Cerita Napi Rutan Medan, Meniti Jalan Taubat di Paviliun Rehabilitasi 

Asaberita.com, Medan – Setiap perjalanan hidup selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa yang dijalani. Seperti seorang narapidana di Rutan Medan bernama Muhammad Rizky Dermawan yang kini mencoba meniti jalan taubatnya dari balik jeruji besi di Rutan Klas I Medan.

Rizky, begitu sapaan akrabnya dipanggil teman satu kamarnya. Rizky Dermawan merupakan salah satu napi pilihan yang dipilih untuk ditempatkan di Paviliun Percontohan Fatmawati Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan. Pada Paviliun percontohan inilah Rizky semakin serius meniti jalan taubatnya dan mencoba kembali ke jalan yang benar.

Bacaan Lainnya

Dalam meniti jalan taubatnya, saat itu Rizky bercerita, sebelum ditangkap dan ditahan di Rutan Kelas I Medan. Rizky terlibat kasus penggelapan sepeda motor dan untuk menghidupi ketiga anaknya, dirinya juga menjual narkoba jenis sabu hingga akhirnya dia ditangkap dan ditahan di Rutan Klas I Medan.

“Saya ini masuk kasus penggelapan, selain itu saya juga jual narkoba jenis sabu. Namun sewaktu itu, saya tertangkap dalam kasus penggelapan sepeda motor. Jujur, semua itu saya lakukan untuk anak, saya sudah tahu bakal berakhir disini (penjara) nantinya,” kata Rizky, beberapa waktu lalu.

Setelah ia ditangkap dan masuk ke Rutan Klas I Medan, Rizky saat itu masuk ke Paviliun Gajah Mada lebih dulu. Setelah menjalani separuh masa hukumannya, Rizky terpilih menjadi salah satu napi untuk mengisi Paviliun Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan. Paviliun ini berisi para napi pilihan yang berkelakuan baik saat ditahan.

Pada Paviliun percontohan Fatmawati ini, kata Rizky, dirinya mulai menanamkan tekad untuk menjadi lebih baik. Mencoba meniti jalan taubatnya lebih serius dan merubah dirinya. Rizky menjelaskan, Rutan Kelas I Medan membantu dirinya untuk serius agar menjadi lebih baik.

“Bersyukur sebenarnya bisa masuk atau terpilih ke Paviliun percontohan pusat rehabilitasi ini. Jujur, banyak pelajaran kehidupan yang saya dapatkan di Paviliun ini. Ada jalan diberikan untuk merubah diri sendiri, etika, tingkah laku. Kalau dibilang bersyukur bisa jadi, bersyukur masuk ke Paviliun percontohan ini,” ucap Rizky.

BACA JUGA :  Diduga Tempat Pengedaran Narkoba, Polsek Percut Sei Tuan Bongkar Gubuk di Jermal 15

Saat ditempatkan di Paviliun Percontohan Fatmawati Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan itu, dijelaskan Rizky, program yang diberikan kepada mereka berupa pembentukan karakter, membentuk tingkah laku, dan dilakukan tes urine, lalu kemudian memperdalam ilmu agama dan keahlian dalam berbagai bidang.

Rizky menjelaskan, program yang telah ia jalani secara disiplin itulah yang sampai saat ini membuat dirinya kini jauh merasa lebih baik dibandingkan sebelum masuk ke Paviliun Percontohan Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan.

“Kami pagi itu udah bangun, salat subuh, kemudian olahraga. Setelah itu diberikan bimbingan untuk kami, setiap hari pribadi kami disini dibentuk lebih baik, hal itu yang saya rasakan semenjak berada disini,” tutur Rizky.

“Ibarat saya lagi meniti jalan taubat ketika ditempatkan di Paviliun ini. Disini, kami diwajibkan mengikuti kegiatan ibadah. Seperti saya ke masjid, itu wajib kami kerjakan. Tapi untuk merubah itu, sebenarnya dari diri sendiri, mereka membantu kita. Itulah kenapa saya bilang beruntung masuk disni, saya dibantu untuk meniti jalan taubat,” sambungnya.

Perjalanan menuju taubat tidak hanya dirasakan oleh Rizky, seorang narapidana bernama Yuswardi yang dijatuhkan hukuman 10 tahun penjara kini juga merasakan perubahan pada dirinya.

Yuswardi saat bercerita mengaku bahwasanya ia merupakan seorang mantan pemakai dan juga pengedar sabu. Masih tersimpan jelas diingatannya saat Pengadilan Negeri (PN) Medan menjatuhkan hukuman kepadanya.

Kini, mantan pemakai sekaligus pengedar tersebut menjadi orang kepercayaan untuk menjahit baju para tahanan di Rutan Klas I Medan. Keahlian menjahit itu ia dapatkan setelah terpilih menjadi salah satu tahanan untuk mengisi Paviliun Rehabilitasi.

Kesibukan Yuswardi dalam menjahit baju membuat ia lupa akan pengaruh narkoba yang lama menjeratnya. Kini dalam mengisi kesehariannya, Yuswardi bisa membuat 1 hingga 3 baju dalam sehari, selain itu Yuswardi mengatakan ia juga mendapatkan upah setiap harinya dengan Rp 10 ribu setiap baju.

“Keahlian ini (menjahit) saya dapat dari pelatihan yang dilakukan disini (Rutan Klas I Medan). Saya dihukum 10 tahun. Narkoba buat saya hancur, terutama rumah tangga saya. Saya terpilih masuk ke Paviliun Rehabilitasi itu saya anggap jalan baik untuk berubah,” ucapnya.

BACA JUGA :  Kejar Kejaran dengan Petugas, Seorang "Penggendong" 175 Kg Ganja Tewas Jatuh ke Jurang

Warga binaan itu berharap ketika dirinya selesai menjalani hukuman ia diberikan modal untuk mencoba membuka usaha halal untuk membuka dan menjalani kehidupan barunya.

“Saya tahu nanti saat keluar, saya berstatus sebagai mantan narapidana, dan seorang kriminal tidak hilang di masyarakat. Tapi itu saya usahakan berubah untuk diri terutama anak saya. Harapannya juga nanti ketika sudah selesai, bisa diberikan modal untuk mencoba usaha halal,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Rutan Kelas I Medan Nimrot Sihotang menjelaskan Paviliun Percontohan Fatmawati Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan tempat Rizky mencoba meniti jalan taubatnya itu sebagai tempat program rehabilitasi yang dibuat oleh Rutan Kelas I Medan sebagai tempat percontohan.

Dibuatnya Paviliun Percontohan itu, juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas Narapidana Narkoba yang dengan cara rehabilitasi sosial, yaitu dengan menempatkan peserta rehabilitasi dalam kamar hunian tersendiri sehingga kegiatan rehabilitasi dapat berlangsung baik.

“Kita berharap dengan adanya Paviliun yang kita buat ini, dapat membantu korban penyalahgunaan narkoba untuk lepas dari jerat narkoba. Kemudian mereka dilatih untuk mampu disiplin, dan mengendalikan diri,” terang Nimrot.

Lebih lanjut Nimrot menjelaskan, kegiatan rehabilitasi yang ada pada Paviliun Percontohan Fatmawati Pusat Rehabilitasi Rutan Kelas I Medan bertujuan untuk membantu dalam pembentukan diri seorang warga binaan.

“Program tersebut bertujuan untuk membantu program pemulihan, memulai kembali perilaku hidup sehat. Selain itu tidak hanya kegiatan konseling rehabilitasi, progam ini ditambah dengan pembelajaran serta penyuluhan tentang kesehatan bagi para warga binaan saat di Paviliun Percontohan ini,” tutupnya.

 

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *