Kasus Gatot Seret Semua Kader Partai, Mangapul Purba: Pengumpul dan Pemberi Dana Suap Juga Harus Diperiksa

Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Sumut Mangapul Purba

Asaberita.com-Medan – Kasus suap kader PKS Gatot Pujonugroho selaku Gubernur Sumatera Utara pada periode 2011 – 2014 yang lalu sesungguhnya telah menyeret semua kader partai yang duduk di DPRD Sumut terutama periode 2009 – 2014.

Demikian ditegaskan Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Sumut Mangapul Purba kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut, Rabu (5/2).

Bacaan Lainnya

“Dari sisi hukum tentu kita harus menghormati dan mengikuti semua proses hukum tersebut, yang bersalah ya harus terima mendapatkan hukum,” ujar Mangapul.

“Dari sisi politik tentu berbeda, bahwa Gatot Pujonugroho sebagai Gubsu yang memberi suap saat itu merupakan kader PKS, Ketua DPRD Sumut merupakan kader Golkar, wakil-wakil Ketua DPRD Sumut dari PKS, PAN, PDI Perjuangan dan Hanura, semuanya sudah di vonis KPK,” lanjut Mangapul.

Kemudian, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan Sumut ini mengatakan, bahwa seluruh ketua-ketua Fraksi di DPRD Sumut pada periode itu juga telah ditetapkan tersangka dan sudah jatuh vonis. Itu artinya semua partai terseret kasus suap Gatot tersebut. Tidak hanya satu partai saja.

Namun, menurut Mangapul masih ada yang janggal. Bahwa KPK belum maksimal menyentuh semua pihak terutama eksekutif yang menjadi pengumpul dan yang menjadi pemberi dana suap.

BACA JUGA :  DPD PDI Perjuangan dan TMP Bantu Lampu Solarcell di Samosir

“KPK jangan hanya fokus kepada legislatif dalam kasus suap kader PKS itu. Semua pihak yang terlibat dalam kasus suap itu harus turut di proses hukum, yaitu eksekutif yang jadi pengumpul dan termasuk yang menyediakan dana,” tegas Mangapul.

“Ada 100 anggota DPRD Sumut, dalam tuduhannya menerima suap Rp 200 juta hingga Rp 300 juta. Bahkan para pimpinan dewan menerima lebih dari itu, berarti secara kumulatif ada dana sekitar Rp 30 M untuk menyuap anggota DPRD. Dari mana dana itu berasal,” tanya Mangapul.

“Berarti ada orang yang tak sembarangan dan kuat untuk menyokong dana tersebut. Maka menurut saya KPK harus mengusut siapa-siapa saja penyokong dana suap itu,” imbuhnya.

Mangapul meminta agar ada perimbangan dalam penanganan kasus ini. Sebab dari pihak legislatif dalam hal ini DPRD Sumut sudah ada yang ditetapkan sebagai tersangka dan bahkan sudah ada yang menjalani hukuman.

Artinya, sebut Mangapul, kita minta tidak hanya dari DPRD saja yang diproses hukum, tapi yang melakukan komunikasi juga, dimana kepala- kepala dinas pada saat itu (pihak eksekutif) nya harus diperiksa juga dan dikenakan hukuman, karena ini kesalahan kolektif.

“Tentu harus ditelusuri semua dong, supaya semua clear, sehingga aspek hukumnya berjalan dengan baik. Yang melakukan upaya pemberian gratifikasi juga dihukum,” ujarnya.

Diungkapkan Mangapul, ada trias politika yang diatur dalam undang-undang, yaitu eksekutif, legislatif dan yudikatif.

BACA JUGA :  Makin Dekat 2 Oknum TNI Pembawa 75 Kg Sabu dengan Hukuman Mati

“Apakah eksekutif bisa berdiri sendiri, tidak toh. Apakah DPRD ini ujuk-ujuk datang gratifikasi, tidak toh. Kemudian apakah ketika tidak ada sebuah kesalahan atau kejanggalan dipihak eksekutif, hak interplasi itu yang harus ditakutkan, tidak toh. Maka rumusnya adalah ketika ada asap pasti ada api,” kata Mangapul.

Artinya sebut Mangapul, ketika ada interplasi, muncul ketakutan, ada upaya membangun konsensus, kemudian ada upaya-upaya mencari jalan tengah, maka muncul kasus ini.

Dijelaskan Mangapul, bahwa kasus hukum yang menjerat mantan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, yang menjadi objek penegakan hukum pertama dipihak legislatif (DPRD Sumut) dan hal itu merupakan kesalahan kolektif.

“Biarlah ini menjadi pembelajaran bagi kita, menjadi cermin menatap masa depan bagi legislatif di Sumut,” katanya.

Lembaga legislatif harus terus diselamatkan, karena dalam sistem politik presidential dan demokrasi terbuka ini, legislatif masih satu-satunya lembaga perwakilan rakyat untuk memperjuangkan aspirasi terhadap hajat hidup orang banyak, pungkas Mangapul. (has)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *