
Asaberita.com – Medan – Sebanyak 65 dosen Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Islam Negeri Sumatera (UINSU) Medan, mengikuti sosialisasi konsep wahdatul-ulum sebuah paradigma transdispliner yaitu penggabungan antara ilmu umum dan agama, yang digelar di Aula Fakultas Syariah UINSU Medan, Kamis (30/01/2020).
Hadir dalam acara sosialisasi tersebut, Dekan FIS UINSU Prof Dr Ahmad Qorib MA, Wakil Dekan I Dr Muhammad Dalimunte MHum, Wakil Dekan II Fauziah Lubis SH MHum, Wakil Dekan III Dr Muhammad Faisal Hamdani MAg dan para ketua, sekretaris program studi di lingkungan FIS UINSU.
Tampil sebagai nara sumber pada sosialisasi konsep wahdatul-ulum tersebut dari Tim Pusat Transdisipliner UIN Sumut di antaranya, Drs Parlihutan Siregar MA, Dr Aisyah Simamora MA, Dr Siti Halimah MPd dan Dr Ali Murthado M.Hum. Masing-masing nara sumber memberi materi sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing yang disusun dalam konsep wahdatul-ulum.
Parluhutan Siregar menyampaikan konsep wahdatul-ulum merupakan bagian paradigma untuk mewujudkan sebuah tindakan dalam berpikir. Konsep ini menurut dia, sangat tepat direalisasikan di kampus PTKIN terutama kampus IAIN yang berubah nama menjadi UIN.
“Rujukan dasar paradigma wahdatul-ulum bersumber dari Alquran dan Hadits. Kemudian dilakukan penjabarannya oleh para filosof yang memegang prinsip doktrin tauhid,” kata Parluhutan.
Dikatakan, prinsip tauhid diawali dari pengakuan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Dalam hubungannya dengan alam semesta, konsep tauhid menegaskan bahwa Tuhan adalah pencipta, pengatur dan pemusnah alam semesta ini.
Kemudian dia mengatakan, prinsip tauhid juga mencakup lima kesatuan, yaitu; kesatuan Tuhan, kesatuan alam, kesatuan kebenaran, kesatuan hidup dan kesatuan umat manusia.
Sosialiasi konsep wahdatul-ulum tersebut, menurut Siti Halimah dan Ali Murthado untuk implementasi kurikulum berdasarkan mata kuliah yang ada di kampus UINSU.
Baik Halimah dan Ali Murthado mengakui masih perlu pengkajian dan workshop yan lebih spesipik agar konsep wahdatul-ulum itu secepatnya direalisasikan di kampus.
“Target yang diharapkan dalam konsep wahdatul-ulum, mahasiswa memahami dan menguasai bukan hanya disiplin ilmunya saja, tetapi lebih dari itu memahami teks disiplin ilmu yang disesuaikan dengan konteks kekininia,” katanya. ** msj