LANGKAT – Khalifah Irfansyah secara musyawarah dan mufakat zuriyat sah dan terpilih menggantikan Syekh H Hasyim Al Sarwani, yang wafat Sabtu (16/11).
Almarhum Syekh Hasyim Al Sarwani dan Khalifah Irfansyah, kakak-beradik, anak dari Syekh Mu’im Al Wahab Rokan.
“Terimakasih atas amanah yang diberikan kepada saya untuk melanjutkan Tareqat Naqsabandiyah, yang dibangun Syekh Abdul Wahab Rokan. Saya mengajak seluruh zuriat untuk bersama-sama membangun Babussalam lebih baik,” ujar Kholifah Irfansyah usai pengumuman terpilihnya Tuan Guru Besilam yang baru.
Kholifah Irfansyah dipilih dari delapan calon usulan 25 furug (cabang) keluarga cucu dan cicit Syeh H Wahab Rokan. Masing-masing furug, dalam rapat yang dipimpin Khudri Kamil itu, memilih satu nama.
Kedelapan nama yang disusulkan, yakni Kholifah Irfansyah, Kholifah Mahlil, Syekh Ismail Royan, Khudri Kamil, Zikmal Fuad, Syekh Wan Nurdin, M Yoqdum, dan Rustam Effendi.
Dari enam nama tersebut, dua di antaranya menyatakan tidak bersedia. Berikutnya, dua calon yang menolak, Khudri Kamil dan Mahlil. Akhirnya tersisa empat calon untuk dipilih.
“Setelah mempertimbangkan berbagai syarat, disepakati Khalifah Irfansyah sebagai Tuan Guru. Alhamdulillah, proses ini berjalan lancar dan semua ikhlas,” ujar Khudri menjelaskan proses musyawarah dalam pemilihan.
Syekh Ismail Royan menyebutkan, proses pemilihan sangat baik dan membuahkan hasil yang baik. “Ini bisa terjadi karena semua calon bersikap ikhlas dan mengutamakan adab Tareqat Naqsabandiyah,” ujarnya.
Pelantikan Tuan Guru Khalifah Irfansyah direncanakan Jumat (6/12) sesuai ketentuan Tareqat Naqsabandiyah. Menurut Khudri, dalam sejarah sejak Tareqat Naqsabandiyah didirikan di Besilam, baru kali ini seluruh zuriat yang diwakili 25 furug hadir dan memberikan suara.
Menyikapi hal ini, banyak para tokoh, Ulama, Mursyid dan pejabat bersyukur dan mengucapkan tahniah atas terpiilihnya Tuan Guru Besilam yang ke 11 ini.
Di-antaranya turut kami mengkonfirmasi dan mewancarai salah satu tokoh sufi (spiritual) Sumatera Utara yakni Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmani Rajagukguk MA.
[contact-form][contact-field label=”Name” type=”name” required=”true” /][contact-field label=”Email” type=”email” required=”true” /][contact-field label=”Website” type=”url” /][contact-field label=”Message” type=”textarea” /][/contact-form]
Saya sendiri selaku pengasuh Rumah Sufi dan Peradaban, serta Mursyid Serambi Babussalam Simalungun mengucapkan Tahniah, Mabruk dan selamat kepada Khalifah Haji Irfansyah yang di-daulat menjadi Tuan Guru Besilam ke 11 menggantikan al-Marhum Syekh Haji Hasyim el-Syarwani. “Dengan demikian, mulai sekarang kita panggil beliau Syekh Irfansyah bukan lagi khalifah.” Tutur Tuan Guru Batak.
” Ini sungguh petunjuk Allah, malam ketujuh tahlilan Allahuyarham Syekh Haji Hasyim saya hadir dan ketemu dimadrasah besar Babussalam. Kami sempat ngobrol, dan saya sudah sampaikan isyarat tentang petunjuk ke-Mursyidan beliau. Saya merinding tuan, sepertinya tanda-tanda itu ada sama tuan.” Ungkap Tuan Guru Batak, sembari Syekh Irfan menjawab, InsyaAllah mohon doanya tuan.
“Ya begitu-lah petunjuk yang datang ke saya dan boleh tanya ke Syekh Irfansyah atas isyarat itu.” Lanjut TGB. Di-singgung terkait harapan kedepan. TGB, selalu mendaoakan agar Besilam (Babussalam) tetap menjadi pusat spiritual, pusat peradaban sufi dan pusat kearifan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan juga membangun keshalehan anak bangsa.
Lebih lanjut TGB dalam berita sebelumnya, menjelaskan bahwa Tuan Guru Besilam punya hubungan dekat dengannya yakni secara ruhaniah dan secara kekeluargaan.
“Ayah saya berguru ke Syekh Faqih Tamba bin Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi sekitar tahun 1968. Kemudian dilantik jadi Mursyid oleh Syekh Haji Abdul Mu’in bin Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi. Syekh Haji Abul Mun’in ini ayah kandung dari Syekh Haji Hasyim al-Syarwani, Tuan Guru Basilam ke 10 yang wafat saat ini,” ungkap TGB.
Dari Isteri saya, memiliki hubungan yang sangat erat dari segi darah dan nasab dengan Tuan Guru Besilam. Isteri saya bernama Asmahani Mukhtar Ghaffar, punya ibu bernama Hajjah Hafsyah Hawar, ayahnya bernama Haji Abdul Wahab Nasri, ayahnya bernama Syekh Nasharuddin, Ayahnya bernama Syekh Abdul Wahab Rokan al Khalidy Naqsyabandi.
TGB, sangat optimis dan haqqul yakin serta mengajak kita semua turut mendoakan bahwa kedepan dimasa kepemimpinan dan ke-Mursyidan Syekh Irfansyah ini Besilam akan semakin bersinar. Besilam itu bukan hanya milik zuriyat tapi rumah besar pengamal thoriqoh Naqsyabandiah. Kita semua mencintai Besilam. Dan kita tulus, bukan untuk nompang tenar dan terkenal tapi sebagai adab dan mahabbah.
Saya mengenal Syekh Irfan atau Tuan Akhun ini, ditambah lagi informasi dari Haji Muhammad Syukri MG, bahwa beliau ini memiliki keilmuan dan kecerdasan bathin untuk menjadi Mursyid Besilam. Memang menjadi Mursyid ini sangat berat, apalagi di zaman serba edan dan fitnah saat ini. Tapi saya yakin, Syekh Irfan adalah sosok Mursyid yang sudah ditunjuki Allah.
Beliau ini (Syekh Irfansyah Tuan Guru Besilam terpilih -Red), sudah hadir di Persulukan Serambi Babussalam Simalungun haul ke (9) Allahuyarham Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs tahun lalu beserta rombongan Majelis Permusyawaratan Zuriyat (MPZ) Syekh Abdul Wahab Rokan al Khalidy Naqayabandi. Dan ikut menyaksikan peresmian Masjid Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs dan Gedug Suluk Haji Buyung di Simalungun.
TGB juga mengkisahkan, sejak dari kandungan, saya sdh “menginjak-kan” kampung Basilam. Sebab Ibu saya mengandung saya saat itu sedang berziarah atau mengunjungi suaminya atau ayah saya –Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs– yang sedang bersuluk. Mulai dari sejak tahun 1968 ayah saya sudah menjajaki dan suluk di majelis Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi ini.
Bahkan nama saya –Ahmad Sabban Rajagukguk– diberi oleh Faqih Haban bin Syekh Ahmad Mujur Bin Syekh Abdul Wahab Rokan. Ayah saya pengamal, pengembang dan pecinta berat thoriqoh Naqsyabandiyah ini. Saya masih ingat, beliau dengan ikhlas dan suka-rela menjual tanahnya untuk kepentingan suluk dan pengembangan thoriqoh.
Sejak menekuni dunia thoriqah dan suluk 20 dan 40 hari berulang-ulang, mendapat maqom tahlil selama 6 tahun di masa Syekh Faqih Tamba –saat itu tahlil 6 tahun– dan kemudian di-lantik menjadi Mursyid tahun 1976 oleh Syekh Abdul Mu’im al Wahab, ayah saya begitu bergelora dan berkorban untuk mengembangkan dakwah thoriqoh.
Bahkan bukan tanggung-tanggung, Ayah saya membangun persulukan dikawasan minoritas Islam dan persulukan kami berdampingan dengan gereja kiri dan kanan. Alhamdulillah, sekarang dimasa kita berkembang sangat pesat, semua ini berkah kemuliaan Tareqat Naqsabandiyah.
Jadi jangan pernah ragu. Tareqat Naqsabandiyah jalan kemuliaan untuk menggapai ridho Allah. Berjuanglah membesarkan thoriqoh akan mendapat keberkahan dan kemuliaan. Ini zikir dan amalan agung. Zikir thoriqoh adalah zikir hati, zikir hakikat, zikir makrifat dan zikir mahabbah. Ukurannya, hati dan rasa. Zikir yang menghadirkan rasa dan perasaan. Yakni rasa hampir kepada Allah.
Output-nya, melahirkan kepeduliaan dan kecerdasan membaca hati dan perasaan. Cerdas untuk hidup dan mengingat mati. Cerdas dalam ber-adab. Cerdas memahami kehidupan, kesulitan dan kesusahan sesama. Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi adalah Wali besar pembawa Tareqat Naqsabandiyah yang membawa cahaya besar itu. Kita semua mendapat keberkahan dari karomah yang mulia Wali Agung, Wali Qutb Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi Tuan Guru Besilam pertama.
Di-saat bersamaan Rektor UIN SU, TGS Prof Dr Saidurrahman MAg juga turut mengucapkan tahniah dan selamat. “Semoga Allah memberikan kekuatan lahur bathin kepada Khalifah Irfansyah yang didapuk menjadi Syekh Besilam ke 11 ini, untuk membawa kemajuan yang lebih gemilang di masa yang datang.” Tutur Rektor UIN SU.