Scroll untuk baca artikel
#
Ekonomi

Impor RI Naik, Didominasi Senjata hingga Bawang Putih

×

Impor RI Naik, Didominasi Senjata hingga Bawang Putih

Sebarkan artikel ini
Impor RI
(Foto: Agung Pambudhy/dtf)
Impor RI
(Foto: Agung Pambudhy/dtf)

Asaberita.com – Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut Indonesia banyak melakukan impor khususnya barang konsumsi selama Maret 2020. Tercatat total nilai impor sebesar US$ 13,35 miliar atau naik 15,60% dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor barang konsumsi mengalami peningkatan 43,80% di Maret dibandingkan bulan Februari 2020. Dibandingkan periode yang sama tahun 2019 juta meningkat 10,66%.

“Barang konsumsi yang meningkat selama maret yakni senjata dan amunisi serta bagiannya, ini memang impor rutin dilakukan setiap tahun untuk pertahanan dan keamanan negara. Kebetulan 2020 jatuhnya di Maret,” kata Suhariyanto dalam video conference di kantornya, Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Selain senjata dan amunisi, Suhariyanto menyebut ada buah-buah berupa pir dari China yang lonjakannya lumayan besar. Selanjutnya juga ada bawang putih yang berasal dari China.

“Impor bawang putih yang memang sudah disepakati juga meningkat US$ 18,8 juta itu berasal dari Australia,” jelasnya.

BACA JUGA :  Tinjau Pasar Petisah, Edy Rahmayadi Sebut Kenaikan Harga Bahan Pokok Masih Wajar

Sedangkan untuk impor bahan baku/penolong juga meningkat 16,34% dibandingkan bulan sebelumnya salah satu barang yang meningkat adalah portable receiver untuk keperluan handphone dan elektronik. Lalu untuk impor barang modal justru turun tipis 1,55%.

“Struktur impor menurut penggunaan barang peran golongan bahan baku penolong 77,01%, barang modal 13,49%, konsumsi 9,50%,” katanya.

Berikut beberapa golongan barang impor yang meningkat selama Maret 2020, mesin dan perlengkapan elektrik nilainya US$ 1,60 miliar atau nambah US$ 422,8 juta, senjata dan amunisi serta bagiannya nilai US$187,1 juta atau nambah US$ 184,6 juta.

Lalu ada plastik dan barang dari plastik nilainya US$ 733,0 juta atau nambah US$ 161,0 juta, besi dan baja nilainya US$ 787,7 juta atau nambah US$ 159,7 juta, dan logam mulia, perhiasan/permata nilainya US$ 246,0 juta atau nambah US$ 146,1 juta.

BACA JUGA :  Pj Gubernur Sumut Ikuti Rakor Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Ramadan dan Idulfitri 2024

Sedangkan barang yang mengalami penurunan adalah mesin dan peralatan mekanis nilainya US$ 1,81 miliar atau turun US$ 97,5 juta. Barang dari besi dan baja nilainya US$ 224,4 juta atau turun US$ 65,4 juta. Pupuk nilainya US$ 76,0 juta atau turun US$ 23,5 juta. Bijih, terak, dan abu logam nilainya US$ 45,3 juta atau turun US$ 18,6 juta, dan kendaraan udara dan bagiannya nilainya US$ 22,5 juta atau turun 14,1 juta. (dtf/has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *