Oleh : Tuan Guru Batak (TGB) Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk bin Syekh Abdurrahman Rajagukguk Qs.
I. Pendahuluan
Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi merupakan Wali Allah yang masyhur di Sumatera Utara, Riau Indonesia dan negeri jiran Malaysia. Beliau juga pahlawan yang turut berjuang melawan penjajah. Selain pembawa ajaran tarekat, juga aktif dalam membangun umat dan masyarakat.
Sejak dari kecil, ayah saya sudah mengkisahkan tentang kebesaran Wali Allah Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi yang dikenal dengan Tuan Guru Besilam. Mungkin hal sama juga dilakukan para masyayikh, tuan-tuan guru di berbagai majelisnya.
Bukan hanya dikisahkan, tapi juga di-isyaratkan agar mengikuti jejak kesholehannya, mencintainya, menguatkan adab dan mahabbah kepadanya dan paling tidak menziarahinya minimal sekali setahun terkhusus disaat Haul beliau.
Tuan Guru Besilam saat ini, sebagai pewaris sang Wali, yakni Syekh Dr Zikmal Fuad telah memaklumkan bahwa InsyaAllah, dengan rahmat dan ridho Allah, Haul sang Wali, Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi ke 99 akan berlangsung pada 21 Jumail Awal 1444 H, bertepatan 15 Desember 2022.
II. Sekilas Biografi Syekh Abdul Wahab Rokan dan Karomah-Karomahnya.
Lahir di Kampung Danau Runda, Kabupaten Kampar, Riau, pada 19 Rabiul Akhir 1230 H atau 28 September 1811. Nama kecilnya dipanggil Abu Qosim, dilahirkan dari keluarga bangsawan yang berpendidikan, taat beragama dan sangat dihormati.
Ayahnya bernama Abdul Manaf bin Muhammad Yasin bin Tuanku Abdullah Tambusai, seorang ulama terkemuka di kampungnya. Ibunya bernama Arbaiyah binti Dagi yang masih keturunan Kesultanan Langkat, Sumatra Utara.
Sejak kecilnya, Syekh Abdul Wahab ditempah dari keluarga riligius. Dididik ayahnya, kemudian belajar kepada berbagai guru terkemuka sampai kemudian menjadi ‘alim. Dipanggil faqih, sebuah gelar penghormatan akan kepahaman dan kepakaran ilmu agama terkhusus ilmu-ilmu fiqih.
Berangkat ke kota suci Makkah untuk menunaikan haji dan menuntut Ilmu. Setelah berguru kepada Ulama besar di kota suci ini, beliaupun akhirnya memilih dan mendapat petunjuk untuk menyempurnakan ilmu agamanya dengan menuntut ilmu tarekat.
Baginya, ilmu syariat saja meskipun beliau sudah digelar faqih belumlah cukup. Bathinya masih menyimpan gejolak akan kehausan makrifatullah. Dengan petunjuk Allah, Syekh Abdul Wahab pun berguru kepada seorang Wali Allah, ulama sufi besar ternama Mursyid Jabal Qubis Kota Makkah yakni Syekh Sulaiman Zuhdi Qs.
Setelah melaksanakan suluk kurang lebih (6) tahun secara tekun, sungguh-sungguh dengan penuh adab, yang langsung diasuh oleh Syeikh Sulaiman Zuhdi. Tibalah waktunya gurunya memberi ijazah (pegesahan), mengangkat dan melantik Syeikh Abdul Wahab untuk mengamalkan dan menyiarkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di tanah kelahirannya.
Syeikh Sulaiman Zuhdi pula yang memberikan gelar Al-Khalidi An-Naqsyabandi di belakang nama Abdul Wahab Rokan. Nama Rokan sendiri merupakan nama yang dinisbatkan kepada daerah asalnya yang berasal dari wilayah Sungai Rokan.
Martin van Bruinessen menggambarkan sosok Syekh Abdul Wahab sebagai khalifahnya Sulaiman Zuhdi yang paling menonjol di Sumatera, seorang Melayu dari Pantai Timur.
Setelah kembali ke Indonesia menyebarkan ajaran tarekat dan berdakwah keberbagai daerah dan negeri, akhirnya menetap di Babussalam. Sultan Musa memberikan suatu daerah di atas Sei Batang Serangan untuk dijadikan tempat tinggal Syekh Abdul Wahab dan para pengikutnya, dan didirikanlah sebuah desa yang diberi nama “Babussalam”, yang berasal dari kata “bab yang berarti pintu, dan salam yang berarti keselamatan”. Babussalam juga masyhur disebut dengan “Besilam”.
Setiap Wali Allah, selain sebagai kekasih Allah, hamba yang paling bertaqwa, juga dikarunia kelebihan dan kemuliaan. Dalam tradisi sufi disebut karomah. Begitu juga dengan Syekh Abdul Wahab Rokan dikaruniai Allah berbagai karomah-karomah itu.
Salah satu karomah yang paling populer adalah saat gotong royong membangun anak sungai di Desa Babussalam. Nasi bungkus yang dibagikan kepada peserta gotong royong ternyata kurang. Nasi yang ada ketika itu hanya 40 bungkus saja, sedangkan tenaga kerja mencapai ratusan orang.
Melihat hal tersebut, Syekh Abdul Wahab memerintahkan petugas untuk mengumpulkan nasi yang telah dibagikan ke dalam keranjang. Kemudian dia menutupi keranjang dengan sorban dan berdoa. Beberapa saat kemudian, petugas membagikan kembali nasi bungkus itu, dan ternyata yang semula dihitung kurang, malah sampai melebihi jumlah pekerja yang saat itu berada.
Karomah berikutya yang juga sohor dikalangan masyarakat setempat adalah Syekh Abdul Wahab Rokan juga dikenal mampu mendorong perahu dengan mudah meski perahu sangat berat dan tidak bisa didorong oleh satu orang.
Bentuk karomah Syekh Abdul Wahab Rokan yang lain, pada masa penjajahan, dimana Belanda curiga terhadap Sheikh Abdul Wahab Rokan karena ia tidak pernah kekurangan uang dalam hidupnya.
Kemudian Belanda menuduhnya membuat uang palsu, tuduhan itu membuat Syekh Abdul Wahab Rokan marah, dan akhirnya meninggalkan Desa Babussalam dan pindah ke Sumujung, Malaysia.
Setelah Syekh Abdul Wahab pergi, ternyata sumber minyak BPM Batavsche Petroleum Matschapij (kini Pertamina) di Langkat dikabarkan telah habis. Kerang dan ikan di laut Langkat juga hilang, membuat para pemimpin Langkat khawatir.
Hingga pada akhirnya, Syekh Abdul Wahab ditangkap dan diminta kembali ke Babussalam. Setelah itu, sumber minyak kembali subur dan ikan-ikan di laut pun melimpah. Nelayan dan pekerja sangat senang.
Syekh Abdul Wahab juga dikatakan pernah ikut serta dalam perang melawan Belanda di Aceh pada tahun 1308 H atau tahun 1891 M. Menurut cerita Belanda yang memotretnya saat itu, Syekh Abdul Wahab Rokan mampu terbang di angkasa. Kemudian gagah berani menyerang Belanda, bahkan Syekh Abdul Wahab Rokan tidak bisa ditembak senjata atau meriam.
Ia meninggal di usianya yang ke 115 tahun, tepatnya pada 21 Jumadil Awal 1345 H/ 27 Desember 1926 M, dan dimakamkan di Babussalam. Hingga saat ini, makamnya masih dapat disaksikan di kampung tersebut, dan senantiasa ramai diziarahi oleh para penziarah dari berbagai kota.
III. Keutamaan Menghadiri Haul Syekh Abdul Wahab Rokan
Secara umum hikmah haul itu yakni ‘lil istighfar, lil istidzkar dan lil istijma’. Menghadiri haul para wali-wali Allah akan menurunkan rahmat dan berkah dari Allah.
Namun secara khusus dapat kita rinci, beberapa keutamaan dan hikmah menghadiri haul para Wali Allah, diantaranya menghadiri Haul Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi di Besilam Kabupaten Langkat Sumut, antara lain :
Pertama. Menambah kekaguman kepada Allah. Menghadiri haul akan bertambah rasa takjub dan kagum pada kebesaran Allah ketika kita menyaksikan bagaimana Allah memuliakan para Wali-wali sehingga dihadiri ribuan bahkan ada sampai jutaan umat.
Bagi kita penganut Naqsyabandi merasakan kekaguman itu, ketika merasakan betapa dahsyat magnet spiritual pada Wali-wali Allah sehingga banyak orang sholeh dan umat hadir karena kemuliaannya.
Para peziarah menjadi takjub, kagum dan termotivasi untuk lebih dekat kepada Allah. Dan ini seakan menjadi syiar-syiar Allah. Dalam Alquran, Allah berfirman, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS. Al Hajj 32]
Tentu semua rangkaian dzikir, doa dan kisah-kisah yang menggetarkan jiwa akan pengorbanan mereka dalam meninggikan kalimat Allah, berjuangan untuk agama dan bangsa, akan melahirkan pahala jariah yang menambah kemuliaan dan ketinggian yang kita haul-kan.
Kedua. Mahabbat al-sholihin dan meneladani kesholehannya. Tradisi haul menjadi wahana penting meneladani perjuangan dan kesholehan para kekasih-kekasih Allah.
Haul mengandung spirit Alquran, yakni mengambil pelajaran iktibar dari kisah orang-orang shaleh untuk menguatkan hati kita dalam berjuang dan istiqomah di jalan Allah. [Lihat Qs Hud 120]
Syekh Abdul Wahab Rokan al-khalidy Naqsyabandi merupakan Wali yang masyhur di Sumut, Indonesia sampai manca negara. Kesholehan beliau tidak diragukan lagi. Mencintai beliau sebentuk kecintaan kita kepada para Wali Allah dan sholihin.
Nabi bersabda “Al-mar’u Ma’a man Ahabba“, yakni seseorang itu akan bersama siapa yang ia cintai. Cinta itu karunia. Seseorang akan diarahkan apa yang paling kuat dalam hatinya. Mencintai para sholihin, insyaAllah kita akan membersamainya di jannah.
Ketiga. Dzikrullah, Silaturrahim dan penguatan ukhuwah. Pada pelaksanaan Haul dirangkai dengan kegiatan-kegiatan dzikir, tausiah keagamaan dan silaturrahim akbar. Para Mursyid dan masyayikh saling bertemu dan menguatkan ukhuwah. Inilah kekuatan spiritual dari majelis haul.
Pada malam-malam puncak haul, selain suluk akbar juga ada ratib di makam Syekh Abdul Wahab Rokan (3) malam berturut-turut. Para jemaah, peziarah dan muhibbin larut dalam keasyikan dalam berdzikir kepada Allah.
Keempat. Tabarruk dan Terkabulnya doa. Ini diantara keutamaan Haul Syekh Syekh Abdul Wahab Rokan. Yakni banyak para jemaah bercerita bahwa hajat-hajat mereka banyak terkabul ketika menghadiri haul ini. Mereka bertabarruk yakni memohon berkah dari Allah lewat washilah wali Allah ini dan bermunajat atas segala hajat dan cita-cita.
Kelima. Menghidupkan ekonomi rakyat. “Orang mati membelanjai yang hidup”. Inilah buah dari karomah Syekh Abdul Wahab Rokan. Bukan hanya itu, makam beliau telah menjadi asbab menggeliatnya ekonomi rakyat dikawasan tersebut. Banyaknya para peziarah, sehingga menghidupkan usaha-usaha rakyat terkhusus para pedagang-pedagang kecil. Ini juga membantu pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.
Banyak lagi hikmah dan keutamaan Haul yang dapat direguk para muhibbin yang tidak mungkin kita uraikan satu persatu dalam laman singkat. Tradisi haul mengandung spirit Alquran, sunnah Rasulullah dan perilaku para sholihin. Mereka yang menolak Haul dengan alasan tidak ada dalil, berarti mereka telah terjebak pada kebodohan. Dan Islam menentang kebodohan.
IV. Syekh Dr Zikmal Fuad dan Upaya Merevitalisasi Kampung Besilam
Setelah Tuan Guru Syekh Haji Hasyim al Syarwani wafat, digantikan sementara oleh Syekh Irfansyah [keduanya masih cucu], kini menjadi Tuan Guru Besilam Syekh Dr Zikmal Fuad sekaligus cicit yang pertama, memangku Tuan Guru .
Tuan Guru Syekh Dr Zikmal Fuad ini merupakan akademisi, ilmuwan, cendikiawan, ‘alim secara syariat dan ‘alim secara hakikat. Tuan Guru yang memahami teks dan konteks, mengerti sejarah dan paling berkesan lagi rendah hati.
Penulis yakin, begitu Syekh Dr Zikmal Fuad dilantik sebagai Tuan Guru Besilam ke 13 atau Tuan Guru saat ini, saya menyakini bahwa Besilam akan mengalami kebangkitan historis. Yakni merivitalisasi Besilam sebagai pusat thariqat, pusat spiritual dan pusat adab.
Sebagaimana disebut Tuan Guru Syekh Zikmal ini bahwa Syekh Abdul Wahab Rokan ini adalah Ulama, muballigh perantau. Artinya beliau sebelum duduk menetap di Besilam dikala tuanya, beliau adalah mujahid dakwah, aktif membina umat dan bermasyarakat.
Semua tuan-tuan guru pendahulu adalah hamba-hamba yang dipilih Allah dengan berbagai kelebihan dan kemuliaan.
Saya meyakini kedepan Bumi Besilam ditangan Syekh Dr Zikmal, akan mengalami transformasi yang besar, menemukan otentitasnya sebagai pusat peradaban dan pusat spiritual.
Kedepan tantangan ahli tarekat semakin kompleks, di-tengah era global dan digitalisme. Di-era kontemporer ini, kita bersyukur tentang kemajuan peradaban sufi di dunia tetapi juga kita harus waspada akan arogansi “kejahilan” kaum-kaum takfiri yang sering mengoyak ukhuwah dengan menista ajaran sufi dan tarekat.
Besilam adalah rumah besar kita. Rumah para kaum thariqah, kaum sufi, ahl al-dzikr dan majelis sholihin. Besilam itu bukan hanya milik zuriyat tapi rumah besar pengamal tarekat Naqsyabandiah. Kita semua mencintai Besilam. Dan kita tulus, bukan untuk nompang tenar dan terkenal tapi sebagai adab dan mahabbah.
Besilam menjadi mulia dan penuh keberkahan karena amalan Dzikrullah Tarekat Naqsyabandiyah sebagai manifestasi dari karomah agung Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi.
Untuk itu, sampai kapanpun kita semua sebagai murid-murid baik langsung atau tidak langsung tetap menjaga adab, mahabbah dan penghormatan terhadap Besilam. Dengan harapan kampung spiritual ini tetap mampu menjadi soko guru adab bagi kita semua murid-murid dan para pecinta.
Sejak saya diwasiatkan untuk melanjutkan kemursyidan Ayahanda Syekh Abdurrahman Rajagukguk sebagai Tuan Guru Serambi Babussalam Simalungun, dengan menanggalkan jabatan Kepala Cabang salah satu perbankan syariah tentu telah banyak mendapat kemuliaan dari tarekat ini. Ini bukti dan fakta, bahwa tarekat ini jalan kemuliaan dunia dan akhirat.
Berjuanglah membesarkan tarekat bukan membesarkan diri di-atas kemuliaan tarekat. Zikir tarekat [thoriqoh] adalah zikir hati, zikir hakikat, zikir makrifat dan zikir mahabbah. Ukurannya, hati dan rasa. Zikir yang menghadirkan rasa dan perasaan. Yakni rasa hampir kepada Allah.
Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi adalah Wali besar pembawa tarekat yang membawa cahaya besar itu. Pembawa adab dan kemuliaan. Mengajarkan zikir menuju makrifah. Zikir menuju kesucian dan kebeningan. Zikir menuju keotentikan melenyapkan kepalsuan. Semoga kita istiqomah dalam ajarannya dan menjalani adab-adab yang ditinggalkanya. Semoga Besilam tetap menjadi mata air spiritual, kearifan dan keadaban.
Memang menjadi Mursyid ini sangat berat, apalagi di zaman serba edan dan fitnah saat ini. Tapi saya yakin, Syekh Zikmal adalah sosok Mursyid yang sudah ditunjuki Allah yang mengerti zamannya. Beliau Ilmuwan, sangat alim syariat dan telah mengalami penggeblengan ruhani.
Semoga Guru kita, Syekh Dr Zikmal, Tuan Guru Besilam, Sang Penerus Wali dijaga Allah dalam tugas suci ini. Menjadi syaikh al-masyayikh, guru yang menembus batas, wara’, tawadhu’ dan penuntun spiritual serta teladan adab, bagi para pejalan “suluk ilallah”.
Dari ketawadhuan beliau ini, seakan-akan kita diajarkan bahwa siapa yang rendah hati akan ditinggikan Allah dan siapa yang tinggi hati, akan direndahkan Allah.
V. Penutup
Haul adalah tradisi Islam, yang mengandung spirit Alquran. Menghadiri majelis haul, kita akan mereguk banyak hikmah dan kenikmatan spiritual.
Di majelis haul kita merasakan keagungan Allah, denyut spiritual dari energi dzikir, lantunan Alquran, sholawat Nabi, du’a biddu’a, energi persaudaraan dan menyerab energi sejarah yakni meneladani perjuangan para Wali-Wali Allah. Itulah diantara hikmah dan keutamaan yang dapat kita rasakan dari menghadiri haul Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi.
Penulis mengajak kita semua, apalagi kepada kita yang memiliki jalur silsilah keruhanian ke beliau. Dalam berbagai kesempatan tausiah di berbagai majelis di Sumut bahkan di Riau, penulis selalu menegaskan bahwa kita ini semua dari guru-guru kita adalah murid Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi, untuk itu kita harus menjaga adab dan mahabbah yang kuat ke Babussalam [Besilam].
Mari kita hadiri, kita ajak keluarga, saudara dan umat agar menyenangi majelis haul ini. InsyaAllah dengan hati tulus, kita akan dipertautkan Allah dengan para kekasih Allah, berkumpul bersamanya di jannah dan doa-doa kita di-ijabah Allah. Berkah karomah Syekh Abdul Wahab Rokan. Al-fatihah. S a l a m
Sumber : KH. Fuad Said, “Sejarah Syekh Abdul Wahab Tuan Guru Babussalam”, Pustaka Babussalam. Dan dari berbagai sumber autentik lainnya.
(Tulisan ini didedikasikan menyambut Haul ke (99) Syekh Abdul Wahab Rokan al-Khalidy Naqsyabandi Tuan Guru Besilam sebentuk mahabbah kepada Wali Allah)