Asaberita.com – Medan – Ketua Gerakan Dakwah Kerukunan dan Kebangsaan (GDKK) UINSU Medan Salahuddn Harahap MA menilai segelintir kelompok radikal diduga menunggangi sejumlah aksi unjukrasa di UINSU. GDKK meminta Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) segera turun tangan mengatasi kelompok tersebut.
“Sejumlah aksi unjukrasa yang dilakukan segeleintit mahasiswa diduga ditunggangi kelompok radikal, yang cenderung tidak mengindahkan protokoler kesehatan akibat wabah Covid-19. Ini telah sengaja dilancarkan kelompok itu untuk menghantam Rektor UINSU TGS Prof Dr KH Saidurrahman Harahap yang kini konsern dan getol melawan radikalisme baik di dalam maupun di luar kampus,” kata Salahuddin Harahap MA di Medan, Kamis (23/07/2020).
Salahuddin Harahap yang juga Dosen Filsafat Islam UINSU itu menegaskan, sejatinya gerakan, komitmen dan semangat Rektor UINSU Medan dalam mengembangkan moderasi beragama sebagai counter terhadap upaya-upaya licik para pemapar radikalisme harus mendapat dukungan penuh, terutama dari Civitas Akademika UINSU Medan.
Ketua Lembaga Survei dan Sosialisasi (LSS) UINSU Medan itu mengaku prihatin sekaligus menyayangkan gerakan yang sengaja dimunculkan yang diinisisasi kelompok terpapar dan telah berhasil melibatkan segelintir oknum mahasiswa dengan membawa isu-isu usang tidak populer merasa sedang menegakkan etika dan hukum. Padahal sesungguhnya, oknum-oknum mahasiswa itu telah menjadi korban dari manpulasi para pemapar tersebut.
Salahuddin Harahap berharap penuh agar BIN Sumut, BNPT dan Poldasu memberikan perhatian lebih untuk menelusuri dugaan adanya keterlibatan kelompok- kelompok radikal di balik aksi-aksi di kampus UINSU Medan belakangan ini.
Dia menepis jika aksi-aksi ini berkaitan dengan pemilihan Rektor UINSU, sebab urusan rektor itu tinggal kewenangan Menag RI. “Jadi, tidak ada kaitannya dengan UINSU, bahkan dengan Senat, kita tinggal menunggu saja dari menteri,” katanya.
Salahuddin mengatakan, aksi-aksi itu lebih mungkin merupakan respon terhadap gerakan, kegiatan dan pikiran-pikiran yang dilancarkan Prof Saidurrahman yang gencar melawan paham radikalisme ketimbang soal pemilihan Rektor UINSU.
Sebab, lanjut Salahuddin, setiap kali Rektor UINSU menyuarakan gerakan moderasi beragama dan deradikalisasi, pada saat itulah aksi-aksi yang menghantam Rektor UINSU datang silih berganti. “Anehnya menurut Salahuddin oknum-oknum yang terlibat dalam sejumlah aksi terkesan orang -orang yang sama alias “itu-itu juga”,” kata Salahuddin.
Sebagai bagian dari Civitas Akademika UINSU, Salahuddin berharap agar pimpinan UINSU segera menelusuri oknum-oknum terlibat tersebut, agar kelak tidak menjadi bibit-bibit terpapar paham radikal di kampus.
“Kita mengingatkan kepada adik-adik mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh dengan isu-isu yang tampak menarik. Padahal sesungguhnya menyesatkan dan merugikan UINSU yang kita cintai,” kata Salahuddin Harahap. ** msj