TGB Syekh DR Sabban Rajagukguk: Saya Bangga Forkaman Peduli Wabah Covid-19

Forkaman

Forkaman

Asaberita.com – Siantar – Wabah virus corona atau covid-19 telah menjadi bencana dunia. Puluhan ribu orang telah meninggal dunia akibat virus ini. Indonesia termasuk negara yang turut merasakan kekhawatiran ini.

Bacaan Lainnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengajak seluruh elemen dan mengerahkan seluruh kekuatan untuk menghadapi virus corona yang telah mewabah ke hampir 200-an negara.

Wabah covid-19 telah membuat dunia mencekam, mengkhawatirkan dan Indonesia turut serta merasakan itu. Corona telah membuat dunia terasa sunyi, diam menakutkan dan kehidupan terasa sepi. Bahkan tempat-tempat ibadah ikut terasa sunyi, sepi bahkan ada yang ditutup karena virus ini.

Seluruh elemen bangsa turut menunjukkan kepeduliannya. Antara lain, “Forum Komunikasi Alumni MAN (FORKAMAN) Pematang Siantar.

Forkaman

“Terus terang, saya amat bersyukur dan berbangga hati atas empati kemanusiaan Forum Komunikasi Alumni MAN (FORKAMAN) Pematang Siantar yang di nahkodai Muhammad Novrizal, SThI dalam kepeduliaan terhadap wabah covid-19.” Ungkap Tuan Guru Syekh Dr Ahmad Sabban elRahmaniy Rajagukguk MA, selaku Dewan Penasehat dan juga tokoh agama Sumatera Utara, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/4/2020).

Dikatakannya, apa yang pernah mereka cita-citakan bahwa Forkaman hadir menjadi paguyuban yang kontributif terhadap empati kemanusiaan, selalu dapat di-jalankan.

Apalagi Forkaman bukan organisasi partai, bukan lembaga profit dan bisnis, bukan lembaga yang memiliki sumber kas tetap. Melainkan hanya paguyuban alumni, namun tetap memilki semangat yang tinggi untuk menjemput ikhtiar dan kerjasama kemanusiaan dari berbagai elemen untuk bisa turun ke masyarakat untuk membantu.

BACA JUGA :  Relawan Laskar Setia Ganjar Gelar Turnamen Cup Sepak Bola U-23

Tentu belum banyak yang dilakukan tetapi ini sudah jauh lebih berbuat dari organisasi setara lainnya. Forkaman berbuat, murni kesadaran kemanusiaan itu sendiri. Bahwa kepeduliaan adalah salah karakter yang dicintai Tuhan.

“Dalam catatan saya, empati kemanusiaan itu sudah jauh hari dilakukan. Mulai dari empat kemanusiaan peduli pelistina, peduli orang sakit yang lemah, berbagi sembako, program shedeqah nasi setiap jumat yang terus berjalan sampai sekarang dan saat ini peduli covid-19.” Ungkap TGB, yang juga tokoh spiritual dan dosen S3 Program Doktor UIN SU.

Ketika berbagai elemen telah berbuat untuk peduli terhadap wabah covid-19 vrus corona ini. Forkaman terasa terpanggil untuk turut serta ber-empati. Saudara Ketua Muhammad Novrizal, langsung bergerak, menggugah hati kita para alumni dan para dermawan yang berkenan membantu seadanya.

Ini mungkin belum begitu besar tetap dengan hati yang tulus, insyaAllah semua terasa besar dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. InsyaAllah juga besar pahalanya disisi Allah.

Forkaman

Wabah covid-19 virus corona telah membuat banyak saudara kita mengalami kesulitan dan kesusahan. Tentu ini membuktikan bahwa rumah Tuhan yang sesungguhnya adalah hati kita. Rumah ibadah boleh tutup, tetapi hati kita, pintu hati manusia justru dituntut untuk tetap terbuka. Forkaman hadir untuk tetap memastikan hati kita terus terbuka untuk kemanusiaan, sebab disitulah Tuhan hadir sesungguhnya.

Forkaman peduli covid-19 ini, telah melakukan berbagi sembako, berbagi masker dan penyuluhan edukasi. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan peran keummatan dan kemanusiaan. Bagi Muslim, musibah adalah bahan muhasabah. Yakin apapun yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah. Tugas kitalah untuk memaknainya.

BACA JUGA :  Dihadiri Co-Capt Timnas AMIN, Abyadi Siregar Kukuhkan Korda MU Perubahan Kota Medan 

Bagi jiwa-jiwa yang beriman, sangat mudah untuk tunduk akal dan jiwanya. Meyakini bahwa musibah yang tak kunjung usai ini terjadi atas kehendak sang Kuasa. Kita harus meningkatkan kepeduliaan. Ketika alam semesta berbisik, manusia selalu abai. Bahkan ketika alam berteriak marahpun manusia masih abai dan lebih suka playing victim.

Korban bencana alam, begitu sebutannya. Padahal alam dan bumi adalah korban manusia. Forkaman dengan peran seadanya hadir untuk merenungi itu. Sebab harus dengan cara seperti apa alam menyampaikan pesannya supaya manusia bisa paham?

“Salah satu sumber bencana adalah dikarenakan sikap manusia yang tak memperhatikan dan peduli terhadap alam serta sesama. Krisis iman yang berdampak pada krisis kemanusiaan telah membawa manusia kepada kesombongan, egoisme, individual dan cenderung zholim.

Untuk itu, Forkaman mengajak seluruh elemen bangsa turut ber-empati, ikuti anjuran pemerintah, perduli kebersihan, saling berbagi dan mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan Maha Kuasa.” Ungkap Muhammad Novrizal STHi selaku Ketua Umum Forkaman. (asa/has)

Forkaman

Loading

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *