KOTA Pematangsiantar tak lama lagi menggelar hajatan pilkada. Rakyat di kota ini akan memilih walikotanya menggantikan Hefriansyah Noor. Adalah Ismael SH bermarga Sikumbang (45), salah seorang tokoh potensial yang ingin mengabdikan diri untuk rakyat. Sosok ini, dikenal luas di Siantar, apalagi beliau termasuk figur yang diperhitungkan untuk “dipinang” menjadi orang nomor 1 di Siantar.
Mohon maaf, ketika saya bertemu langsung, berpapasan wajah, sekilas wajar beliau menunjukkan raut wajah yang keras. Setelah saya pribadi berbicara, ternyata Ismael memiliki daya komunikasi yang luar biasa. Ia memiliki gaya komunikasi yang lurus dan memiliki wawasan yang sangat cukup untuk tampil menjadi orang nomor satu di Siantar.
Memahami gaya komunikasi Ismael itu, saya teringat dengan Walikota Pematangsiantar Hefriansyah Noor. Ismael sosok yang lembut dalam bertutur, tegas dalam bersikap. Sebaliknya, Hefriansyah justru memiliki temperamen tinggi. Terkesan suka mengabaikn aspirasi rakyatnya, akhirnya masyarakat di Siantar merasa tidak bersimpati dengan Hefriansyah. Ukuran politiknya sangat mudah membuktikannya ketika Hefriansyah bertutur di hadapan masyarakatnya.
Jujur saya katakan, saya juga baru tahu bahwa Ismael Sikumbang dicintai rakyatnya di Pematangsiantar. Begitu sosok beliau terdengar ingin tampil menjadi orang nomor 1 di Siantar, dukungan untuk pencalonannya semakin deras. Rakyat Siantar ingin beliau mencalokan diri dan menjadi salah satu peserta pilkada pada pilkada 2020 ini di Kota Pematangsiantar.
Dari performan Ismael Sikumbang menuju Siantar 1, setidaknya saya menangkap tanda-tanda dewi fortuna berpihak kepada beliau. Hari semakin hari, minggu bertambah minggu, arus dukungan semakin kuat. Ismael pun tidak tinggal diam, bersama tim dan relawannya mereka sama-sama bersinergi menguatkan dukungan untuk mendapat perahu dari parpol.
Setidaknya, sampai tanggal 10 Januari 2020 ini, mempeluas dukungan politiknya Ismael Sikumbang resmi mendaftarkan diri ke Parpol Nasdem (3 kursi), Gerindra (3 kursi) dan Partai Demokrat (3 kursi). Upaya terus dilakukan, sampai akhirnya parpol ini memberikan surat mandat dan mencalonkan Ismael Sukumbang sebagai calon Walikota Pematangsiantar. “Insya Allah, saya sudah mendaftar ke Nasdem, Gerindara dan Demokrat, dan akan menyusul ke parpol lainya,” ucap Ismael.
Terakhir, saya ingin menyampaikan pesan komunikasi politik ke Ismael melalui media sosial ini. Pesan ini, setidaknya ada dua modal untuk untuk meraih simpati masyarakat di Pematang Siantar. Sebagai masyarakat heterogen, masyarakat Siantar memiliki banyak keunikan. Pesan saya pertama, Ismael Sikumbang sebagai teman yang pernah di PAN harus memperkuat modal sosial. Modal sosial sangat urgen, apalagi gerakan modal sosial akan berujung pada tingkat popularitas Ismael Sikumbang. Ia dikenal dekat dengan ulama dan tokoh agama serta para tokoh muda dan emak-emak secara tulus dan bersahaja ingin bersama membangun Siantar.
Gerakan turun ke masyarakat jangan pernah diabaikan. Modal sosial yang utama datangi rakyat kita, sapa rakyat ini dan berikan pemahaman pencalonan Anda mengapa harus berkompetisi pada pilkada Siantar. Kedua, saya berpesan kepada Ismael untuk menguatkan modal kapital. Modal kapital artinya, finansial yang cukup. Mengapa demikian? Sederhana menjawabnya, rakyat kita untuk saat ini belum sepenuhnya menerima calon hanya bermodalkan sosial saja, artinya hanya tingkat kepopulerannya saja. Tetapi di balik itu, rakyat kita juga butuh modal kapital yang seiring sejalan dengan modal sosial. Selama berjuang abngku menuju Siantar 1 tahun 2020. **
By : Anang Anas Azhar