengan melibatkan semua elemen merupakan hal penting untuk dan demi kemajuan serta pengembangan kampus Islam negeri terbesar di Sumut ini. “Dengan visi dan misi, bahwa kita dapat memperbaiki UINSU dengan kolaborasi dengan semua elemen. Kolaborasi perlu untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas serta kerja sama membangun UIN SU,” ujar Prof Faisar.
Kelima, Prof. Dr. Didik Santoso. Ia dikenal sebagai guru besar linguistik di FITK UINSU dan saat ini menjabat Wakil Dekan I FITK di kampus yang sama. Ia mendaftarkan diri sebagai calon rektor, karena Prof Didik ingin mengedepankan pendekatan spiritual dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan akademik di kampus Islam negeri terbesar di Sumut ini. Menurut dia, krisis spiritual berujung pada mahasiswa atau lulusan yang tidak siap dalam menghadapi dunia kerja.
Keenam, Prof. Dr. Iswandi Syahputra S.Ag M.Si. Beliau adalah pendaftar dari UIN Sunan Kalijaga, tapi asalnya dari Medan yang merantau lama di luar Sumatera Utara. Akademisi ini, mengaku ikut penjaringan semata karena dan untuk pengabdian kampung halaman. “Ini kampung saya, asal saya. Tempat saya belajar berenang, bermain sepeda dan lain sebagainya. Ini adalah pengabdian untuk kampung halaman. Air yang saya minum, beras yang saya makan di Sumut, harus saya kembalikan ke sini dalam bentuk manfaat,” kata Prof Iswandi.
Ketujuh, Prof Dr. .Azhari Akmal Tarigan MA. Begitu Akmal memperoleh gelar guru besar, ia langsung mempersiapkan diri mencalonkan rektor. Guru besar UINSU dari Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) ini, mengaku untuk mengikuti penjaringan rektor ini banyak alasan. Ia punya ikatan yang kuat dengan kampus ini. “S ebagai alumni, UINSU ini adalah bagian dari kehidupan saya. Kalau dihitung sejak mahasiswa hingga dosen, mungkin dua pertiga dari umur saya bersama UINSU, ini bagian dari hidup saya, bagian dari sejarah, karena itu saya ingin mengukir sejarah melalui penjaringan ini,” kata Prof Akmal.
Kedelapan, Prof. Dr. Katimin, MA. Guru besar dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) UINSU Medan ini berniat akan memperbaiki tata kelola yang baik. Karena hal ini merupakan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan kampus serta untuk menjadikan UINSU lebih maju di masa mendatang. “Saya sebagai alumni UIN SU dari FUSI angkatan 86 dan sekarang saya mengabdi menjadi ASN merasa terpanggil untuk menjadikan kampus kita menjadi unggul dan sejajar dengan kampus lainnya. Motivasi saya ialah untuk mengembangkan dan memajukan UIN SU ke depannya agar menjadi lebih baik lagi,” ujar Prof Katimin.
Kesembilan, Prof Dr. Khoiruddin Nasution MA. Ia meerupakan guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Prof Dr Khoiruddin membawa gagasan untuk pengelolaan kampus yang harus punya kekompakan tinggi untuk meraih kemajuan bersama. “Saya lama tinggal di luar Sumut, tapi perasaan, hati dan pikiran menginginkan untuk memajukan tempat kelahiran,” ujarnya. Menurut dia, tradisi yang sering ditunjukkan oleh masyarakat Jawa ialah kekompakan dan budaya gotong-royong. Lama tinggal di Pulau Jawa, Prof Khoiruddin ingin membawa semangat kekompakan untuk diterapkan di UINSU, dengan tekad bisa membawa kemajuan untuk kampus Islam di Sumut.
