Asaberita.com, Medan — Status Danau Toba sebagai Global Geopark yang terkena kartu kuning atau warning dari UNESCO sempat mengagetkan banyak pihak, tak terkecuali dengan anggota DPD RI KH Muhammad Nuh, yang kemudian langsung menginisiasi diadakannya Focus Group Discussion (FGD) tentang status Danau Toba sebagai Global Geopark.
“Danau Toba adalah anugerah Ilahi yang wajib dikelola dengan baik, yang kedepannya akan kita wariskan ke anak cucu dan membuat mereka bangga. FGD ini bagian dari edukasi kita kepada publik agar lebih peduli terhadap kondisi Danau Toba terkini,” jelas Nuh dalam sambutannya pada pembukaan FGD yang digelar di Sekretariat DPD Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada pada Rabu (11/10).
Pada kegiatan ini di undang beberapa orang yang berkompeten untuk membahas permasalahan ini seperti Bu Maika Ritonga dari Dinas Pariwisata Sumatera Utara, Ahmad Hadian, Anggota DPRD Sumatera Utara, Onrizal akademisi Universitas Sumatera Utara (USU) dan Panut selaku Ketua Forum Kehutanan Daerah Sumatera Utara.
Maike Ritonga perwakilan Dinas Pariwisata Sumatera Utara dalam pemaparannya mengatakan harus ada sinergi untuk memperbaiki status kartu kuning atau warning yang dialamatkan ke Danau Toba. “Sinergi semua pihak diharapkan akan merubah status Global Geopark Danau Toba menjadi Green Card atau baik” jelasnya.
Sedangkan Ahmad Hadian mengajak para peserta FGD yang hadir untuk menjadikan yellow card ini sebagai penyemangat untuk terus berbenah.
“Kalau kita kelola dengan sangat baik pariwisata ini, khususnya Danau Toba, maka APBD kita akan lebih besar daripada yang ada sekarang yang hanya Rp 14 triliun,” katanya.
Ahmad Hadian kemudian mencontohkan Provinsi Jawa Barat dan Bali yang sumber pemasukan APBD terbesarnya berasal dari sektor pariwisata.
Sedangkan akademisi dari USU, Onrizal mengatakan Global Geopark Danau Toba dalam pengeloalannya harus holistik atau menyeluruh.
Lalu Onrizal membandingkan pengelolaan Global Geopark Danau Toba dengan Global Geopark Langkawi, Malaysia yang sudah mampu membuat masyarakatnya sejahtera.
Kemudian, Ketua Forum Kehutanan Daerah Sumatera Utara Panut Hadisiswoyo mengatakan, Danau Toba adalah beyond tourism yang dalam bahasa sederhana Danau Toba bukan hanya tentang pariwisata saja tapi lebih dari itu, aspek sosial dan lingkungannya juga harus diperhatikan.
Peserta yang hadir pada FGD kali ini berasal dari Ormas dan LSM yang konsern akan kemajuan pariwisata dan lingkungan yang ada di Sumatera Utara. (red/bs)
- 67 Atlet Taekwondo Asal Binjai Berlaga di Kejuaraan Piala Pangdam I Bukit Barisan – Januari 18, 2025
- Formas Harap Presiden Prabowo Selesaikan Konflik Tanah Sari Rejo Polonia – Januari 17, 2025
- Aktivis Irham Sadani Rambe Sebut “Bang Bahar” sebagai Figur Berprestasi dan Penuh Dedikasi – Januari 17, 2025