
Asaberita.com, Medan – Pembubaran panitia peringatan Hari Buruh Sedunia atau May Day 2023 Sumatera Utara yang digelar beberapa waktu lalu berlangsung ricuh. Pasalnya, sejumlah anggota serikat pekerja/serikat buruh mempertanyakan laporan keuangan dan pertanggungjawaban panitia yang dinilai tak transparan.
Sebelumnya, dalam musyawarah Serikat Pekerja/Serikat Buruh se Sumut yang digelar di Kantor Disnaker Sumut yang dihadiri oleh Kadisnaker Sumut Ir Abdul Harus Lubis MSi, pada 16 Maret 2023 lalu, Donal P Sitorus SH (Ketua), Irpan Suwandi SH (Sekretaris) dan Martin Silitonga (Bendahara) dari KSPSI dipercaya sebagai panitia untuk menggelar hajatan peringatan Hari Buruh Sedunia itu di Sumut.
Kegiatan ini pun mendapat support dari Pemprov Sumut melalui Disnaker Sumut, Polda Sumut dan sejumlah Perbankan yang turut membantu dalam hal pendanaan pelaksanaan peringatan May Day 2023. Belum lagi hasil penyebaran proposal kegiatan pada sejumlah perusahaan yang ada di Sumut dan donatur lainnya.
Peringatan May Day 2023 Serikat Pekerja/Serikat Buruh di Sumut sendiri telah dilaksanakan di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut di Jalan Sudirman Medan, pada 1 May 2023 lalu.
Namun lebih dari sebulan peringatan May Day telah digelar, tidak ada acara pembubaran panitia dan laporan pertanggung jawaban dari panitia. Baru setelah ada desakan dari serikat pekerja/serikat buruh dan juga adanya permintaan dari Disnaker Sumut yang diwakili Makmur Tinambunan selaku KUPT 2, agar panitia May Day 2023 dibubarkan, barulah rapat pembubaran panitia digelar.
Tapi pada rapat itu, anggota serikat pekerja/serikat buruh menilai panitia tak transparan dalam laporan pertanggung jawaban (LPJ) serta laporan keuangannya. Mereka menilai panitia tidak membuat LPJ kegiatan May Day secara lengkap, demikian juga dalam hal pemasukan dan pengeluaran dana, dimana panitia dalam selembar kertas melaporkan bahwa pemasukan dana hanya bersumber dari beberapa instasi, termasuk didalamnya Polda Sumut dan Bank Sumut.
Menurut sejumlah anggota serikat pekerja/serikat buruh yang minta namanya tak disebutkan, mereka menduga uang masuk untuk kegiatan itu jauh lebih besar dari apa yang dilaporkan panitia. Karenanya mereka meminta agar panitia transparan dan melakukan perbaikan atas LPJ kegiatan dan laporan keuangannya.
“Masak LPJ nya hanya selembar kertas uraian uang masuk dan keluar saja, dan laporan keuangan itu pun kita pertanyakan, karena kami menduga uang masuk untuk kegiatan itu jauh lebih besar dari yang dilaporkan,” ucap salah seorang anggota serikat buruh.
Karena itulah, ucap sumber itu, rapat pembubaran panitia May Day itu jadi ricuh. Rapat pembubaran panitia itu tak ada kesimpulan dan keputusannya, LPJ panitia belum diterima oleh serikat pekerja/serikat buruh dan hingga kini masih belum jelas apakah panitia May Day itu sudah dibubarkan atau belum.
“Tapi anehnya, disaat LPJ panitia dalam pelaksanaan May Day dipertanyakan, panitia malah berusaha mengalihkan isu dengan membagi-bagi sekitar 200 paket sembako yang sudah disiapkan di Kantor Disnaker Sumut. Ini ada apa dan apa ada…?” tanya anggota serikat buruh itu. (red/bs)