Oleh : Hikmatiar Harahap
“Partisipasi masyarakat dalam politik relatif menurun, sungguh dilematis sebab masyarakat tidak bisa disalahkan sepenuhnya dan tidak dibenarkan seluruhnya”
Kebijakan-kebijakan politik selalu bersentuhan dengan kehidupan masyarakat, bagaimana pun caranya tak bisa menghindar atau menjauh, sebab kebijakan tersebut selalu menyertai dengan biasnya sendiri. Dinamika-dinamika turut menyentuh dan mempengaruhi hajat pemenuhan masyarakat.
Kendati demikian, politik mesti dipandang dari esensi-argumentasi yang memberikan tawaran-harapan dalam setiap moment hajatan politik. Pada koridor esensi sebuah bagian dalam memberikan dan membuka ruang agar terlibat aktif oleh seluruh masyarakat bahkan harus ada (pemaksaan untuk berpolitik). Koridor ini secara substansi dan prosedural menegaskan akan keberlangsungan dan keinginan untuk tercapainya kesejahteraan dan kemajuan.
Pemahaman tentang kealergian, ketidakmauan bahkan turut berbagai seni beribu alasan untuk tidak terlibat aktif pada politik merupakan minus pada perkembangan demokrasi moderen. Tentu, sangat tak wajar, bahkan bisa berbahaya dalam konteks pencapaian pembangunan demokrasi.
Mesti dipahami bahwa alam demokrasi tidak bisa dipisahkan dengan masyarakat. Hadiah terindah dan termegah pasca abad pertengahan adalah saat masyarakat memiliki porsi dan kekuatan dalam menentukan arah serta kebijakan negara dan itu diperoleh berkah dari demokrasi.
Untuk itu, tidak ada alasan yang dapat dibenarkan, diterima bahkan harus ditegaskan kepada semua unsur masyarakat harus terlibat secara aktif ikut berpolitik.
Argumentasi mesti dipahami sebuah harapan, cita-cita dan keinginan bersama untuk sama-sama menikmati buah dari demokrasi kehidupan. Dalam tataran argumentasi, politik harus dapat dimaknai masyarakat sebagai sarana membangun kehidupan nyata, terukur dan sesuai harapan yang dibutuhkan. Seringkali, argumentasi-argumentasi tak mendasar, tidak terarah tujuan dan maksud sehingga masyarakat dipaksa untuk paham dan mengerti semuanya.
Demikian itu, sesuatu yang tak bisa diterima dan memberikan dampak buruk pada pergerakan. Pada tataran argumentasi sesungguhnya menghendaki kejujuran apa yang dicapai dan apa yang belum dituntaskan. Maka, waktu dan hitungan sangat beriringan dalam mengkonsep masyarakat politik dalam kacamata esensi-argumentasi. Masyarakat politik sesungguhnya mengajarkan tentang kaidah untuk terlibat aktif dalam nilai kejujuran.
Maka sangat wajar dalam situasi kekinian partisipasi masyarakat untuk berpolitik relatif menurun. Terbukti dalam setiap pesta demokrasi yang berlangsung, jumlah yang menyalurkan hak suaranya menurun dari waktu ke waktu. Hal ini sangat tidak sehat dalam kacamata demokrasi dan hal ini juga dapat terjadi disebabkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal turut mempengaruhi sikap kepribadian. Memang, sangat dilematis sebab masyarakat tidak dapat disalahkan sepenuhnya dan tidak dapat dibenarkan seluruhnya.
[Penulis adalah Sekretaris Eksekutif Transitif Learning Society Islam Transitif & Usbat Ganjar Sumatera Utara]