Sidak Bandara Kualanamu Pasca Penemuan Mayat, Ombudsman Sebut Lift Bandara Kurang Aman

Cek lift
Kepala Ombudsman Sumut Abyadi Siregar dan Kepala Keasistenan Pemeriksaan Jamas M Panggabean Ombudsman lakukan pengecekan kondisi lift TKP penemuan mayat di Bandara Kualanamu, Senin (1/5).
Cek lift
Kepala Ombudsman Sumut Abyadi Siregar dan Kepala Keasistenan Pemeriksaan Jamas M Panggabean Ombudsman lakukan pengecekan kondisi lift TKP penemuan mayat di Bandara Kualanamu, Senin (1/5).

Asaberita.com, Medan – Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara melaksanakan inspeksi mendadak (Sidak) ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sidak tersebut dilakukan buntut dari seorang pengunjung, Aisiah Sinta Dewi Hasibuan, yang ditemukan tewas dan membusuk di bawah lift Bandara Kualanamu.

Bacaan Lainnya

Kepala Ombudsman Sumut, Abyadi Siregar mengatakan bahwa lift Bandara Kualanamu kurang aman digunakan.

“Setelah kami lihat tadi, jaminan keamanan dan keselamatan penyelenggara layanan yang diberikan Kualanamu itu kurang. Alasannya apa? Sistem informasi di lift misalnya, kalau kita lihat dari CCTV, Informasi tentang penggunaan lift itu tidak terlihat. Cara penggunaan, pintunya ada di mana, ada berapa. Itu gak jelas,” kata Abyadi, Senin (1/5/2023).

Abyadi mengatakan, harusnya ada informasi yang bisa dilihat oleh pengguna jasa kalau masuk dari pintu satu akan keluar dari pintu yang lain.

Informasi-informasi penggunaan lift itu dianggap kurang, padahal bagian dari jaminan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa layanan.

Hal ini lantaran pintu lift mempunyai dua arah. “Kan ini yang sebenarnya yang menyebabkan kematian (korban tidak tau keluar dari mana). Kedua fungsi-fungsi tombol emergency itu juga tidak berfungsi,” kata Abyadi.

Dia bilang, tombol yang ada di loft tidak merespon ketika dipencet.

“Enggak ada lampu. Kan ada dua itu emergency calling dan emergency lonceng. Kalau calling bisa ngomong. Kalau pencet mungkin berbunyi. Tadi kami coba kayaknya gak ada respon. Ntah kemana bunyinya. Lampu juga enggak terlihat. Dua tombol emergency tidak berfungsi,” kata Abyadi.

Mantan wartawan harian terbitan Medan ini berpendapat, Bandara Kualanamu yang menjadi sebuah bandara yang dikelola oleh dua perusahaan besar dan diback up oleh perusahaan asing asal India, harusnya tidak punya layanan seperti itu.

Sebagai pengelola, kata dia, harusnya bisa memberikan jaminan dan keamanan kepada pengguna layanan.

“Kemudian dari konstruksi lift, setiap lantai lift mestinya tidak ada ruang kosong di depan pintu. Seperti korban ini, walaupun pintu salah bukan itu pintu keluar, tapi mestinya lantai lift itu tidak ada ruang kosong. Itu harus ditutup. Udah kita periksa tadi dan bolong,” sebut Abyadi.

BACA JUGA :  Ini Pemda di Sumut Yang Rendah Kepatuhannya dalam Layanan Publik

Untuk memberikan keamanan, sambung Abyadi, harusnya pintu lift juga tidak bisa dibuka paksa kalau bukan di area lantai.

Dalam keadaan lift yang sedang jalan, kata dia, semua harus dalam keadaan sistem terkunci pintunya.

Pada saat melakukan pengamatan lift  di Bandara Kualanamu, Abyadi tidak bisa mengamati langsung lift yang sempat dipakai korban. Hal ini lantaran polisi masih memasang garis polisi di lokasi.

Ia mengaku prihatin atas kasus yang terjadi di bandara ini.

Berdasarkan pantauan dilapangan, Kepala Ombudsman Sumut Abyadi Siregar yang datang ke Bandara Kualanamu untuk melakukan pemeriksaan sekitar pukul 10.30 WIB.

Abyadi juga tampak melakukan reka adegan di depan lift sambil melakukan pencatatan. Beberapa kali ia keliling untuk melihat konstruksi lift yang memiliki dua sisi tersebut.

Sesaat selama melakukan pengecekan, Abyadi pun tampak menunggu pihak bandara untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut.

“Mana ini pak Putra, enggak mau dia ketemu,” tanya Abyadi kepada pihak bandara.

Tak beberapa lama, Abyadi pun bertemu dengan pihak Otoritas Bandara dan kemudian melakukan pembicaraan di Ruang Officer in Charge (OIC).

Di samping itu, kondisi bandara terpantau cukup ramai di lantai 2. Tampak para penumpang melakukan check in untuk melakukan penerbangan.

Beberapa pengunjung bandara tampak menunjuk-nunjuk lokasi TKP terjatuhnya korban bernama Asiah Sinta Dewi Hasibuan, warga Medan Sunggal itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, jasad Asiah ditemukan membusuk di kosong lift lantai 1 setelah tiga hari dinyatakan hilang di Bandara. Saat itu, ia mengantarkan keponakannya untuk berangkat ke Malaysia.

Keluarga Korban Sesalkan Petugas Bandara

Sebelumnya, keluarga dari Asiah Shinta Dewi Hasibuan, wanita yang jatuh dan tewas di lokasi lift Bandara Kualanamu, menyesalkan sikap petugas bandara yang mereka nilai tidak membantu. Keluarga mengaku sudah meminta CCTV lift dicek secara menyeluruh saat Asiah hilang kontak pada Senin malam (24/4), namun tidak diizinkan.

“Hanya sekedar begitu dilihat di lift, dilihat kosong ya nggak ada lagi udah. Jadi kami minta CCTV, tapi mereka banyak prosedur atau gimana. Itu kan titiknya sudah tahu, kalau titiknya di lift, jadi ngapain kita ke mana-mana lagi, harusnya CCTV buka di lift, ketahuan,” kata abang dari Asiah, Raja Hasibuan,” Minggu (30/4/2023).

Raja mengatakan pihaknya meminta mengecek CCTV lift karena telepon terakhir dari Asiah menyebut dirinya terjebak di lift bandara. Saat itu Asiah hendak naik lagi ke lantai atas bandara untuk menemui keponakannya yang akan berangkat ke luar negeri.

BACA JUGA :  Hadiri Pengoperasian MPP di Tebingtinggi, Abyadi Berharap Layanan Publik Lebih Berkualitas

Raja juga menyebut bantuan pencarian yang dilakukan oleh petugas bandara tidak maksimal. Keluarga yang mencari hingga dini hari di bandara tidak lagi dibantu oleh petugas.

“Kemudian upaya pencarian itu mereka nggak maksimal, maaf lah bukan saya mengapakan, tapi tidak maksimal, karena mereka hanya sebatas itu dan sampai dini hari hanya keluarga yang mencari tanpa ditemani mereka lagi,” sebutnya.

Raja mengaku saat malam Asiah jatuh ke bawah lift, mereka yang kehilangan sudah meminta untuk memutar CCTV di lift secara menyeluruh. Namun upaya itu ditolak oleh petugas dengan dalih prosedur.

Padahal saat itu, mereka sudah meminta agar CCTV di dalam lift diputar, namun pihak Bandara Kualanamu enggan memberikan dengan dalih banyak prosedur. Namun tiba-tiba, pasca ditemukan mayat, rekaman CCTV tersebut malah tersebar luas.

“Kemudian kita minta CCTV kan nggak diberi yang di lift itu ya, khusus di lift tidak (dikasih), entah gimana-gimana udah lah kita pun udah puyeng kan,” sebutnya.

Rasa kesal Raja bertambah usai video peristiwa itu beredar ketika adiknya sudah ditemukan tewas, tiga hari setelah hilang di bandara. Apalagi, sebut Raja, adiknya dinarasikan lalai hingga terjatuh.

“Anehnya setelah jenazah adik saya ditemukan, kenapa mereka baru tayangkan itu dengan kalimat yang menyatakan kelalaian. Makanya aneh kan setelah tiga hari setelah ditemukan baru ditayangkan, kenapa dari awal nggak diapakan?,” ucapnya.

“Itu kan nyawa manusia, apalagi di komentar ada itu keluarga kok nggak apa, kita jangankan keluarga, peliharaan kita aja hilang kita sibuk mencari,” imbuhnya. (red/bs/ds)

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *