Hamdan Simbolon: Pimpinan Darul Arafah Harus Bertanggungjawab atas Tewasnya Santri Dianiaya Senior

Hamdan Simbolon
Ketua DPC PKB Kota Medan Hamdan Simbolon SH
Hamdan Simbolon
Ketua DPC PKB Kota Medan Hamdan Simbolon SH

 

Asaberita.com, Medan – Kabar tewasnya santri Pesantren Darul Arafah di Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara, akibat dianiaya seniornya, mendapat tanggapan dari Ketua DPC PKB Kota Medan, Hamdan Simbolon SH.

Bacaan Lainnya

Menurut Hamdan, Pimpinan Pondok Pesantren harus bertanggungjawab atas tewasnya santri yang dianiaya oleh seniornya. Sebab, dalam sistem pendidikan pesantren, seluruh sikap dan tindak tanduk semua santri yang sedang ‘mondok’, tidak boleh lepas dari pengawasan dan tanggungjawab pihak pesantren.

“Sistem pendidikan di pesantren memiliki kekhasan. Semua santri dititipkan oleh orang tuanya kepada pimpinan pondok dan guru-guru untuk mondok menimba ilmu-ilmu agama, sosial kemasyarakatan dan budaya. Para orang tua berharap, anak-anak mereka bisa memiliki akhlak, adab dan karakter yang baik melalui pendidikan di pesantren,” ujar Hamdan kepada wartawan, Rabu (9/6), di Medan.

Kasus tewasnya santri di Darul Arafah karena dianiaya seniornya pada Sabtu malam (5/6) lalu, menurut Hamdan, adalah kelalaian pihak pesantren dalam mengawasi santrinya dan buruknya pola pendidikan akhlak atau adab yang dilakukan para guru di pesantren.

“Santri yang menjadi pelaku penganiayaan yang membuat korban meninggal dunia jelas salah dan harus diberi hukuman pembinaan. Tetapi pihak pesantren yang lalai mengawasi serta mendidik santri asuhannya harus pula bertanggungjawab pada keluarga korban, tak cukup hanya meminta maaf saja,” tegas Hamdan.

BACA JUGA :  Tommy Kurniawan: Garda Bangsa Kota Medan Harus Jadi Tolak Ukur di Sumut

Dikatakan Hamdan, peristiwa tewasnya santri di Pesantren Darul Arafah karena dianiaya serta adanya kasus pengeroyokan santri oleh sejumlah santri lainnya di Pondok Pesantren Modern Nuur Ar Radhiyyah, Tanjung Pura, Langkat, pada Februari 2021 lalu serta sejumlah peristiwa yang hampir sama lainnya di sejumlah pesantren, membuktikan ada hal yang salah dan perlu dievaluasi dalam pola pembinaan adab di pesantren.

PKB sebagai partai kaum nahdiyin yang didirikan para ulama dan pimpinan pondok pesantren, sangat konsern terhadap berbagai persoalan dan pola pembinaan di pesantren. Sebab, para orang tua yang telah mempercayakan anaknya untuk dititipkan di pesantren-pesantren jangan sampai dikecewakan karena mulai berkurangnya pendidikan karakter dan adab pada santri.

“Kami menilai persoalan akhlak atau adab sangat penting karena akan membentuk karakter anak. Jika pimpinan pondok dan para guru tidak menunjukkan adab yang baik pada santri yang menjadi asuhannya di pesantren, maka para santri juga akan menunjukkan adab yang kurang baik pada guru, teman sebaya, kepada kakak, adik bahkan kepada orang tuanya,” ujar Hamdan.

Karena itu, ia meminta pada Kementrian Agama serta Komisi VIII DPR RI yang membidangi pendidikan agar melakukan evaluasi tentang pola pendidikan akhlak atau adab di pesantren yang dinilai telah mulai berkurang dan melenceng karena munculnya sejumlah kasus penganiayaan oleh santri terhadap santri lainnya.

“Lulusan pesantren itu sangat diperhatikan di masyarakat kita. Mereka juga diharapkan mampu berbaur dalam pergaulan di masyarakat dengan adab yang sesuai dengan moralitas dalam Islam. Masyarakat akan menilai baik buruknya sebuah pesantren itu adalah dari bagaimana adab para santri jebolan pondok pesantren itu di masyarakat,” imbuh Hamdan.

BACA JUGA :  Ketua Komisi VIII DPR RI Apresiasi Kerja Rektor UINSU

Sebagaimana telah diberitakan sejumlah media sebelumnya, FWA (15) santri Pondok Pesantren Darul Arafah asal Aceh Tamiang, tewas karena dianiaya kakak kelasnya berinisial ALH (17) pada Sabtu malam (5/6/2021).

Atas kejadian ini ALH telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian dari Polsek Kutalimbaru.

Permohonan Maaf

Ustaz Harun Lubis selaku Pimpinan Pesantren Darul Arafah Raya, pada Senin (7/6) melalui keterangan tertulisnya telah menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat atas terjadinya peristiwa hukum tersebut.

Harun juga menyampaikan atas kejadian ini, Pesantren Darul Arafah Raya berduka dan berkomitmen untuk mengevaluasi segala kebijakan agar tidak terulang kembali peristiwa hukum yang sama dan/atau berkaitan.

“Bahwa Pesantren Darul Arafah Raya senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan kepada santri,” ujarnya.

Ia juga mengatakan pihak pesantren
akan mengawal dan mendampingi segala proses hukum yang terjadi atas peristiwa hukum ini.

Selain itu, Harun mengatakan akan berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan Kemanag Deli Serdang untuk menyikapi permasalah ini.

 

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *