Politik

Kawal Program Strategis Nasional dalam Peralihan Kekuasaan, Aktivis 98 Deklarasi Relawan Persatuan Nasional

×

Kawal Program Strategis Nasional dalam Peralihan Kekuasaan, Aktivis 98 Deklarasi Relawan Persatuan Nasional

Sebarkan artikel ini
Relawan Persatuan Nasional
Ketua dan Sekretaris panitia deklarasi Relawan Persatuan Nasional saat memberi keterangan terkait acara deklarasi dan diskusi kebangsaan.
Relawan Persatuan Nasional
Muhammad Ikhyar Velayati dan Asrul Anwar, Ketua dan Sekretaris panitia deklarasi Relawan Persatuan Nasional.

Asaberita.com, Medan — Sambut Pilpres 2024, Aktivis 98 deklarasikan Relawan Persatuan Nasional untuk bisa mengawal program dan agenda-agenda strategis nasional agar bisa berlanjut setelah suksesi kepemimpinan nasional.

Deklarasi Relawan Persatuan Nasional ini akan dimulai dari Kota Medan, Sumatera Sumatera Utara, yang akan digelar pada Senin, 7 Agustus 2023, di Seulawah Cafe Kompleks MMTC, Jalan Wiliem Iskandar Medan, serta dilanjutkan dengan Diskusi Kebangsaan dengan tema “Urgensi Persatuan Kaum Nasionalis Menghadapi Pilpres 2024”.

Ketua Panitia Deklarasi dan Dialog Kebangsaan, Muhammad Ikhyar Velayati yang akrab disapa Bung Casper didampingi Sekretaris Panitia Asrul Anwar S.Sos yang akrab disapa Bung Acun menjelaskan, acara deklarasi Persatuan Nasional akan dihadiri tokoh nasional Budiman Sudjatmiko M.Sc, M.Phil ya g merupakan penggagas Persatuan Nasional serta diikuti oleh ratusan massa dari aktivis, mahasiswa dan masyarakat.

Sedangkan pada acara Diskusi Kebangsaan, sebut Ikhyar, Budiman Sudjatmiko juga akan tampil sebagai pembicara bersama TGB Syekh Dr H Ahmad Sabban Rajagukguk MA (Ulama), Prof Dr Ansari Yamamah MA (Guru Besar UINSU), Sugiat Santoso SE MSP (Sekretaris DPD Gerindra Sumut), Asrul Anwar, S.Sos (Sekretaris Forum Aktivis 98), dengan moderator Dr Iwan Nasution MHI.

Lebih jauh Bung Casper menjelaskan, deklarasi Persatuan Nasional ini terinspirasi dengan gagasan persatuan nasional yang lahir dari pertemuan antara Capres Gerindra Prabowo Subianto dengan mantan aktivis 98 Budiman Sujatmiko.

Menurutnya, diketahui dulunya Prabowo dan Budiman Sujatmiko bersiteru dan saling berhadap hadapan saat pelengseran Suharto. “Tapi, demi kepentingan nasional yang lebih besar, utamanya untuk mengawal program dan agenda-agenda strategis nasional yang telah dirintis Presiden Jokowi untuk kemandirian bangsa, dan agar bisa lepas dari cengkraman serta rongrongan bangsa asing, Prabowo dan Budiman bertemu menggagas persatuan nasional,” ungkap Ikhyar kepada wartawan, Sabtu malam (5/8).

BACA JUGA :  Masyarakat Sumber Jaya dan Reclasseering Langkat Deklarasi Dukung Pilkada Damai 2024

Relawan Persatuan Nasional

Ikhyar menjelaskan saat ini situasi nasional dan internasional telah berubah, maka strategi dan kawan berjuang juga bisa berubah. “Berubah kimiawi ekopolnya maka berubah pula program, strategi beserta kawan perjuangannya” jelas Ikhyar

Ikhyar melanjutkan pusat gravitasi ekonomi dari barat perlahan bergeser ke Asia, termasuk Indonesia yang di prediksi menjadi kekuatan ke empat dunia tahun 2045. Dan saat ini mau tidak mau Indonesia harus mulai menyatu dan membantu kutub progresif untuk kemitraan strategis baik militer, ekonomi maupun politik,” paparnya.

Dijabarkannya, AS, UE dan NATO yang selama ini mendominasi ekonomi dan hegemoni politik dunia tidak ingin kehilangan pengaruhnya dan mulai panik lalu melakukan tekanan, dikte, ancaman hingga sanksi ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

Ikhyar menilai saat ini pemerintahan Jokowi sedang bertempur dengan negara dan lembaga yang mencoba mendikte Indonesia agar manut kepada mereka.

Inilah yang dirasakan Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi, mulai dari program pelarangan ekspor mineral mentah, protes mereka terhadap pengembangan hilirisasi pertambangan di dalam negeri serta ancaman terhadap kebijakan larangan ekspor sawit mentah yang menguntungkan Indonesia. Pelarangan itu dilakukan oleh AS dan UE dan didukung oleh WTO dan IMF.

Bahkan di bidang alustita dan pertahanan, Amerika melarang Indonesia membeli pesawat tempur Su-35 dari Rusia yang lebih canggih dari F-15 Eagle II Amerika di sertai ancaman ekonomi hingga boikot suku cadang alustita yang berasal dari AS.

Mengacu pada kondisi objektif di atas, kata Ikhyar, dibutuhkan seorang pemimpin yang berani menentang dominasi kekuatan politik kapitalisme blok Barat tersebut. Dan Prabowo, menurutnya, memiliki kreteria untuk itu.

BACA JUGA :  Rahudman Harahap Kerahkan Ribuan Massa Pendukungnya Sukseskan Kampanye Akbar Anies di Sumut

Tetapi, keberanian dari pemimpin saja tidak cukup, butuh dukungan kekuatan politik kaum nasionalis dan rakyat untuk mendukung semua program yang berbasis kerakyatan yang sudah di rintis oleh Presiden Jokowi dan harus di lanjutkan oleh pemimpin selanjutnya.

Sementara Sekretaris Panitia Asrul Anwar menambahkan, konsolidasi momentum peralihan kekuasaan melalui Pilpres 2024 agar sesuai harapan, itu butuh persatuan dari kaum nasionalis.

Persatuan kaum nasionalis sangat dibutuhkan agar Indonesia Emas tahun 2045 bisa tercapai, dimana Indonesia benar-benar bisa berdaulat dan memiliki kemandirian secara politik dan ekonomi. Hilirisasi industri bisa berkembang untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Dan untuk tujuan itu, dibutuh sosok pemimpin yang mampu melanjutkan program dan cita-cita itu.

Jadi tujuan dari Relawan Persatuan Nasional ini, sebut Bung Acun, yang pertama adalah untuk mengawal program-program strategis nasional yang telah dirintis Jokowi bisa dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya yang memiliki jiwa nasionalis tinggi untuk memajukan Indonesia.

“Yang kedua, kehadiran Relawan Persatuan Nasional ini juga untuk melawan kelompok-kelompok yang arogan dan memaksakan diri untuk bisa mengambil kekuasaan, tetapi tidak memiliki konsep dan visi yang jelas untuk memajukan Indonesia,” tandas Bung Acun. (red/bs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *