Medan – Dewan Pengurus Cabang (DPC) Perhimpuan Advokat Indonesia (Peradi) Kota Medan menggelar acara diskusi publik di Hotel Emerald Garden Medan, Jalan Kl Yos Sudarso. DPC Peradi Medan menjadi organisasi yang pertama mengadakan diskusi publik dengan mengundang tiga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan.
Pada kegiatan tersebut hanya dihadiri calon Walikota Medan Prof Ridha Dharmajaya. Sementara dua calon Walikota dan Wakil Walikota Medan lainnya yaitu Rico Waas-Zakiyuddin dan Hidayatullah-Yasir Ridho tak menghadiri undangan dari DPC Peradi Medan.
“Kita sebagai organisasi pertama yang mengadakan ini. Memang pasti calon akan mengatakan ini bukan wadah resmi diskusi, tapi ingat, tidak hanya KPU diskusi, tapi masyarakat itu butuh edukasi. Ada organisasi yang memfasilitasi tapi tidak hadir untuk apa. Apa mau kita buat,” kata Ketua DPC Peradi Medan Dwi Ngai Sinaga SH MH, Jum’at (13/9/2024).
Kemudian, Dwi Ngai juga menjelaskan pada diskusi publik yang diadakan meraka tersebut agar masyarakat bisa melihat pemimpin yang mempunyai mental. Dwi juga berharap pada kegiatan itu, DPC Peradi Medan juga berharap kegiatan yang diadakan meraka bisa mengedukasi masyarakat.
“Kita sebagai advokat ini sangat bangga dengan kegiatan ini. Kita langsung terjun ke masyarakat kita langsung mengedukasi. Harapan kita kedepan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat pemilih lebih cerdas mana yang layak, saya to the point saja terkait layak tidak layak. Ke mental dulu, untuk dua yang tidak berani hadir pada hari ini. Seseorang pemimpin itu harus bermental, jadi harapannya masyarakat bisa cerdas memilih,” ucap Dwi Ngai.
Pada kegiatan itu, Dwi Ngai juga mengapresiasi panitia yang telah berhasil melangsungkan kegiatan tersebut yang terlaksana dengan baik dan seluruh elemen hadir.
Selain mengundang pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Medan, DPC Peradi Medan juga mengundang
dua Akademisi yakni Prof Dr Maidin Gultom dan Dr Janpatar Simamora serta praktisi hukum Dr Burhan Sidabariba.
Sementara itu, pada kegiatan tersebut Prof Ridha Dharmajaya menyampaikan beberapa gagasannya. Ridha bercerita saat blusukan ke suatu daerah. Dia melihat ada anak kurang gizi karena rambutnya pirang. Hal ini, menurutnya, dikarenakan bapaknya ngelem dan terlilit utang rentenir.
“Hari ini profesi miskin terbanyak adalah nelayan. Solar mahal, masalah izin tangkap dan penjualan ikan. Kalau orang tua mampu, gak mungkin anaknya kurang gizi. Anak anak muda sekarang terjebak prostitusi karena gaya hidup, seperti mau beli gadget mahal. Nah, kalau orangtuanya mampu, anaknya gak mungkin terjebak seperti itu,” jelasnya.
Selanjutnya, Ridha berbicara mengenai olahraga untuk anak SD dan SMP yang terbaik adalah berenang. Dengan berenang, sambung Ridha, anak bakal memiliki pertumbuhan yang bagus. “Sedangkan mengenai kesehatan, ada peluang industri. Pemerintah kota perlu punya kemampuan untuk industri yang punya penghasilan, jadi kita tak perlu bergantung dari pajak,” pungkasnya.
Soal pembangunan, Ridha menyampaikan bahwa secara prinsip kalau menyangkut kepentingan umum dan ada pendapat ahli yang mendukung agar pembangunan dilanjutkan, tentu hal itu akan diprioritaskan.