MEDAN – Generasi muda kembali menunjukkan peran strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Komunitas Gen Bright, yang berfokus pada pengembangan kepemimpinan hijau dan berkelanjutan, menggelar seminar bertajuk “Resilient Green Leadership: Membangun Komitmen Generasi Muda Menuju Pembangunan Rendah Karbon” di Aula Bappelitbang Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan, Minggu (7/12/2025).
Kegiatan ini dihadiri ratusan anak muda dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa, profesional muda, hingga perwakilan organisasi lingkungan. Seminar tersebut menjadi ruang diskusi penting mengenai kepemimpinan yang tangguh (resilient), berwawasan lingkungan (green leadership), serta strategi pembangunan rendah karbon dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) Indonesia.
Founder sekaligus CEO Gen Bright, Ashabul Hadi Rangkuti, menegaskan komitmen komunitasnya untuk terus menjadi wadah pengembangan kepemimpinan generasi muda.
“Seminar ini adalah langkah awal. Gen Bright berkomitmen melahirkan pemimpin yang tidak hanya peduli, tetapi juga memiliki kemampuan teknis dan strategis untuk mendorong agenda pembangunan hijau dan rendah karbon. Kami percaya pembangunan yang adil dan berkelanjutan harus menjadi karakter kepemimpinan masa depan,” ujarnya.
Seminar menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Dr. Sutarto, M.Si, Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara; Dr. Agus Marwan, M.SP, dari Oxford Policy Management (OPML); Afif Abdillah, S.E., anggota DPRD Kota Medan; serta Nurhadi, S.H., M.H., akademisi Universitas Sumatera Utara (USU).
Dalam pemaparan kunci, Dr. Agus Marwan, M.SP, selaku Senior Provincial Coordinator OPML, menegaskan bahwa isu perubahan iklim dan pembangunan rendah karbon harus menjadi agenda prioritas daerah.
“Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk menjadi model transisi menuju pembangunan rendah karbon. Tantangannya adalah memastikan kebijakan daerah benar-benar terintegrasi dengan aksi nyata di lapangan,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumut Dr. Sutarto, M.Si, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin transisi global menuju ekonomi hijau. Kuncinya adalah kolaborasi, inovasi, dan peran aktif generasi muda. Resilient Green Leadership berarti memiliki ketahanan untuk terus berinovasi dan beradaptasi, bahkan di tengah tantangan transisi energi,” tegasnya.
Afif Abdillah, anggota DPRD Kota Medan, menekankan pentingnya dukungan regulasi di tingkat lokal bagi inisiatif anak muda.
Sementara Nurhadi, dosen USU, menggarisbawahi peran akademisi dalam menyediakan landasan ilmiah bagi kebijakan publik serta besarnya potensi generasi muda sebagai agen pembangunan.
Para peserta seminar juga aktif menanggapi isu dampak perubahan iklim, mulai dari banjir, kekeringan, hingga degradasi lingkungan yang semakin dirasakan di Sumatera Utara. Mereka menekankan perlunya aksi nyata, seperti menginisiasi gerakan penghijauan, mendorong inovasi energi terbarukan, serta terlibat aktif dalam advokasi kebijakan daerah yang berpihak pada pembangunan rendah karbon.
Sebagai tindak lanjut, Gen Bright merencanakan rangkaian workshop dan program mentorship guna mengasah keterampilan praktis peserta, termasuk penyusunan proposal proyek rendah karbon dan analisis dampak lingkungan.
Melalui seminar “Resilient Green Leadership”, Gen Bright menegaskan bahwa generasi muda merupakan motor penggerak utama dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan. (ABN/dan)
- Muhammadiyah Salurkan 30 Ton Beras Bantuan UEA untuk Korban Banjir di Sumut dan Aceh – Desember 22, 2025
- Generasi Muda Sumut Siap Jadi Motor Pembangunan Hijau Lewat Resilient Green Leadership – Desember 22, 2025
- Civitas Akademika UNPRI Turun Langsung Bantu Korban Banjir di Aceh Tamiang – Desember 20, 2025











