MADINA – Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi yang berpasangan dengan Hasan Basri Sagala menghadiri pengajian Puncak Barokah yang dipimpin Ustaz Buya Salman Ahmad di Desa Bange, Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal, Minggu (3/11). Kehadiran Edy disambut hangat oleh ribuan jamaah, mayoritas kaum ibu.
Dalam pengajian tersebut, seorang peserta, Gong Matua Hasibuan, menanyakan komitmen Edy untuk mengatasi masalah aliran Sungai Batang Gadis dan Sungai Batang Angkola yang menyebabkan ribuan hektar sawah di Kecamatan Siabu terancam kekeringan akibat penyumbatan di Kuala Lumpatan Harimau, Desa Muara Batang Angkola.
Gong Matua menjelaskan bahwa Siabu, salah satu lumbung padi terbesar di Madina, kini terganggu karena aliran air yang tersumbat. “Pada tahun 80-an, pernah ada rencana untuk menghancurkan batu di kuala tersebut, namun dilarang karena dianggap sebagai ‘paku bumi’ yang dapat merusak wilayah sekitar,” katanya.
Menanggapi hal itu, Edy menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan masalah tersebut jika terpilih kembali. Ia mengakui bahwa rencana penanganan aliran sungai sempat tertunda akibat pandemi COVID-19, meskipun peninjauan sudah dijadwalkan pada tahun 2020.
“Jika normalisasi sungai ini berhasil, petani di Madina, khususnya Siabu, akan memperoleh pasokan air yang cukup. Dengan kondisi irigasi yang baik, produksi padi bisa mencapai 9-10 ton per hektar,” jelas Edy.
Edy juga menegaskan bahwa pencalonannya semata-mata demi pengabdian. “Saya mencalonkan diri karena amanah umat, bukan karena ambisi pribadi. Ini adalah ibadah,” ujar Edy.
Dalam kesempatan itu, Edy memaparkan visi dan misinya untuk Sumatera Utara yang unggul, maju, dan berkelanjutan. Fokusnya antara lain pada pendidikan, kesehatan, infrastruktur, pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Edy hadir bersama istrinya, Nawal Lubis, dan disambut dengan lantunan salawat oleh jamaah pengajian.
(ABN/Dedi Mulia)