Prof Syamsul Rijal Usung Kepemimpinan Kolaboratif BERSIAP di UINSU

Teks Foto : Prof Dr Syamsul Rijal Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar Raniry, Calon Rektor UINSU periode 2023-2027. (msj)

bagian II …….. 

T. Dalam beberapa tahun terakhir prof, kondisi teknologi di UINSU kurang memadai, UINSU memiliki kampus IV di Tuntungan, tapi jaringan teknologi seperti internet kurang mendukung. Apa upaya yang prof lakukan, jika terpilih sebagai Rektor UINSU Medan?

Bacaan Lainnya

J : Jika amanah Rektor UINSU diberikan Menteri Agama kepada saya, saya membagi peta kerja dulu, misalnya di 2023/2024, kita harus tuntaskan dulu re-desain tata kelola BLU di UINSU. Karena menurut saya ini menjadi potensi dasar. Di tahun pertama ini harus jelas, rektor itu bekerja apa, outcome-nya apa. Upaya saya menjadikan semua pihak sebagai partisipan. Pegawai/dosen harus terlibat dalam menjalankan tugasnya di masing-masing bidang. Kemudian yang terpenting lagi, saya ingin menyusun kepemimpinan yang sifatnya kolaborasi. Jadi semua dosen berhak memiliki jabatan tanpa diskriminasi, syaratnya jika memiliki kualifikasi. Dosen mana yang sesuai apa,. intinya kita sesuaikan dengan pembidangannnya saja.

Jadi, kita tidak melihat dari mana asalnya, kolaborasi menjadi model menyusun kepemimpinan di UINSU. Tentu menjadi program ini, harus ada track record-nya. Baru nanti di tahun kedua, dan tahun ketiga di 2024 sampai nanti tahun 2026, semua gagasan dan ide-ide itu sudah tergambar dan terealisasi dengan baik. Nah, dalam konteks UINSU hari ini, saya melihat kan ada 15 pendaftar. Gagasan mereka ini luar biasa untuk memajukan UINSU. Jadi, kalau saya diamanahkan, saya akan mengakselerasikan gagasan itu dalam kerja-kerja di UINSU.

Siapa pun nanti rektor kita harus support, karena calon rektor yang belum beruntung, gagasannya kita adopsi untuk kemajuan UINSU. Guna mewujudkan ini, saya membuat desain kepemimpinan yang saya sebut Kepemimpinan Kolaborasi “BERSIAP”, untuk perubahan UINSU ke depan. Untuk kepemimpinan kolaborasi kan orang sudah tau apa itu. Nah, BERSIAP itu B artinya bersih. Bebas korupsi, bebas nepotisme dan lainnya. Selanjutnya, E sama artinya empati. Orang yang sudah bersih mentalnya, maka muncul empati sebagai rasa kemanusiaan. Kemudian R sama dengan ramah, smart. Jangan menganggap orang itu rendah, pemimpin itu jangan menyepelekan bawahan. Ini tidak baik. Jadi, harus ramah.

Selanjutnya S adalah sinerji, inilah kolaborasi ini bagian dari kohesivitas. Kemudian sinerji ini akan melahirkan I yakni integritas. Selanjutnya integritas itu diukur dengan A sama dengan amanah yang berujung kepada profesionalitas. Itulah yang saya sebut dengan Kepemimpinan Kolaborasi “BERSIAP”. Saya tahu, bahwa masyarakat UINSU ingin berubah dan dimulai dari pribadi kitalah masing-masing. Dan semua calon rektor ini pasti mengusung perubahan. Kalau istilah Plt Rektor UINSU ini dia sebut dengan kolektif kolegial. Dan ini baik untuk kepemimpinan di UINSU. Gaya kepemimpinan seperti ini harus profesional. Saya sebagai dosen sering mendidik mahasiswa dengan cara ini.

BACA JUGA :  Orang Tua Koordinator Aksi Mogok Makan UINSU Diintimidasi, Rektor Ingkar Janji

T. Berkaitan dengan Ma’had prof. UIN lain selain UINSU kan sudah memiliki ini. Di UINSU sendiri juga ada, tapi belum maksimal dikelola. Ma’had di Kampus IV Tuntungan misalnya, belum terealisasi sampai sekarang. Bagaimana konsep prof, ketika dipilih menjad rektor untuk pengembangan Ma’had UINSU.

J : Maaf ya kementerian agama juga memiliki keterbatasan anggaran ya. Jadi, kepemimpinan kolaborasi ini harus melakukan kerja-kerja inovatif. Kalau tidak, nggak bisa ya. Paling UINSU memiliki Islamic Boarding University. Levelnya harus itu. Yang sering kita dengar kan hanya Islamic Boarding School, belum ada yang universitasnya. Nah, caranya, kita harus cari pihak ketiga untuk pengelolaannya, termasuk anggarannya, Ini ide saya, ketika saya diamanahkan menjadi rektor nanti. Nah, inilah substansinya Ma’had itu. Mahasiswa ini diasramakan. Kalau bisa jangan hanya mahasiswa baru saja, tapi semua mahasiswa kita harapkan masuk Ma’had. Ini lebih baik saya kira.

Teks Foto : Kampus IV UINSU di Tuntungan. Deliserdang, Sumatera Utara. (msj)

T. UINSU kan prof sampai saat ini ounya banyak kampus, bahkan memiliki lahan 100 hektar di Desa Sena Batang Kuis. Ada tidak upaya prof untuk mengembangkan lahan itu selama kepemimpinan prof nanti?

J : Ketika saya mendaftar balon rektor ini, saya sedikit banyaknya mendengar masalah ini. Lahan milik UINSU ada 100 hektar. Tetapi kan, saya belum memiliki otoritas untuk menangani hal itu. Intinya, ada persoalan di sana. Dan perlu di-clear-kan dalam status tanah itu. Kemudian bagaimana dengan follow-up nya. Sehingga nampak marwah UINSU-nya. Inilah nanti kepemimpinan kolaborasi yang akan kita susun.

Kalau ada gangguan teknis, kita selesaikan dengan baik. UINSU kan punya negara, jadi kita selesaikan dengan berkoordinasi dan rembuk dengan kepolisian, kejaksaan dan badan pertahanan bahkan kodam. Intinya dalam kepemimpinan kolaborasi, bila ditemukan kepemimpinan terdahulu ada dinamika kampus yang belum selesai, maka rektor barulah yang terlibat ikut serta menyelesaikannya. Otoritasnya bukan pribadi, tapi lembaga yang disebut dengan rektor. Jadi, kita berkomitmen tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Itulah intinya. Kecuali kita menghindari masalah. Orang-orang UINSU kan punya kapasitas, mahasiswa lebih 30.000-an, dosennya ada 600-an orang, guru besar sudah 30-an orang dan 62 program studi. Jadi, soal tanah ini, kita bahasa nanti sama Senat Universitas, mau kita bangun apa lahan UINSU yang 100 hektar itu.

BACA JUGA :  FDK UINSU – Sekolah Pascasarjana UGM Teken Perjanjian Kerja Sama

T. Terkait manajemen kepemimpinan prof di UINSU nanti, ada tidak prof memasang target berapa bulan melakukan konsolidasi total di UINSU?

J : Paling tidak, ya dua bulan atau paling cepat satu bulan. Saya maklum, saya masih dalam kondisi baru nanti. Ini sebuah periode dan keadaan baru, maka kondolidasi itu harus kita lakukan sesegera mungkin. Tentu saya harus all out ya ke seluruh unit-unit dan lembaga-lembaga, khususnya fakultas yang ada di UINSU. Nah, menguatkan ini. Kita kan punya catatan khusus dari Senat Universitas terhadap progress UINSU. Kita akan sedot informasi ini untuk dijadikan bahan pertimbangan. Saya pikir nggak perlu lama, ya dua bulan saja dan dikuatkan dengan fakta integritas untuk mendukung progam UINSU. Sebab, dinamika yang kita usung perubahannya ya ini. Jadi, kita harus dukung semuanya.

Teks Foto : Prof Dr Syamsul Rijal usai menyerahkan berkas pendaftaran. (msj)

T. Terakhir, bagaimana profesor dapat meyakinkan Menteri Agama agar keberpihakan itu masuk ke profesor?

J : Saya kira dari 15 guru besar yang sudah mendaftar, memiliki kamampuan di bidangnya masing-masing. Tentu menteri agama sudah memiliki paradigm tersendiri terhadap UINSU. Mengapa UINSU terjadi begitu, menteri agama sudah memiliki data kuat ya. Maka, menteri agama pasti memiliki pertimbangan-pertimbangan ini, siapa yang lebih tepat. Siapa yang terpilih, maka yang lain juga harus siap bersinerji. Kalau saya diamanahkan, saya siap menjalankan amanah ini dan siap mengusung program menteri agama melalui UINSU. Dan yang terpenting adalah fokus menggerakkan program, moderasi beragama di lingkungan kampus UINSU. Ya inilah yang menjadi misi utama saya.

Baik, terimakasih prof. Semoga Allah Swt membekahi prof, dan diamanahkan menjadi Rektor UINSU periode 2023-2027. msj

habis …… ! 

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *