DELISERDANG – Hikisia Laia, atau akrab disapa Kia, adalah sosok muda dengan tekad baja yang tengah mempersiapkan diri menghadapi salah satu ajang olahraga paling bergengsi di Indonesia, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Kia bukan sekadar atlet biasa; ia adalah simbol pengorbanan dan dedikasi.
Sebagai anak seorang petani karet dari Nias Selatan, Kia rela menunda karier di dunia medis demi mengejar mimpinya di lapangan gateball. Lahir pada 31 Desember 1997, ia awalnya tak membayangkan dirinya akan menjadi bagian dari tim Sumatera Utara (Sumut) yang siap berlaga di PON.
Gateball, olahraga yang belum sepopuler sepak bola atau bulu tangkis, baru dikenalnya pada usia 20 tahun. “Saat kuliah keperawatan di Universitas Sari Mutiara, saya dikenalkan gateball oleh seorang teman. Awalnya bingung, tapi lama-lama jatuh cinta pada olahraga ini,” kenang Kia.
Gateball, yang mirip dengan kroket, menuntut presisi, strategi, dan kerjasama tim. Meski tergolong baru di olahraga ini, Kia berlatih dengan sungguh-sungguh, menjadikannya sebagai jalan meraih prestasi. Bersama tim kampusnya, ia mengikuti berbagai turnamen, termasuk Piala Rektor Universitas Negeri Medan.
Namun, titik balik dalam karier gateball-nya terjadi pada Kejuaraan Nasional Gateball 2019, di mana Kia bersama tim Sumut berhasil membawa pulang medali perak di nomor beregu. Prestasinya terus berlanjut, dengan meraih medali perak pada Kejurnas 2021 di Jakarta, serta emas di Bali untuk nomor beregu campuran, dan emas di Jambi untuk nomor triple mix.
Meski telah lulus kuliah, Kia memilih menunda karier di dunia medis demi memfokuskan diri pada PON XXI 2024. “Saya sudah selesai kuliah, tapi saat ini PON adalah prioritas. Setelah PON selesai, baru saya akan fokus pada karier di dunia medis. Impian saya tetap ingin bekerja di rumah sakit, tapi sekarang Sumut adalah yang utama,” ungkapnya penuh keyakinan.
Bersama 26 atlet tim Gateball Sumut, Kia dan rekan-rekannya terus berlatih keras untuk menghadapi rival-rival berat seperti tim dari Jawa, Sulawesi, dan Bali. Namun, Kia tetap optimis bahwa Sumut mampu bersaing dengan siapapun. “Semua tim sama-sama berlatih keras, jadi tidak ada yang bisa merasa lebih unggul sebelum bertanding,” tegasnya.
Tim Gateball Sumut menargetkan dua medali emas, dan Kia yakin, dengan latihan yang terus menerus, target tersebut bisa tercapai. “Kami fokus di nomor beregu campuran, karena Sumut punya andalan di sana,” tutup Kia dengan senyum penuh harap.
Dalam perjalanan hidupnya, Hikisia Laia memperlihatkan pelajaran tentang pengorbanan, komitmen, dan cinta pada daerah. Setelah PON XXI 2024 usai, dunia medis akan menyambutnya dengan penuh bangga; sebuah babak baru dalam hidupnya yang akan ia mulai dengan kebanggaan atas prestasi yang telah diraih. (ABN/bs)