
Oleh : Nur Halimah Asri Br Penarik
Lembaga survey kesehatan manapun di dunia ini belum dapat memastikan, kapan wabah covid-19 segera berakhir. Setiap hari selalu ada pertambahan korban yang meninggal dan positif, baik di Indonesia maupun di Negara lainnya di dunia.
Lantas tahukah Anda berapa jumlah kasus covid-19 saat ini? Berdasarkan data WHO lembaga resmi kesehatan PBB, menyebutkan sampai 2 Agustus 2020, kasus Covid-19 internasional sebanyak 17.758.804 kasus, dengan korban meninggal 682.999 kasus dan sembuh total 11.161.520 kasus. Fakta ini diperkuat pernyataan Direktur Kedaulatan WHO, Michael Ryan. Ia menyebut bahwa virus corona mungkin tidak akan pernah hilang, tidak ada pula yang memprediksi kapan pendemi corona bisa dikendalikan.
Melihat situasi yang sekarang dialami mahasiswa setelah terkena dampak covid-19, karena kasus yang semakin meningkat ini, mahasiswa harus melakukan kegiatan kegiatan perkuliahan jarak jauh selama waktu yang tidak ditentukan. Kondisi ini dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir penyebaran serta mengurangi resiko virus corona di lingkungan UIN Sumatera Utara Medan secara khusus dan masyarakat secara umum. Dengan keterbatasan jarak, ruang dan waktu, sejumlah universitas memberikan solusi kepada para Mahasiswa agar tetap dapat melaksanakan kegiatan KKN dari rumah. Seperti yang dilaksanakan mahasiswa UIN Sumatera Utara yang saat ini melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) DR atau dari rumah. Kegiatan KKN-DR merupakan pertama kalinya di UINSU. Rektorat bersepakat menggelar KKN-DR untuk memperlambat laju perkembangan virus. Meskipun pelaksanaannya dilakukan di rumah, nyatanya proses kegiatan ini banyak sekali hambatan bagi terhadap mahasiswa.
Lantas apa yang menghambat pelaksanaan Daring KKN-DR 2020? Pertama, sulitnya berkomunikasi jarak jauh dengan anggota kelompok. Ini menjadi masalah utama dari KKN-DR, karena tujuan dari kegiatan ini ialah meningkatkan solidaritas, kreativitas antar kelompok. Namun karena banyaknya rekan-rekan yang berbeda kota atau kampung sulit untuk berkomunikasi. Hal ini menyebabkan terjadinya kurang akrab antar sesama anggota kelompok. Kenyataannya, tidak semua mahasiswa aktif dalam pembicaraan forum diskusi online yang mengakibatkan KKN bersifat pasif. KKN-DR memberi jarak yang jauh dan semakin jauh karena komunikasi yang terbatas antar-kota. Begitupun dengan banyaknya tugas yang diberikan sehingga sulit untuk menentukan pembagian perkerjaan atas bagiannya masing-masing.
Kedua, banyaknya tugas menuntut mahasiswa kreatif dan produktif. Tugas yang diberikan lebih banyak dibanding KKN yang reguler, KKN DR ini menitikberatkan mahasiswa harus menuangkan ide, gagasan seta fikiran melalui media sosial se-kreatif mungkin sesuai dengan buku pedoman yang diberikan. Di antaranya, salah satu tugasnya ialah membuat video animasi, yang dimana masih banyak mahasiswa yang belum mahir untuk membuatnya, basicnya pun masih banyak yang belum memahami secara detail.
Namun KKN-DR ini membuat mahasiswa menjadi berusaha untuk bisa melakukan kegiatan di luar jurusannya, jadi harus belajar secara otodidak, mencari informasi sendiri dengan melihat tutorial yang ada di Youtube. Banyak mahasiswa yang tidak tahu, pun sejumlah mahasiswa mengaku mengaku bakat barunya muncul membuat video animasi ketika dituntut untuk menjadi tim media social. Jadi, mau tidak mau harus dapat design, dan mencari tahu aplikasi apa saja yang digunakan untuk membuat video animasi.
Ketiga, sulit mencari referensi membuat laporan. Laporan merupakan tugas akhir yang wajib dibuat untuk seluruh mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan mahasiswa, baik itu KKN reguler, KKN Tematik maupun KKN DR. namun yang menjadi pembeda ialah sulitnya mencari referensi untuk membuat KKN-DR dibanding KKN lainnya. Dalam KKN-DR, tidak memiliki tempat yang pasti untuk membuat perubahan terhadap masyarakat karena hanya menggunakan media sosial. Kondisi ini menyulitkan para Mahasiswa dalam menemukan referensi yang tepat untuk membuat laporan yang baik dan berkualitas.
Keempat, terkendala jaringan. Ketika melakukan KKN-DR menuntut tersedianya jaringan pada perangkat telepon seluler mahasiswa agar selalu up to date. Terlebih lagi, kegiatan ini memakan kuota internet yang tidak sedikit ketika melakukan pembekalan melalui video conference bersama dosen pembimbing lapangan, dan tidak semua orang tua mampu untuk membeli kuota internet ini. Maklum saja, banyak orang tua yang lebih membutuhkan untuk membeli kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk keluarganya dibanding membeli kuota internet.
Belum lagi terkendalanya jaringan yang tidak stabil, kemudian kondisi perangkat yang tidak memadai karena banyak mahasiswa yang masih menggunakan hp non internet atau bahasanya hp kentang (hp murah yang muat kapasitasnya tidak banyak dan model lama), namun darisitulah Mahasiswa bertukar pikiran dengan sesame anggota dan dosen pembimbing lapangan melalui video conference.
Kelima, mahasiswa tidak menjaga imunitas tubuhnya karena fokus tugas. Dampak yang selanjutnya ialah mahasiswa kurang menjaga imunitasnya karena fokus untuk mengerjakan tugas. Banyak mahasiswa yang malas bergerak untuk minum atau makan sebentar saja sebelum tugasnya siap.
Padahal, ini menjadi masalah serius untuk kesehatan tubuh, ketika tubuh tidak diisi dengan makanan yang bergizi dan berserat atau kurangnya mengkonsumsi, maka berujung terjadinya pemelamahan imun tubuh dan dehidrasi. Jika tubuh tidak terpenuhi makanan yang bergizi dan minum air putih yang cukup akan mengurangi tingkat konsentrasi mahasiswa. Jadi, percuma saja mengerjakan tugas, namun nyatanya tidak fokus dan konsentrasi jadi banyak yang bersalahan. Jadi walaupun tugas banyak tetaplah usahakan makan-makanan bergizi seperti yang digaungkan selama ini, makanan 4 sehat 5 sempurna dan tidak lupa mengkonsumsi air 2-4 liter perharinya.
Terlepas dari banyaknya keluhan dan hambatan yang sama-sama dirasakan selama Pandemi ini, tidak menyurutkan semangat menggali ilmu yang lebih dalam, sebagaimana isi hadist “menuntut ilmu adalah kewajiban untuk kaum muslimin (muslim laki-laki) dan muslimat (muslim perempuan) HR. Ibnu Abdil Barr, yang menuntut kita agar selalu haus akan ilmu, karena sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan.
Marilah kita turut mensukseskan KKN-DR ini dengan buku pedoman yang berlaku dan tetap mengikuti protokol pemerintah semestinya. Izinkan penulis mengakhiri tulisan ini dengan mengucapkan selamat tinggal dan sepenggal puisi dari Sapardhi Djoko Damono, “Aku mencintaimu, itu sebabnya aku tidak pernah selesai mendoakan keselamatanmu.” Begitu pula penulis, tidak akan pernah selesai mendoakan keselamatan para pembaca. Sampai jumpa lagi ditulisan selanjutnya, terimakasih.** msj
** Penulis adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FIS UINSU Medan, peserta KKN-DR 2020 Kelompok 102 **