Nasional

Kasus Covid di Indonesia Tembus 50 Ribu/Hari, Pemerintah Minta Bantuan Dunia

×

Kasus Covid di Indonesia Tembus 50 Ribu/Hari, Pemerintah Minta Bantuan Dunia

Sebarkan artikel ini
Menko Luhut
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)
Menko Luhut
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)

Asaberita.com, Jakarta – Kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah menembus angka 50 ribu lebih. Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pemerintah sudah meminta bantuan dunia internasional.

Pada Rabu (14/7) kemarin, angka kasus positif Covid-19 mencapai 54 ribu lebih hanya dalam satu hari. Tertinggi sepanjang penyebaran Covid-19 di Indonesia. Masuknya varian Delta, ditengarai sebagai penyebab tingginya kasus, karena varian ini disebut sangat cepat penyebarannya.

Cepatnya penyebaran Covid-19 varian Delta di Indonesia, membuat pemerintah kelabakan dan harus meminta bantuan dunia Internasional untuk mengatasinya.

Pemerintah pun menurut Luhut, sudah mendapatkan bantuan dari dunia Internasional. Bantuan itu datang dari negara Jepang, Singapura, China, Uni Emirat Arab (UEA) hingga Australia. Dikatakan Luhut, bantuan yang datang dan diterima berupa vaksin Covid-19 hingga oksigen.

“Kami sudah menerima bantuan internasional. Semua sudah kita lakukan untuk mengatasi pandemi ini. Jadi jangan dibilang kita tidak berbuat. Semua tentu sudah kita lakukan, bertahap, bertingkat dan berlanjut,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual melalui Youtube, Kamis (15/7).

“Ini anda lihat negara-negara yang sudah kita hubungi dan mereka sudah jalan. Dari Singapura, dari United Emirat Arab juga dari Tiongkok, dari Australia juga dan lokal produk kita sendiri pun sudah ada membuat ventilator,” tuturnya.

“Termasuk oksigen konsentrator yang di Jogja itu sudah kita dorong juga, kita manfaatkan juga untuk membangun industri dalam negeri,” lanjut Luhut.

Berikut daftar bantuan Internasional:

Bantuan internasional
List bantuan Internasional (Foto: tangkapan layar YouTube Kemenko Marves)
Bantuan
 (Foto: tangkapan layar YouTube Kemenko Marves)

Luhut menjelaskan, bantuan itu akan disebar di semua rumah sakit di Indonesia. Dia berharap bantuan yang diterima itu bisa membuat fasilitas rumah sakit di Indonesia menjadi semakin baik.

“Semua bantuan ini juga sudah kami laporkan ke Presiden dan kita berdoa supaya Covid ini segera berakhir. Bantuan ini kita sebar ke semua rumah sakit, sehingga bed rasio kita yang tadinya 1/1000 dengan ini kita bisa 1,6/1000. Jadi artinya fasilitas rumah sakit kita akan makin baik termasuk oksigen konsentrator dan sebagainya tadi,” papar Luhut.

BACA JUGA :  Kasus COVID-19 di Indonesia Bertambah Jadi 450 Positif, 38 Meninggal

Dia melanjutkan, pemerintah juga telah menerima sumbangan atau donasi dari pihak swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri. Luhut menegaskan, bahwa sumbangan yang datang semuanya berbentuk barang yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19.

Impor 4 Jenis Obat

Dikesempatan yang sama, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, untuk mengatasi dominasi Covid-19 varian Delta, yang sebagian besar berada di Pulau Jawa, pemerintah telah mempersiapkan dan melakukan berbagai langkah agar virus ini tidak semakin berkembang, mengingat per harinya kenaikan kasus terus terjadi.

Luhut memaparkan untuk pemenuhan obat, selain obat dari dalam negeri, sejumlah obat juga didatangkan dari luar negeri.

“Pemenuhan obat-obatan ini juga sangat penting kita lakukan. Dan untuk pemenuhan obat ini ada beberapa yang diterbangkan dari berbagai negara. Kita carter pesawat untuk membawa obat ini seperti misalnya Interleukin-6 Tocilizumab. Ini obat mahal yang kita impor,” kata Luhut.

Dari laman presentasi yang ditampilkan, tampak empat jenis obat yang didatangkan dari luar negeri, yaitu: Intravenous immune globulin (IVIG), Interleukin-6 Tocilizumab: 39.000 vials, Remdisivir dan Favipiravir.

Sebelumnya, Luhut berpesan agar masalah kemanusiaan ini tidak dipolitisasi. Luhut mengatakan dalam menangani pandemi Covid-19 pemerintah mendengarkan masukan dari berbagai pihak.

“Jangan ada dipolitisasi, please. Saya titip, ini masalah kemanusiaan, kalau Anda punya hati, jangan dipolitisasi. Makin Anda bawa macam-macam, itu bisa membawa nyawa orang pergi dan orang di sekeliling kita banyak yang sudah pergi gara-gara ini, yang kita kenal,” kata Luhut.

Naik Tajam

Dalam paparannya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan menunjukkan grafik perkembangan kasus virus Corona (Covid-19) di Indonesia. Pada grafik tersebut, terlihat peningkatan kasus saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

BACA JUGA :  Cendikiawan Muslim Sumut : Koalisi NU - Nasionalis Keniscayaan Sejarah

“Perubahan, ada kenaikan selama PPKM ini 44,51 persen. Harian kemarin 54 ribu sekian, Ini menjadi angka tertinggi, bisa saja masih naik,” katanya dalam konferensi pers di akun YouTube Kemenko Marves, Kamis (15/7).

Luhut menyebut, sebelum PPKM Darurat, kasus virus Corona masih bisa dikendalikan. Namun, kasus meningkat tajam setelah ada varian Delta masuk ke Indonesia.

“PSBB satu dan PSBB dua, PPKM Kabupaten/Kota, PPKM Mikro sebenarnya naik, tapi masih terkendali. Masuk varian Delta, (ada) peningkatan kasus,” ucap Luhut.

Grafik kasus Covid
Grafik perkembangan kasus virus Corona di Indonesia (Foto: Tangkap layar video)

Dilihat dari grafik yang dipaparkan Luhut, kasus Covid-19 di Indonesia terjadi naik turun. Sebelum puncak kasus di PPKM Darurat, kasus di Indonesia pernah mengalami puncak pada Februari 2021, saat PPKM Kabupaten/Kota.

Puncak kasus di Februari 2021 adalah sekitar 12 ribuan kasus. Saat itu, masyarakat telah melewati libur panjang akhir tahun natal dan tahun baru pada Desember 2020, dan Januari 2021.

Setelah itu, kasus di Indonesia memiliki tren turun. Namun, kembali naik pada Juni dan Juli 2021. Ada tren menanjak secara signifikan. Hingga akhirnya puncak kasus di Indonesia terjadi pada Rabu (14/7) dengan 54.517 kasus. (dtc/has)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *