Asaberita.com – Medan – Koordinator Forum Aktifis ‘98 Sumut Muhammad Ikhyar Velayati Harahap menilai deklarasi Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI) menunjukkan kebencian kepada Presiden Joko Widodo. Deklarasi KAMI yang direncanakan pada Selasa (18/08/2020) itu, dapat menyulut berkembangnya SARA di Indonesia.
“KAMI dideklarasikan bukan menyelesaikan persoalan bangsa, tapi sebaliknya justru malah menambah masalah bangsa,” kata Ikhyar Velayati Harahap kepada wartawan di Medan, Minggu malam (16/08/2020).
Ikhyar mengatakan sejumlah tokoh yang melibatkan diri dalam deklarasi tersebut, seperti Din Samsuddin, Rocky Gerung, Said Didu, Jendral Gatot Nurmantyo dan beberapa tokoh oposisi yang menginisiasi pembentukan KAMI tersebut, dikenal sebagai tokoh anti Joko Widodo. Jadi, lanjutnya, tokoh yang terlibat sebagian besar politisi dan agawan.
Dia menegaskan, kehadiran KAMI akan menambah sederetan masalah bangsa ini. Konflik SARA dan politik identitas justru semakin mengental ketika KAMI sudah dideklarasikan. Karena itu, dia mendesak pemerintah segera bersikap dan memantau pergerakan organisasi tersebut.
“KAMI tidak akan bisa menyelesaikan masalah, tetapi mereka justru bagian dari masalah bangsa ini, karena para tokoh yang bergabung dalam KAMI dikenal masyarakat sebagai kelompok anti Jokowi yang bertanggung jawab terhadap maraknya isu SARA dalam pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2019,” ungkap Ikhyar.
Ikhyar mengatakan bahwa masalah bangsa Indonesia saat ini adalah politik SARA dan tergerusnya persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
“Justru masalah bangsa saat ini maraknya intoleransi, menyusupnya ideologi trans nasional di berbagai elemen dan institusi yang berdampak pada tergerusnya nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta menipisnya rasa kebangsaan khususnya di kalangan milineal,” kata Ikhyar.
Ikhyar menambahkan publik sangat mengenal dan familiar dengan elit dan tokoh yang tergabung dalam KAMI. Mereka hamoir seluruhnya dikenal sebagai oposisi Joko Widodo.
Ikhyar menduga kegiatan pergerakan deklarasi KAMI tersebut, nantinua bertujuan untuk mendelegitimasi pemerintahan Joko Widodo lewat politik SARA, bukan untuk kemaslahatan umat apalagi demi bangsa dan Negara.
Sekretaris Forum Deradikalisasi Dan Moderasi Beragama (FDMB) UINSU tersebut itu mengatakan oposisi berbasis kebencian SARA tidak akan mendapat dukungan dari rakyat Indonesia.
“Para manipulator politik yang tergabung dalam KAMI tidak akan pernah menang dan mendapat dukungan dari rakyat,khususnya umat Islam, karena rakyat Indonesia terbiasa sejak dulu bekerja dalam suasana gotong royong dan terbiasa hidup dalam keberagaman suku, agama, ras dan aliran,” kata Ikhyar. ** msj