Kesepuluh, Prof Dr Muzakkir MA. Guru besar FUSI UINSU ini akan membawa UINSU melalui spiritual leadership (kepemimpinan spiritual) sehingga bisa menghilangkan penyimpangan dalam pelaksanaan tugas. Menurut dia, UIN SU beberapa waktu lalu penuh dengan musibah. Ini bisa jadi ujian, teguran juga bisa jadi sebuah hukuman karena berbagai persoalan yang muncul dari masa lalu. Kembali kepada Alquran, Surat Annisa ayat 79, dalam melangkah menjalani kehidupan, termasuk tugas mengelola perguruan tinggi, maka perlu membangun niat tulus,” kata Prof Muzakkir.
Kesebelas, Prof Dr Candra Wijaya M.Pd. Ia baru saja mendapatkan gelar profesornya di bidang manajemen pendidikan FITK UINSU. Prioritas utamanya adalah peningkatan mutu perguruan tinggi dalam berbagai sisi seperti akreditasi, akademik, regulasi dan lain sebagainya. UIN SU, katanya, harus berbenah memperbaiki citra. “Saya selalu berpikir, organisasi yang hidup dan berkembang adalah organisasi yang senantiasa memunculkan ide-ide dan gagasan baru untuk mencapai kemajuan bagi lembaga. UIN SU dapat menjadi lokomotif perubahan yang signifikan bagi kemajuan dan di sisi lain adalah harga diri umat Islam bahwa UIN SU sebuah PTKIN yang asasnya Islam,” kata Prof Candra.
Keduabelas, Prof. Dr. Nurhayati MA. Beliau adalah wanita pertama yang berani mencalonkan diri sebagai Rektor UINSU. Sudah 50 tahun UINSU Medan ada, belum ada muncul sosok perempuan yang memimpin UINSU. Terkait itu, guru besar perempuan dari kampus Islam negeri tersebut, Prof Dr Nurhayati, MAg maju sebagai bakal calon Rektor UIN SU 2023-2027 dengan mengusung semangat women leadership dan memberi warna baru bagi pendidikan tinggi Islam dimaksud.
Ketigabelas, Prof Dr. Mesiono MPd. Guru besar FITK UINSU ini mengusung gagasan pengembangan kampus berbasis cyber islami di tingkat Asia, yakni unggul dalam teknologi informasi dan jaringan namun dengan nilai-nilai islami sebagai unsur pengendalian (control). Menurut dia, persoalan siber (cyber) menjadi tantangan kampus saat ini. Untuk pengendalian dalam jaringan perlu nilai-nilai islami. Karena itu, penting untuk melakukan transformasi lembaga dengan basis digitalisasi dan kemampuan tentang jaringan.
Keempatbelas, Prof Dr Syamsul Rijal MAg. Beliau adalah guru besar UIN Ar – Raniry, Banda Aceh. Ia akan menerapkan kepemimpinan kolaborasi dan mampu membawa perubahan baik bagi pengelolaan perguruan tinggi dan kelembagaan. Selain itu juga mengoptimalkan penggunaan media dan informasi dinilai mampu memberikan dukungan maksimal. Prof Rijal menargetkan peningkatkan jumlah guru besar dan juga fokus pada pengembangan fungsi kampus sebagai pusat atau wadah pengembangan moderasi beragama. Kondisi heteroginitas di Sumut ini cukup membuat pengelolaan intelektual dan keilmuan juga harus bermuata pada prinsip-prinsip moderasi beragama. Lalu dalam pengembangan keilmuan, memang harus melakukan perubahan-perubahan signifikan.
Kelimabelas, Prof Dr. Amroeni Drajat MA. Guru besar dari Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) UINSU ini akan mengusung visi misi untuk membangun citra kampus Islam yang berakhlakul karimah dijalankan oleh insan-insan yang mandiri. “Pertama, saya semangat dan punya peluang untuk mendaftar sebagai bakal calon Rektor UINSU 2023-2027. Motivasi dan keinginan kami ialah untuk memperbaiki kondisi dan menjadikan UIN SU lebih baik ke depannya. Dengan visi misi membangun citra yang berakhlakul karimah,” katanya. ** msj
49,504 total views, 2 views today
Komentar Anda