Asaberita.com – Medan – Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumut, Ustad Drs H Syahrul Siregar menyatakan, puasa Ramadhan ditengah pandemi Covid-19 seperti yang terjadi saat ini, harus dijadikan sebagai perekat persatuan bangsa.
“Puasa tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena dilaksanakan ditengah terjadinya wabah Covid-19. Semua orang merasa was-was, sebab virus ini menyerang tanda kompromi.
Oleh karena itu puasa Ramadhan ditengah krisis saat ini harus dijadikan sebagai alat perekat sesama anak bangsa dengan mengedepankan sikap saling menghargai dan menghormati,” ujar Ustadz Sahrul Siregar kepada wartawan, Jumat (1/5/2020) di Medan.
Ustadz Syahrul yang juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut ini juga menghimbau masyarakat Sumatera Utara untuk meningkatkan kesabaran dalam menghadapi Covid-19 di bulan Ramadhan.
Disebutkannya, untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19, pemerintah telah mengucurkan dana cukup besar, baik dari pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Bahkan, pemerintah juga mengalihkan peruntukan Dana Desa dan Kelurahan untuk digunakan mencegah dan mengatasi penyebaran Covid-19. Untuk itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Kita bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena Pemerintah Pusat sigap dalam menanggulangi pandemi Covid-19, termasuk menanggulangi masalah ekonomi. Walaupun masih ada kekurangan, seperti persolan data masyarakat miskin yang sampai saat ini belum rampung, akan tetapi kerja keras pemerintah harus dihargai,” ujar Ketua DPD Baitul Muslimin Indonesia (BAMUSI) Sumut tersebut.
Dalam kesempatan tersebut Ustadz Syahrul Siregar juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Sumut Edi Rahmayadi yang mampu meminalisir penyebaran Covid-19 di Sumatera Utara.
“Saatnya kita bersatu menghilangkan perbedaan, untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat Sumut, terutama dalam menanggulangi Covid-19,” lanjutnya.
Puasa Ramadhan ini merupakan ujian kesabaran dan keikhlasan. Dan jika dihayati, menurut Ustadz Syahrul, akan menjadi perekat di tengah-tengah umat. Karena dalam bulan puasa, masyarakat juga dituntut untuk melaksanakan ibadah sosial seperti sedekah, hibah, hadiah, zakat harta dan zakat fitrah kepada sesama dengan nilai amal yang berlipat ganda.
“Dari segi budaya, tentu ibadah sosial tersebut erat kaitannya dengan gotong royong. Dan sifat gotong royong itu melekat pada kepribadian rakyat Indonesia secara umum. Ketika gotong royong di munculkan, maka tidak ada perbedaaan suku, ras dan agama,” lanjut Alumni Universitas AL-Washliyah Medan serta Magister Ekonomi Islam UINSU ini.
Dalam menanggulangi Covid-19, Ustadz Syahrul mengajak masyarakat untuk mendukung progam pemerintah, dengan tidak membiarkan Gubernur Sumut bekerja sendiri dan mencari kesalahan Gubernur.
“Karena Covid-19 merupakan musibah yang melanda dunia, maka wajib hukumnya bagi kita untuk menanggulanginya secara bersama-sama. Ini sesuai Firman Allah dalam QS. Attahrim ayat 6, yang artinya: ‘jaga diri mu dan keluarga mu dari kesusahan’.
Allah SWT juga mengingatkan dalam QS Ar Ra’d ayat 11 yang artinya: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali mereka merubah nasib mereka sendiri,” pungkasnya. (asa/has)
- Paslon Bupati Nomor 1 Freddy-Andreas Bantah Tudingan Suap di Pilkada Samosir - Desember 7, 2024
- Anak Penjual Ketoprak Lulus Seleksi Bintara TNI AU dari Panda Lanud RHF - Desember 7, 2024
- Bincang-bincang Podcast, Dishub Sumut Pastikan Kesiapan Transportasi Mudik Nataru 2024 - Desember 7, 2024